Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Apa Itu Jamasan Pusaka dalam Tradisi Keraton Yogyakarta
20 Juli 2023 9:04 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jamasan Pusaka adalah upacara rutin yang dilaksanakan oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta . Jamasan Pusaka juga dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan Siraman Pusaka.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman resmi Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, kata “jamasan” dan “siraman” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti memandikan atau membersihkan. Pada upacara ini, pusaka-pusaka milik Keraton Yogyakarta akan dibersihkan.
Apa Itu Jamasan Pusaka?
Jamasan Pusaka adalah prosesi pembersihan pusaka-pusaka keraton yang dilaksanakan setiap hari Selasa Kliwon pada bulan Sura (Muharram ) atau bulan pertama di kalender Jawa. Jika di bulan Sura tahun itu tidak terdapat Selasa Kliwon, maka pelaksanaan upacara ini dilakukan pada hari Jumat Kliwon.
Selasa Kliwon sendiri merupakan hari yang dipercaya baik oleh tradisi Keraton Yogyakarta untuk menggelar upacara Jamasan Pusaka. Sedangkan Jumat Kliwon dianggap sebagai hari yang baik bagi umat Islam.
Penentuan hari tersebut sudah diputuskan sejak Sultan Agung menciptakan kalender Jawa yang merupakan gabungan antara kalender Saka dan kalender Islam. Jamasan Pusaka ini merupakan upacara yang bersifat sakral.
ADVERTISEMENT
Persiapan yang dilakukan oleh warga Keraton Yogyakarta tidak hanya bersifat fisik, tapi juga rohani. Sebelum bertugas dalam upacara penting ini, para Abdi Dalem Keraton Yogyakarta akan berpuasa dan mandi hingga bersih untuk menyucikan diri.
Para Abdi Dalem juga harus menjaga sikap, perkataan, perbuatan, hingga pemikiran selama upacara Jamasan Pusaka dilaksanakan. Rangkaian Jamasan Pusaka akan diawali dengan Sugengan Ageng.
Pada upacara Sugengan Ageng, doa-doa akan dipanjatkan agar prosesi Jamasan Pusaka dapat berjalan dengan lancar. Sugengan Ageng sendiri dilaksanakan satu hari sebelum upacara Jamasan Pusaka.
Tradisi Jamasan Pusaka hingga saat ini terus dipertahankan dan dilaksanakan setiap tahun oleh Keraton Yogyakarta. Tujuan dari Jamasan Pusaka sendiri adalah untuk menghormati dan merawat pusaka-pusaka dari leluhur.
ADVERTISEMENT
Dengan upacara pembersihan ini, pihak keraton akan mengetahui tanda-tanda kerusakan yang terdapat di pusaka dan langsung ditanganinya. Secara spiritual, upacara Jamasan Pusaka ini bertujuan untuk menyambut datangnya tahun baru Jawa.
Cara Membersihkan Pusaka di Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta memiliki berbagai macam benda pusaka yang diturunkan dari generasi ke generasi. Di keraton, terdapat Tosan Aji (senjata), kereta, bendera, perlengkapan berkuda, gamelan, manuskrip, dan masih banyak lainnya. Benda-benda ini dianggap pusaka karena memiliki peran dalam peristiwa bersejarah di Keraton Yogyakarta.
Pusaka Tosan Aji dibersihkan dengan cairan jeruk nipis agar minyak dan kotoran-kotoran yang menempel pada pusaka selama satu tahun lalu dapat larut. Setelah itu, pusaka akan disiram dengan air hingga bersih.
ADVERTISEMENT
Pusaka kereta dibersihkan dengan cara diguyur menggunakan air yang dicampur dengan irisan jeruk nipis dan air bunga. Kemudian, kereta akan dikeringkan dengan potongan kain mori.
Bagian-bagian yang terbuat dari kaca digosok dengan spiritus, sedangkan bagian yang terbuat dari kulit digosok dengan minyak kelapa. Pusaka berwujud peralatan berkuda dibersihkan dengan sikat dan digosok dengan jeruk nipis.
Pusaka yang berbentuk manuskrip dibersihkan setiap halamannya menggunakan sikat halus. Pusaka bohon beringin yang terdapat di tengah Alun-Alun Utara Yogyakarta dibersihkan dengan pemangkasan.
(ALS)