Mengenal Barikan Kubro, Tradisi Warga Karimunjawa untuk Mensyukuri Hasil Bumi

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
18 Agustus 2023 11:04 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Barikan Kubro. Foto: Yusuf Nugroho/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Barikan Kubro. Foto: Yusuf Nugroho/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Barikan Kubro adalah tradisi masyarakat Karimunjawa yang telah diwariskan turun-temurun. Barikan berasal dari kata barokah yang berarti nikmat atau kebaikan. Sesuai maknanya, tradisi ini dilakukan sebagai wujud syukur atas hasil bumi dan laut yang telah diterima.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Barikan Kubro juga diselenggarakan untuk menyambut musim baratan, yaitu saat angin akan berembus dari barat ke timur sepanjang musim. Harapannya, masyarakat selalu diberi keselamatan dan limpahan rezeki selama musim baratan berlangsung.
Barikan Kubro biasanya dilaksanakan setiap Kamis Pon menjelang Jumat Wage berdasarkan penanggalan Jawa. Apa saja yang dilakukan masyarakat selama Barikan Kubro berlangsung?

Tradisi Barikan Kubro

Ilustrasi Barikan Kubro. Foto: Aji Styawan/Antara Foto
Mengutip jurnal Kehidupan dan Penghidupan Masyarakat Jawa di Karimunjawa tulisan Andi Irawan Benardi, tradisi Barikan Kubro biasanya dimulai setelah Ashar. Para warga menuju ke perempatan desa sambil membawa tumpeng berisi hasil bumi dan laut, lalu melakukan doa bersama begitu tiba di sana.
Tumpeng dalam acara Barikan Kubro berjumlah sembilan, tetapi ada satu tumpeng istimewa yang ukurannya lebih besar. Tumpeng besar ini diarak oleh warga menuju pelabuhan di Karimunjawa, sementara delapan tumpeng lainnya diarak menuju ke tengah alun-alun desa. Itu adalah puncak acara di mana para warga dan pengunjung menjadi satu dengan wisatawan.
ADVERTISEMENT
Tumpeng yang telah dibentuk sedemikian rupa seperti gunungan menjadi rebutan para pengunjung yang hadir. Masyarakat percaya, jika mendapatkan bagian dari gunungan tersebut, mereka akan mendapat banyak berkah dari Tuhan.
Mengutip jurnal Analisis Budaya Tarik Festival Berbasis Masyarakat sebagai Produk Wisata Budaya di Pulau Karimunjawa oleh Atika Nur Hidayah dkk, kacang hijau dan garam merupakan atribut tumpeng yang paling diincar masyarakat.
Kacang hijau dan garam yang ada di puncak tumpeng merupakan simbol tolak bala. Kedua bahan makanan tersebut nantinya disebar di sekeliling rumah agar penghuninya dijauhkan dari marabahaya.

Pertunjukan Barikan Kubro

Ilustrasi tarian Barikan Kubro. Foto: Shutter Stock
Barikan Kubro kini diselenggarakan lebih meriah sebagai festival budaya di Karimunjawa. Selain arak-arakan tumpeng yang menjadi agenda utama, acara ini juga menampilkan pertunjukan tari dari para masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan dalam jurnal Peranan Seni Pertunjukan Barikan Qubro dalam Mendukung Pariwisata Kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara Jawa Tengah oleh Drs. Surojo dan Iqbal Satrio Wicaksono, ada sumlah tarian yang biasa ditampilkan pada Festival Barikan Kubro, yaitu Tari Minogoro, Tari Bajak Laut, dan Kemasan Sendratari.
Festival dan ritual Barikan Kubro diharapkan dapat menjadi sarana untuk mempererat kerukunan dan kekeluargaan masyarakat Karimunjawa. Lewat acara ini, masyarakat bisa belajar saling menghargai dan menjaga silaturahim antarsesama.
(ADS)