Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Perbedaan Kepercayaan Animisme dan Dinamisme dalam Kehidupan Masyarakat
27 Januari 2022 18:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh keberagaman masyarakat Indonesia ialah memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Secara umum, Indonesia telah mengakui enam agama, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Konghucu.
ADVERTISEMENT
Selain keenam agama tersebut, masyarakat Indonesia juga menganut kepercayaan animisme dan dinamisme dalam kehidupan sehari-hari. Penasaran apa itu kepercayaan anisme dan dinamisme? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Kepercayaan Animisme
Berdasarkan jurnal Eksistensi Animisme Masyarakat Lokal terhadap Solidaritas Petani di Kecamatan Camba Kabupaten Maros yang ditulis oleh Umrah Cahaya, kata animisme berasal dari bahasa Latin “Anima” yang berarti roh.
Kepercayaan animisme adalah suatu kepercayaan terhadap makhluk halus dan roh. Keyakinan ini telah dianut oleh masyarakat di berbagai negara yang belum atau sudah pernah menerima ajaran agama yang berdasarkan wahyu Tuhan (samawi).
Selain itu, kepercayaan animisme juga meyakini bahwa dunia tidak hanya ditempati oleh manusia, melainkan juga menjadi kediaman roh-roh halus.
Karakteristik Masyarakat yang Memiliki Kepercayaan Animisme
Berikut ini karakteristik masyarakat yang menganut kepercayaan animisme, dikutip dari jurnal Kepercayaan Animisme dan Dinamisme dalam Masyarakat Islam Aceh karya Ridwan Hasan.
ADVERTISEMENT
Kepercayaan Dinamisme
Selain kepercayaan animisme, masyarakat Indonesia juga menganut kepercayaan dinamisme dalam menjalankan kehidupannya. Mengutip jurnal Kepercayaan Animisme dan Dinamisme dalam Masyarakat Islam Aceh yang ditulis oleh Ridwan Hasan, istilah dinamisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu “dunamos” yang artinya “kekuatan”.
ADVERTISEMENT
Kepercayaan dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda di sekitar manusia yang diyakini memiliki kekuatan gaib. Dengan kata lain, kepercayaan dinamisme mempercayai bahwa setiap benda mampu memberikan manfaat dan bahaya bagi kehidupan manusia.
Unsur dinamisme lahir dari rasa ketergantungan terhadap kekuatan lain yang berada di luar dirinya sendiri. Setiap manusia akan selalu merasa butuh dan berharap pada zat lain yang dianggapnya mampu memberikan berbagai pertolongan dengan kekuatan yang dimilikinya.
Selain itu, manusia mencari zat lain yang akan ia sembah, karena merasa tenang dan nyaman jika dirinya selalu berada di dekat zat tersebut. Contohnya, manusia memiliki kepercayaan bahwa batu cincin yang dipakai memiliki kekuatan gaib yang bisa melindunginya dari bahaya.
Penganut dinamisme juga mempercayai bahwa saat seseorang selalu berbuat jahat selama hidupnya lalu mati, maka rohnya akan menjelma dalam bentuk babi atau kera yang keluar dari liang kuburnya.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, jika seseorang selalu berbuat baik dalam hidupnya di dunia, ketika mati ia akan menjelma menjadi bentuk harimau atau ular yang bersifat baik.
Jelmaan roh manusia tersebut dipercaya akan melindungi kampung-kampung di sekitar kuburan supaya tetap aman dan terhindar dari bahaya.
(FNS)