Konten dari Pengguna

Memahami Arti Shabwah dan Sosok Pemuda yang Dikagumi Allah SWT

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
8 September 2023 8:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi berdoa. Foto: Nong2/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi berdoa. Foto: Nong2/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Shabwah adalah sebutan untuk seorang pemuda yang tidak mengikuti hawa nafsunya. Istilah ini pernah disebutkan dalam sebuah hadits yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:
ADVERTISEMENT
“Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah.” (HR. Ahmad)
Berdasarkan hadits tersebut, para ulama juga mendefiniskan shabwah sebagai hasrat dan kecondongan untuk menyimpang dari kebenaran. Artinya, pemuda yang memiliki shabwah cenderung senang mengikuti hawa nafsunya yang liar.
Hal ini tidak diperkenankan dalam Islam. Karena apabila tidak dikendalikan, hawa nafsu tersebut bisa mengarah pada perbuatan dosa dan maksiat.
Pembahasan tentang shabwah ini sebenarnya sudah banyak dijelaskan dalam kitab shahih. Seperti apa? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Pengertian Shabwah dalam Islam

Ilustrasi berdoa. Foto: Shutterstock
Mengutip buku Raudhatul Muhibbin karya Ibnul Qayyim, secara bahasa, kata ash-shabwah atau ash-shiba termasuk dalam istilah cinta. Beberapa orang juga menyebutnya sebagai ungkapan lain dari kerinduan.
ADVERTISEMENT
Namun, kata ash-shabwah mengalami beberapa kali perubahan seperti tashaba, shaba, yashbu, shabwah, dan shubuww. Semua istilah tersebut mengacu pada arti “kecenderungan pada kebodohan”.
Artinya, shabwah ini adalah istilah yang menggambarkan kecenderungan terhadap hal-hal yang tidak benar, hawa nafsu, dan kebodohan. Apabila memiliki sifat ini, dikhawatirkan seseorang akan menuju ke jalan yang sesat.
Allah SWT begitu mengagumi pemuda yang tidak memiliki shabwah. Sebab, biasanya pemuda tersebut akan membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.
Dijelaskan dalam buku Berfilsafat Sebelum Tidur karya Syafiq Muhammad (2023), kagumnya Allah SWT terhadap pemuda tersebut digambarkan seperti seorang musafir yang kehausan dan menemukan mata air. Dia begitu senang dan gembira terhadapnya.
Para pemuka agama mengatakan bahwa orang yang sudah tua dan ahli ibadah itu baik, namun pemuda yang tekun ibadah jauh lebih baik. Artinya, jiwa dan raganya yang masih bugar digunakan dengan benar.
ADVERTISEMENT
Rasulullah SAW bersabda: “Ada 7 golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya, yaitu seorang pemuda yang tumbuh dan ibadah kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim)

Cara Mengendalikan Shabwah

ilustrasi berdoa. Foto: Billion Photos/Shutterstock
Dalam Kitab Minhajul Abidin karya Imam Ghazali, disebutkan bahwa ada tiga cara untuk mengendalikan shabwah atau hawa nafsu, yakni sebagai berikut:

1. Mengekang syahwat dan keinginan

Caranya yaitu dengan rutin berpuasa. Abu Sulaiman Ad-Daroni pernah mengatakan bahwa kunci dunia adalah kenyang dan kunci akhirat adalah lapar.
Allah SWT memberikan hikmah pada orang-orang yang berpuasa dan menjadikan kebodohan atau maksiat pada mereka yang kenyang. Dalam hal ini, makan kenyang dan nafsu adalah dua komponen yang saling terhubung.
ADVERTISEMENT

2. Memperbanyak ibadah

Ini bisa dilakukan dengan mengurangi jam tidur dan memperbanyak dzikir, munajat kepada Allah, sholat malam, dan ibadah lainnya. Namun jika tidak tidur justru memunculkan potensi maksiat, maka sebaiknya tidur saja.

3. Memohon pertolongan Allah

Seorang Muslim dianjurkan untuk senantiasa memohon pertolongan kepada Allah agar dijinakkan hawa nafsunya. Sehingga, ia bisa menghindari maksiat dan perbuatan dosa.
(MSD)