Konten dari Pengguna

Pengertian Jurnal Khusus, Jenis-Jenis, Cara Membuat, dan Contohnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
22 Maret 2022 16:29 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengumpulkan berbagai transaksi untuk dipindahkan ke jurnal khusus. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengumpulkan berbagai transaksi untuk dipindahkan ke jurnal khusus. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Dalam akuntansi, ada beberapa jenis jurnal, salah satunya adalah jurnal khusus. Jurnal khusus pun masih dibagi menjadi beberapa macam. Lantas, apa sebenarnya jurnal khusus itu?
ADVERTISEMENT
Sebuah perusahaan yang berdiri di bidang bisnis ataupun bidang terkait, pasti memiliki berbagai jenis jurnal untuk memudahkan para akuntan membuat laporan keuangan dari banyaknya jenis jurnal transaksi.
Jurnal khusus sendiri merupakan salah satu jurnal yang memiliki peranan penting. Dalam hal ini, akuntan harus melakukan identifikasi atas segala bentuk transaksi yang terjadi pada perusahaan, untuk selanjutnya dicatat di jurnal khusus.
Pencatatan ini tidak dimasukkan ke jurnal umum, agar mudah dalam pencarian informasi dan penelusuran transaksi. Dengan adanya jurnal khusus, urnal umum hanya akan memuat transaksi yang umum (tidak dapat dicatat di jurnal khusus).
Untuk lebih memahaminya, simak pengertian, jenis, cara membuat, manfaat, hingga contohnya berikut ini.
Ilustrasi jurnal khusus yang telah dikelompokkan berdasarkan bentuk transaksi. Foto: Pixabay

Pengertian Jurnal Khusus

Mengutip dalam buku Pengantar Akuntansi oleh Suhendar, S.E., jurnal khusus adalah jurnal yang telah dikelompokkan berdasarkan bentuk transaksi. Dengan kata lain, jurnal khusus dibuat para akuntan untuk menggolongkan transaksi sesuai dengan jenisnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, bukti faktur penjualan sebagai bukti telah terjadinya transaksi penjualan secara kredit, akan dicatat dalam jurnal khusus penjualan.
Selain itu, terjadinya transaksi pembelian barang secara kredit, maka akan menimbulkan bukti transaksi faktur pembelian, dan bukti ini akan dicatat dalam jurnal khusus pembelian. Dapat disimpulkan, bahwa jurnal khusus hanya mencatat bukti transaksi yang sejenis.
Pencatatan dalam jurnal khusus dilakukan, agar catatan tersebut tidak memenuhi buku besar dengan cepat. Meskipun nanti, jumlah total dalam jurnal-jurnal khusus ini akan dimasukkan ke buku besar umum dalam bentuk ringkasan secara berkala.
Pada dasarnya, jika sebuah usaha semakin besar, pasti akan terjadi banyak transaksi yang terus berulang. Jurnal-jurnal khusus inilah akan mengurangi kemungkinan perubahan dalam catatan akuntansi, karena entri-entri di dalamnya dibuat dalam urutan kronologis.
Ilustrasi jurnal khusus yang dibagi menjadi empat macam. Foto: Pixabay

Jenis-Jenis Jurnal Khusus

Transaksi yang dicatat dalam jurnal khusus ada empat macam. Dihimpun dari buku 7 Langkah Praktis Membuat Pencatatan Akuntansi Keuangan Untuk Perusahaan Jasa milik Hendri Yulius, berikut masing-masing penjelasannya.
ADVERTISEMENT
1. Jurnal pembelian
Jurnal pembelian adalah jurnal yang mempermudah akuntan dalam mencatat seluruh jenis pembelian, baik itu pembelian barang ataupun non-barang secara kredit.
Dalam hal ini, jenis-jenis transaksi pembelian meliputi pembelian barang dagang secara kredit, pembelian perlengkapan, peralatan, serta aktiva lain secara kredit.
2. Jurnal penjualan
Jurnal penjualan adalah jurnal yang dapat akuntan gunakan dalam mencatat seluruh transaksi penjualan yang berlangsung secara kredit. Informasi yang disimpan dalam jurnal ini adalah ringkasan dari faktur yang dikeluarkan untuk pelanggan.
Transaksi penjualan per hari akan dicatat pada jurnal penjualan, yang kemudian disederhanakan untuk diposting ke dalam buku besar di akhir periodenya.
3. Jurnal penerimaan kas
Jurnal ini dapat mempermudah akuntan dalam mencatat seluruh transaksi yang berhubungan dengan penerimaan uang. Jurnal penerimaan kas memiliki fungsi untuk mencatat transaksi yang terjadi secara tunai.
ADVERTISEMENT
Adapun transaksi yang tercatat dalam jurnal penerimaan kas seperti penjualan tunai, penerimaan pelunasan utang, retur pembelian secara tunai, serta penerimaan pendapatan.
4. Jurnal pengeluaran kas
Jurnal pengeluaran kas memiliki fungsi untuk mencatat seluruh transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran uang. Dalam hal ini, jurnal akan mencatat secara rinci seluruh transaksi yang terjadi secara tunai.
Adapun transaksi yang termasuk ke dalam jurnal pengeluaran kas, yaitu pembelian secara tunai, pelunasan utang, retur penjualan, pembayaran beban, serta pengambilan uang tunai untuk kepentingan pribadi.
Ilustrasi membuat jurnal khusus. Foto: Pixabay

Cara Membuat Jurnal Khusus

Menurut buku Ekonomi dan Akuntansi Membina Kompetensi karya Eeng Ahman dkk, cara membuat kolom pada jurnal khusus pembelian adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Sementara itu, cara mengisi kolom pada jurnal penjualan ialah sebagai berikut:
Lain halnya ketika mencatat pada jurnal penerimaan kas, cara pengisian kolomnya ialah:
ADVERTISEMENT
Untuk mengisi kolom pada jurnal pengeluaran kas, berikut caranya:
Ilustrasi contoh jurnal khusus untuk mencatat transaksi pada perusahaan dagang. Foto: Pixabay

Contoh Jurnal Khusus

Diambil pada sumber yang sama di penjelasan sebelumnya, berikut pencatatan transaksi ke dalam jurnal khusus dengan contoh transaksi yang terjadi pada "PD Usaha Keluarga untuk Juni 2007".
ADVERTISEMENT
20 Juni, dibeli barang dagangan secara kredit dari PT Lautan seharga Rp. 6.141.000,00 dengan syarat-syarat pembayaran n/30.
Jurnal Pembelian. Foto: Ekonomi dan Akuntansi Membina Kompetensi karya Eeng Ahman dkk.
Jurnal Penerimaan Kas. Foto: Ekonomi dan Akuntansi Membina Kompetensi karya Eeng Ahman dkk.
Jurnal Pembelian. Foto: Ekonomi dan Akuntansi Membina Kompetensi karya Eeng Ahman dkk.
Jurnal Pengeluaran Kas. Foto: Ekonomi dan Akuntansi Membina Kompetensi karya Eeng Ahman dkk.
Ilustrasi mempermudah pembuatan laporan keuangan. Foto: Pixabay

Manfaat Jurnal Khusus

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut buku Membuka Cakrawala Ekonomi tulisan Imamul Arifin dkk, inilah manfaat menggunakan jurnal khusus dalam pencatatan transaksi:
1. Mempermudah pembuatan laporan keuangan
Dengan jurnal khusus, pengelompokan sudah dilakukan secara otomatis per akun. Hal ini akan sangat menghemat waktu dalam proses pemindahan ke buku besar.
Pemindahan juga dapat dilakukan secara berkala, sehingga pekerjaan tidak menumpuk. Hal ini akan mempercepat pembuatan laporan keuangan.
2. Memudahkan pengecekan transaksi
Melalui bantuan jurnal khusus, transaksi dicatat dalam kelompok yang sejenis. Hal ini akan memudahkan proses pengecekan transaksi dan apabila ditemukan kesalahan, dapat dikoreksi secepat mungkin.
3. Mengurangi kemungkinan adanya perubahan data
Dalam jurnal khusus, mencatat transaksi harus dilakukan secara berurutan sesuai tanggal transaksi. Tidak hanya itu, informasi yang lengkap untuk setiap transaksi tersimpan di sini, seperti nama supllier/customer dan tanggal jatuh tempo. Pencatatan yang urut dan lengkap seperti ini akan mengurangi risiko adanya perubahan data atau kecurangan.
ADVERTISEMENT
4. Mengurangi kesalahan pencatatan
Masing-masing pencatatan sebaiknya dipegang oleh staf yang berbeda. Dengan begini, pembagian tanggung jawabnya jelas dan kebenaran pencatatan juga dapat ditingkatkan. Hal ini secara otomatis akan mengurangi tingkat kesalahan yang mungkin terjadi.
5. Menjadi fungsi kontrol
Dengan jurnal khusus, setiap transaksi akan terpantau pencatatannya. Bila mana ada yang terlewat, pasti akan segera diketahui dan ada pihak yang dapat diminta pertanggungjawabannya. Itulah mengapa, fungsi kontrol telah berjalan dengan baik.
(VIO)