Konten dari Pengguna

Perbedaan Siklus Litik dan Lisogenik dalam Reproduksi Bakteriofage

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
29 Agustus 2023 20:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi virus. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Reproduksi bakteriofage dapat terjadi melalui dua siklus, yakni siklus litik dan lisogenik. Kedua siklus tersebut memiliki sejumlah tahapan yang berbeda satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Perbedaan siklus litik dan lisogenik bisa dilihat dari pengertian, kondisi awal bakteri, kelanjutan siklus, hingga kondisi akhir bakterinya. Mengutip buku Virus dan Perannya: Materi Ajar IPA Biologi Fase E Kelas X karya Drs. Akmal (2022), virus melakukan siklus tersebut tergantung virulensi atau ketahanan sel inang terhadap virus penginfeksi.
Jika sel inang memiliki ketahanan yang lemah, virus dapat melakukan siklus litik. Sebaliknya, jika sel inang memiliki ketahanan yang tinggi, virus melakukan siklus lisogenik.
Kedua siklus tersebut berperan penting dalam reproduksi virus di dalam tubuh sel inang. Agar lebih memahami perbedaan siklus litik dan lisogenik, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Perbedaan Siklus Litik dan Lisogenik

Ilustrasi Virus. Foto: Shutter Stock
Virus menunjukkan satu ciri khas makhluk hidup, yakni bereproduksi. Dijelaskan dalam buku Biologi 1 SMA dan MA untuk Kelas X karya Diah Aryulina, dkk., proses reproduksi virus hanya dapat terjadi jika berada dalam sel organisme lain. Maka, dapat disimpulkan bahwa virus hidup sebagai parasit.
ADVERTISEMENT
Reproduksi virus terjadi dengan cara yang bervariasi. Misalnya bakteriofage yang bereproduksi melalui siklus litik dan lisogenik.
Biasanya, siklus litik berlangsung lebih cepat dibandingkan siklus lisogenik. Ada beberapa aspek yang membedakan kedua siklus tersebut, yakni sebagai berikut:

1. Pengertian

Siklus litik adalah siklus replikasi virus yang terjadi ketika sel inang mengalami lisis (mati) pada fase akhir siklusnya. Sementara di siklus lisogenik, sel inang tidak mengalami lisis (mati).
Dikutip dari buku Siap Menghadapi Ujian Nasional SMA/MA 2010 Biologi susunan R. Gunawan, alasannya yaitu karena sel inang memiliki virulensi. Sehingga, ia mampu bertahan dari serangan yang dilakukan oleh virusnya.
Ilustrasi virus. Foto: Shutter Stock

2. Kondisi awal bakteri (sel inang)

Kondisi inang yang virulen memungkinkan terjadinya siklus lisogenik. Sementara sel inang yang dalam kondisi nonvirulen memungkinkan terjadinya siklus litik.
ADVERTISEMENT

3. Jumlah tahapan

Siklus litik terdiri dari 5 tahapan utama, yakni adsorbsi, penetrasi, replikasi, perakitan, dan lisis. Sementara siklus lisogenik terdiri dari 4 tahapan meliputi adsorbsi, penetrasi, penggabungan, dan pembelahan.

4. Kelanjutan siklus

Di akhir siklus litik, kelanjutannya akan terhenti karena sel inangnya rusak atau mengalami lisis (mati). Sementara siklus lisogenik dapat dilanjutkan dengan siklus litik apabila virulensi bakteri hilang.

5. Proses

Pada siklus lisogenik, DNA/RNA virus akan disisipkan pada kromosom sel inang. Nantinya, kromosom yang tersisipi DNA/RNA virus akan mengadakan replikasi.
Proses tersebut terjadi secara terus-menerus selama pembelahan sel, sehingga materi genetik virus akan diwariskan pada anakan sel inang. Pada siklus lisogenik, infeksi virus akan memasuki masa laten, di mana sel inang tidak pecah (mati).
ADVERTISEMENT
(MSD)