Konten dari Pengguna

Mengenal Apa Itu Angin Duduk, Gejala Penyakit Jantung Klinis

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
9 Agustus 2024 12:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi angin duduk. Foto: shutterstock.com.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi angin duduk. Foto: shutterstock.com.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Angin duduk menjadi salah satu penyakit yang cukup mematikan di kalangan masyarakat. Penyakit ini sering dikaitkan dengan gejala masuk angin disertai dengan nyeri yang luar biasa. Lalu, apa itu angin duduk menurut medis?
ADVERTISEMENT
Artikel ini akan mengungkap pengertian apa itu angin duduk lengkap dengan penyebabnya. Dengan begitu, Anda bisa melakukan berbagai pencegahan untuk menghindari penyakit tersebut.

Apa Itu Angin Duduk?

Ilustrasi apa itu angin duduk. Foto: shutterstock.com.
Angin duduk sering kali dikaitkan dengan berbagai mitos yang ada di kalangan masyarakat. Istilah angin duduk sangat umum di kalangan suku Jawa, terutama Jawa Tengah dan Yogyakarta. Angin duduk dikenal sebagai penyakit masuk angin dengan gejala yang parah.
Penyakit ini digambarkan dengan gejala nyeri dada, keringat dingin, perut kembung, ulu hati terasa ditusuk-tusuk yang menimbulkan rasa mual.
Dalam buku Ensiklopedia Macam-Macam Penyakit: Ablasi Retina hingga Autisme karya Atma Endris, di dunia kedokteran istilah angin duduk identik dengan penyakit jantung disebut sindroma koroner akut (SKA).
ADVERTISEMENT
Angin duduk merupakan manifestasi klinis penyakit jantung koroner dan serangan jantung yang paling sering mengakibatkan kematian.

Gejala Angin Duduk

Ilustrasi gejala angin duduk. Foto: shutterstock.com.
Gejala utama angin duduk adalah nyeri dada yang dalam bahasa medis disebut angina pectoris, yakni suatu gejala berupa serangan nyeri dada dan seluruh tubuh. Nyeri ini disebabkan oleh otot jantung yang tidak menerima oksigen dari aliran darah.
Menyadur laman Radiology Info, angina terbagi menjadi dua jenis, yaitu angina stabil dan tidak stabil. Angina stabil merupakan jenis nyeri yang muncul dan berkembang selama aktivitas fisik.
Nyeri tersebut berlangsung dalam waktu singkat sekitar lima menit saat aktivitas fisik berakir. Sementara angina tidak stabil merupakan jenis nyeri dada yang kurang umum dan bisa bertahan lebih lama dengan gejala yang lebih parah.
ADVERTISEMENT
Menyadur buku Cek Kesehatan Anda: Pria Usia 50 Tahun karya Srikandi Waluyo, Menurut Prof. Dr. dr Teguh Santoso, SpPD, variasi rasa nyeri tersebut akan meningkat setelah 15 menit pertama.
Gejalanya meliputi nyeri dada, seperti ditekan atau diremas-remas, menjalar ke leher, dada serasa terbakar disertai sesak napas, dan keringat dingin berbulir besar. Bahkan kembung dan rasa sakit yang ada di ulu hati rasanya seperti sakit mag yang luar biasa.
Angin duduk atau angina bisa terjadi kapan saja, bahkan saat seseorang sedang istirahat. Penderita yang sedang kambuh dengan gejala-gejala yang telah disebutkan, bisa meninggal dalam waktu 15-30 menit.

Penyebab Angin Duduk

Ilustrasi penyebab angin duduk. Foto: unsplash.com.
Sejauh ini, angin duduk lebih banyak menyerang pria dewasa dengan pola makan sembarangan dan memiliki gaya hidup yang tidak sehat. Masih dari sumber yang sama, penyebab utama dari angin duduk yaitu adanya penyempitan pada pembuluh darah jantung.
ADVERTISEMENT
Penyempitan tersebut menyebabkan sebagian jantung tak mendapat suplai oksigen dan nutrisi yang cukup. Akibatnya, pasokan darah ke jantung tak bisa seimbang.
Jika dibiarkan dan tak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otot jantung lebih parah yang akhirnya menjadi penyebab kematian.
Adapun faktor yang menyebabkan munculnya angin duduk meliputi tingginya kolesterol, diabetes, hipertensi, stres, obesitas, kebiasaan merokok, kurang olahraga, hingga kebiasaan mengonsumsi alkohol yang berlebihan.

Pertolongan Pertama Angin Duduk

ilustrasi pertolongan pertama angin duduk. Foto: istock.com.
Banyaknya kasus kematian yang disebabkan oleh angin duduk lantaran penderita tidak cepat memeriksakan diri saat sering mengalami gejala tersebut.
Jadi, ketika mengalami gejala-gejala di atas dianjurkan untuk tidak melakukan berbagai aktivitas fisik apa pun termasuk hubungan seksual.
ADVERTISEMENT
Menyadur buku Bahan Ajar Biofisika Berbasis Literasi Sains oleh Fina Fakhriyah, dkk., pertolongan pertama angin duduk adalah menghentikan segala aktivitas sesegera mungkin. Segera beristirahat dan mengatur napas agar tubuh terasa lebih rileks.
Selanjutnya, berbaring dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan. Apabila gejala tidak berkurang, segera hubungi petugas medis atau datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk menerima penanganan lebih lanjut.
Menurut Professor Teguh dalam buku Cek Kesehatan Anda: Pria Usia 50 Tahun, satu-satunya cara untuk menolong penderita yang kambuh adalah melonggarkan sumbatan dengan obat antiplatelet dan antikoagulan.
Selanjutnya, petugas medis akan mengantisipasi ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen ke jantung dengan nitrat, betablocker, dan kalsium antagonis sesuai kebutuhan dan kondisi pasien.
ADVERTISEMENT

Diagnosis Angin Duduk

Ilustrasi diagnosis angin duduk. Foto: unsplash.com.
Menyadur laman New York Presbyterian, diagnosis angin duduk dapat dimulai dengan berbagai pemeriksaan tes medis. Umumnya, dokter akan mengajukan pertanyaan tentang riwayat keluarga, apakah memiliki masalah jantung yang berkaitan dengan kondisi genetik.
Selanjutnya, petugas akan melakukan tes darah untuk mengonfirmasi keberadaan enzim tertentu yang mengindikasi kerusakan otot jantung. Adapun tes tambahan untuk melakukan diagnosis angina atau angin duduk, meliputi:

1. Elektrokargiogram (EKG)

Tes ini bertujuan untuk mengamati irama aliran listrik jantung yang dapat bermasalah saat penderita mengalami serangan jantung koroner.
EKG dapat mendeteksi kelainan irama di jantung dan tanda-tanda ketegangan dari penurunan aliran darah ke arteri. Tes ini bisa dilakukan saat tidak beraktivitas atau sambil beraktivitas seperti berjalan atau mengayuh sepeda statis.
ADVERTISEMENT

2. Chest X-Ray

Jenis tes ini bertujuan untuk mengetahui tanda-tanda jantung membesar yang dapat dihubungkan dengan penyakit arteri koroner.

3. Echodiogram

Echodiogram adalah jenis tes yang menggunakan gelombang ultrasound untuk membuat gambar rinci jantung dan organ di sekitarnya. Gambar ini dapat menentukan apakah darah mengalir dengan benar ke jantung atau tidak.

4. Cardiac Computerized Tomography (CT)

Tes ini akan memindai tubuh dari sudut yang berbeda, mengumpulkan gambar jantung, dan dada. Gambar-gambar tersebut kemudian diproses melalui komputer untuk dibuat dengan teknologi 3D terperinci dari penampakan tulang, pembuluh darah, dan jaringan lunak dalam tubuh.

5. Cardiac Magentic Resonance Imaging (MRI)

Tes ini menggunakan gelombang radio untuk menghasilkan pandangan mendalam tentang jantung dan pembuluh darah.

Pencegahan Angin Duduk

ilustrasi pencegahan angin duduk. Foto: pexels.com.
Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah angin duduk ialah menerapkan pola hidup sehat, seperti:
ADVERTISEMENT
(IPT)