Konten dari Pengguna

Pengertian Jubun dalam Islam, Sifat Tercela yang Harus Dihindari

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
9 Oktober 2023 13:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jubun dalam Islam. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jubun dalam Islam. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Jubun dalam Islam termasuk salah satu perbuatan tercela yang harus dihindari setiap Muslim. Sifat ini merupakan lawan dari syaja’ah, yaitu berani menghadapi bahaya dan kesulitan.
ADVERTISEMENT
Mengutip jurnal Hubungan Pemahaman Materi tentang Sikap Syaja’ah dengan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Pekanbaru tulisan Annisa Prihandini, jubun atau al-jubun artinya penakut.
Seseorang dikatakan memiliki sifat jubun apabila dirinya tidak berani mengatakan kebenaran, takut gagal, takut rugi, takut kalah, dan memiliki ketakutan-ketakutan lainnya. Agar lebih memahami apa itu jubun dalam Islam, simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Pengertian Jubun dalam Islam

Ilustrasi larangan jubun Al-quran. Foto: Waleed_Hammoudeh/Shutterstock
Dijelaskan dalam buku Ghirah Cemburu karena Allah oleh HAMKA, jubun dalam Islam dapat diartikan sebagai sifat pengecut. Seorang yang bersifat jubun biasanya sudah yakin bahwa ia ada di pihak yang benar, tetapi takut menyampaikan kebenaran, takut menghadapi tanggung jawab, dan enggan menerima akibat dari perbuatannya.
ADVERTISEMENT
Sifat jubun membuat seorang Muslim tidak punya keberanian moral. Sifat ini dilarang karena mencerminkan manusia yang tidak punya pendirian, keteguhan hati, dan keberanian dalam mempertahankan sesuatu yang benar.
Jubun dalam Islam dikatakan sebagai sifat tercela karena dimiliki oleh orang-orang yang tidak takut kepada Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda:
Siapa yang takut kepada Allah, Allah akan menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Siapa yang tidak takut kepada Allah, Allah menjadikannya takut kepada segala sesuatu.” (HR. Baihaqi)
Jubun bukan sifat yang sepatutnya dimiliki seorang Muslim. Selain karena ini sifat tercela, jubun juga menjadi halangan dan hambatan untuk meraih kebahagiaan. Jika dipelihara, sifat ini akan mendatangkan kerugian jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi perintah syaja'ah dalam Al-quran. Foto: Erick Fahrizal/Shutterstock
Seperti yang disebutkan, lawan dari jubun adalah sifat syaja’ah atau berani. Kebalikan dari jubun, seseorang yang bersifat syaja’ah berani membela kebenaran dengan risiko apa pun dan takut untuk berbuat yang tidak benar.
Seorang Muslim idealnya memiliki sifat tersebut. Mengutip buku Ali bin Abi Thalib 30 Hari Bermajelis Bersama Sang Ahli Hukum oleh A.R. Shohibul Ulum, orang yang patut diberi gelar berani adalah orang yang tidak merasa gentar menghadapi bahaya karena menghindari bahaya yang lebih besar.
Orang-orang seperti itu berani maju menghadapi kesulitan dengan nyali yang besar karena meyakini ada kebahagiaan yang menanti di balik kesulitan. Mereka pantang mundur walaupun ada bahaya yang mengadang.
ADVERTISEMENT
Sikap ini sesuai dengan perintah Allah yang tertuang dalam Alquran. Dia berfirman, “Wahai orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang akan menyerangmu, maka janganlah kamu berbalik membelakangi mereka (mundur).
Dan barangsiapa mundur pada waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sungguh, orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya adalah neraka Jahanam, seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al-Anfal: 15-16)
(ADS)