Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Rahina Tilem: Sejarah, Makna, dan Prosesinya
27 Mei 2024 12:15 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rahina Tilem dikenal sebagai salah satu ibadah umat Hindu. Persembahyangan ini dilakukan satu bulan sekali, setiap bulan mati atau Krsna Paksa yang jatuh setiap 30 atau 29 hari sekali.
ADVERTISEMENT
Rahina Tilem memiliki makna penting bagi umat Hindu di nusantara. Rahina atau hari suci tersebut dirayakan untuk memohon berkah dan karunia dari Ida Sang Hyang Widhi.
Berikut ini akan diungkap tentang sejarah, makna, serta prosesi dan pelaksanaan Rahina Tilem yang dilakukan umat Hindu .
Sejarah Rahina Tilem
Rihana Tilem merupakan ibadah wajib dilaksanakan oleh umat Hindu setiap bulannya. Selain memohon berkah pada Pencipta, ritual ini bertujuan untuk meningkatkan Sraddha dan Bhakti manusia agar lebih memahami sejarah dan ajaran agama.
Menyadur jurnal Hakekat Ritual Tilem dalam Agama Hindu di Pura Pasraman Saraswati Tiga Ketintang Surabaya karya Eko Budi Prasetyo, Tilem adalah hari ketika bulan tidak terlihat sama sekali.
Oleh karena itu, hari tersebut dinamakan bulan mati atau disamakan dengan kegelapan. Hitungan bulan mati didasarkan pada ilmu astronomi bahwa bumi mengelilingi matahari selama 1 tahun, 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 46 detik.
ADVERTISEMENT
Hitungan astronomi di atas dikenal dengan hukum rtam. Dari hitungan inilah Rahina Tilem dilaksanakan setiap bulan.
Dari beberapa sumber sejarah, Rahina Tilem di Indonesia erat kainnya dengan keberadaan Dinasti Candra yang menganut kepercayaan bahwa bulan Tilem menjadi salah satu hari suci dari bangsa yang bersangkutan.
Makna Rahina Tilem
Berdasarkan laman resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng, ritual ibadah yang dilakukan dalam Rahina Tilem dimaksudkan sebagai pelebur segala dosa dan mala petaka.
Selain itu, umat Hindu percaya bahwa orang yang melakukan ibadah di hari Tilem akan diberi jalan ke swarga loka oleh Sang Hyang Yamadipati ketika meninggal.
Dalam sastra Hindu berjudul Lontar Purwagama disebutkan bahwa Rahina Tilem bertujuan agar setiap umat Hindu selalu meningkatkan kesucian diri lahir dan batin. Dengan kondisi tersebut, pikiran, perkataan, dan perbuatan akan bersih pula.
ADVERTISEMENT
Bulan Tilem juga sering disimbolkan dengan hati atau pikiran manusia yang sedang keruh. Jadi, jika pikiran seseorang sedang dalam keadaan tidak baik dan dipenuhi angkara murka, pikiran tersebut sedang menyusut menuju kegelapan.
Dengan demikian, Rahina Tilem berfungsi untuk menghilangkan kegelapan dalam tubuh manusia berupa sifat jahat, seperti hawa nafsu, kemarahan, ketamakan, kesombongan, iri hati atau kebencian, hingga keterikatan.
Menurut jurnal Persembahyangan Purnama dan Tilem sebagai Momen Strategis untuk Peningkatan Sraddha Bhakti serta Pembinaan Umat Yogyakarta oleh I Nyoman Santiawan, Rahina Tilem dapat menumbuhkan sikap kebersamaan serta memperkuat tali silaturahmi dan toleransi antar sesama umat maupun masyarakat.
Prosesi dan Pelaksanaan Rahina Tilem
Dirangkum dari karya ilmiah berjudul Makna Sesajen dalam Ritual Tilem dan Implikasinya Terhadap Kehidupan Sosial Keagamaan oleh Leni Erviana, Rahina Tilem terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam Rahina Tilem adalah menyiapkan berbagai alat, syarat dan bahan yang digunakan serta dirangkai dalam bentuk pejati atau sesajen sederhana.
Bahan sesajen yang digunakan tak boleh diambil dari kuburan dan tidak boleh jatuh atau layu. Harus diambil dari pohonnya langsung.
2. Pembersihan Tempat
Sebelum melaksanakan ritual tilem, umat Hindu membersihkan pura dalem yang akan digunakan sebagai tempat sembahyang. Selanjutnya, para pemangku akan mempersiapkan beberapa alat yang dibutuhkan ketika upacara ritual berlangsung.
Air yang ada dalam bejana diletakkan di depan pintu masuk pura. Tikar atau karpet digelar digunakan sebagai tempat duduk bagi umat yang melakukan ritual, pengeras suara digunakan saat darma wacana, dan mempersiapkan tempat sesajen.
3. Persiapan Lahir dan batin
Persiapan lahir dan batin dilakukan oleh setiap umat Hindu. Sikap badan pada saat bersembahyang adalah dengan cara duduk bersila untuk laki-laki dan bersimpuh untuk wanita.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk persiapan batin adalah selalu bersikap tenang dengan hati yang suci, percaya sepenuhnya pada Tuhan, penyerahan diri secara total, dan menumbuhkan rasa tulus ikhlas kepada-Nya.
Setelah ketiga persiapan tersebut, ritual Rahina Tilem dapat dilakukan dengan sungguh-sungguh agar apa yang diharapkan pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dapat tercapai dengan benar.
Makna Sesejan Rahina Tilem
Masih dari sumber yang sama, berikut ini makna sesajen atau pejati yang digunakan pada ritual Rahina Tilem.
ADVERTISEMENT
(IPT)