news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Puasa Dzulhijjah: Pengertian, Keutamaan, Jadwal, dan Bacaan Niatnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
2 Juli 2022 7:46 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kurma dan air putih sebagai ilustrasi puasa Dzulhijjah. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Kurma dan air putih sebagai ilustrasi puasa Dzulhijjah. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Puasa Dzulhijjah adalah salah satu amalan sunnah yang bisa dilakukan umat muslim ketika bulan Dzulhijjah. Dalam kalender Islam, Dzulhijjah adalah bulan ke-12 dan termasuk dalam bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Pahala orang yang mengerjakan amal shaleh pada bulan Dzulhijjah sebanding dengan pahala orang yang mati syahid di medan perang, karena membela agama Allah.
Sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Abbas RA, ia bercerita: “Tidak ada hari-hari yang mengerjakan amalan shaleh pada hari-hari itu yang lebih baik dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini.” (HR. Bukhari).
Menurut para ulama, yang dimaksud dengan hari-hari dalam hadis tersebut adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Di antara amalan yang dianjurkan pada awal Dzulhijjah adalah amalan puasa. Tentang hal ini, diriwayatkan dalam sebuah hadis sebagai berikut:
Rasulullah SAW dahulu berpuasa sembilan hari bulan Dzulhijjah dan hari Asyura, tiga hari pada setiap bulan, serta Senin pertama dan Kamis pertama dari bulan itu.” (HR. Abu Dawud).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hadis tersebut, dapat dipahami bahwa salah satu amalan yang dipilih oleh Rasulullah SAW pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah adalah puasa sunnah.
Ada tiga macam puasa sunnah menjelang Idul Adha, yaitu puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah. Simak penjelasan lebih lengkap mengenai puasa Dzulhijjah di bawah ini.

Pengertian dan Keutamaan Puasa Dzulhijjah

Alquran dan kurma. Foto: Unsplash
Mengutip buku Cinta Shaum, Zaakat, dan Haji oleh Miftahul Achyar Kertamuda, puasa Dzulhijjah merupakan puasa sunnah yang dilakukan sebanyak 10 hari di bulan Dzulhijjah. Puasa ini dilakukan sebanyak 9 hari pertama di bulan Dzulhijjah.
Di hari kesepuluh yang bertepatan dengan pelaksanaan hari raya kurban, umat muslim hanya diminta untuk berpuasa hingga selesai melaksanaan shalat hari raya.
Setelahnya, umat muslim tidak diperbolehkan melanjutkan puasa karena hukumnya menjadi haram. Terkait hal ini, telah diterangkan dalam hadis berikut:
ADVERTISEMENT
Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk dipakai beribadah lebih dari sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Berpuasa pada siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan shalat pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan shalat pada malam lailatul qadar.” (HR. Tarmidzi).
Beberapa fadhilah melakukan Puasa Dzulhijjah ini banyak terkait dengan beberapa hari penting yang terdapat dalam bulan Dzulhijjah. Secara umum, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini memiliki beberapa keutamaan dan keberkahan, yakni:

1. Mendapatkan pahala lebih banyak

Beramal shalih pada sepuluh hari pada bulan Dzulhijjah, termasuk mengerjakan puasa sunnah, memiliki keutamaan berupa pahala yang lebih banyak dibanding dengan hari-hari lainnya.

2. Waktu berkumpulnya ibadah-ibadah utama

Dikutip dari kitab Fathul Baari, Ibnu Hajar berkata, "Sebab yang jelas tentang ke istimewaan sepuluh hari pada bulan Dzulhijjah adalah karena pada hari tersebut merupakan waktu berkumpulnya ibadah-ibadah utama, yaitu shalat, puasa, shadaqah, dan haji. Dan, itu tidak ada di hari-hari selainnya."
ADVERTISEMENT

3. Menggugurkan dosa

Keutamaan yang lebih khusus pada bulan Dzulhijjah, yakni ketika menjalani puasa di hari kesembilan atau juga disebut sebagai puasa Arafah. Pada hari ini, para jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah. Wukuf merupakan rukun utama dari ibadah Haji.
Karenanya, hari tersebut menjadi hari yang memiliki keutamaan yang agung dan keberkahan yang melimpah. Di antara keutamaannya adalah bahwa Allah menggugurkan dosa-dosa (kecil) selama dua tahun bagi orang yang berpuasa pada hari Arafah.

4. Terbebas dari siksa neraka

Jika umat muslim melakukan amalan sunnah pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, maka Allah akan membebaskan hamba-Nya dari api neraka. Keutamaan ini tertuang dalam hadis berikut:
Artinya: "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari siksa api neraka lebih banyak daripada hari di bulan Dzulhijjah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?" (HR. Muslim)
ADVERTISEMENT

5. Hari teragung di sisi Allah SWT

Keutamaan hari kesepuluh bulan Dzulhijjah, yaitu Idul Adha, yang disebut juga yaumun nahr. Dalil yang menunjukkan keutamaan dan keagungan hari Idul Adha adalah hadits yang diriwayatkan oleh 'Abdullah bin Qurth RA, ia berkata:
Rasulullah SAW pernah bersabda: Hari teragung di sisi Allah adalah hari Idul Adha (Yaumun Nahr), kemudian sehari setelahnya.” (HR. Abu Dawud).

6. Hari haji akbar

Rasulullah SAW menyebut hari yang agung ini sebagai hari Haji Akbar. Sebab, sebagian besar amalan manasik haji dilakukan pada hari ini, seperti menyembelih qurban, memotong rambut, melontar jumrah, dan thawaf mengelilingi Ka'bah. Kemudian, kaum muslimin berkumpul untuk melaksanakan shalat Idul Adha.

Jadwal Puasa Dzulhijjah

Kalender. Foto: Pixabay
Puasa Dzulhijjah harian dapat dilakukan pada hari ke-1 sampai ke-7 bulan Dzulhijjah. Jika merujuk pada kalender Islam yang sudah beredar, tanggal 1 Dzulhijjah 1443 H jatuh pada hari Kamis, 30 Juni 2022.
ADVERTISEMENT
Itu berarti, jadwal puasa Dzulhijjah dalam kalender Masehi bertepatan dengan tanggal 30 Juni 2022 hingga 6 Juli 2022. Pelaksanaan puasa Dzulhijjah ini dilandaskan dari salah satu riwayat hadis yang dikisahkan oleh Hafshah bin Umar bin Khattab RA.
Barangsiapa yang berpuasa Dzulhijjah akan mendapatkan pahala seperti berpuasa selama 7 bulan. Puasa di bulan Dzulhijjah bahkan disebut juga sebagai amalan yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW, sebagaimana diterangkan dalam hadis berikut:
Dari Hafshah RA, ia berkata, Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW yaitu, puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum Subuh,” (HR Ahmad dan An Nasa'i).

Niat Puasa Dzulhijjah

Agar lebih siap melaksanakan ibadah sunnah ini, berikut bacaan niat puasa Dzulhijjah yang bisa diamalkan umat Islam, seperti dinukil dari buku Panduan Praktis Menjalankan Puasa Sunah oleh Siti Nur Aidah.
ADVERTISEMENT
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri dzilhijjah sunnatan lillahi taala.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah pada bulan Dzulhijjah karena Allah Taala"

Tata Cara Puasa Dzulhijjah

Ilustrasi berdoa. Foto: Pixabay
Tata cara puasa pada awal bulan Dzulhijjah sama dengan melakukan puasa yang lain. Ada pun waktu pelaksanaannya yakni dilakukan sebanyak sembilan hari pada bulan pertama bulan ini.
Pembacaan niat bisa dimulai sejak terbenamnya matahari hingga terbit fajar, dengan niat hendak melakukan puasa sunnah Dzulhijjah. Bacaan niat puasa Dzulhijjah telah diterangkan dalam uraian sebelumnya.
Seperti puasa yang lain, hal-hal yang membatalkan puasa ini sama persis dengan segala yang membatalkan puasa wajib. Apa pun yang membatalkan puasa wajib maka batal juga jika dilakukan pada puasa ini. Janya, yang membedakan dari segi status hukumnya.
ADVERTISEMENT
Jika melakukan puasa ini, kemudian batal, maka tidak ada kewajiban untuk mengganti di lain hari, sebab puasa ini adalah puasa sunnah. Selain itu, tidak ada lafal khusus yang menjelaskan tentang lafal niat puasa ini.
Akan tetapi, yang harus menjadi dasar adalah bahwa niat menjalankan puasa ini sebaiknya diucapkan dalam hati, jadi tanpa dilafalkan juga tetap sah. Sementara itu, lafal hanya sebagai ucapan lisan, dan yang menentukan niat untuk melakukan puasa tetap di hati.
(NDA)