Rumus Profit Margin dan Cara Menghitungnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
29 Juni 2022 16:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Apa rumus profit margin? Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Apa rumus profit margin? Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Rumus profit margin digunakan untuk membandingkan perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama. Pasalnya, profit margin adalah rasio profibilitas yang berkaitan erat dengan pendapatan bersih (net income), pendapatan (revenue), laba bersih (net profit), dan penjualan.
ADVERTISEMENT
Menyadur buku Cara Mudah Memahami Istilah Investasi karya Jack Guinan, profit margin biasanya ditampilkan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh, perusahaan yang berhasil memperoleh profit margin 20%, memiliki laba bersih sebesar 20 rupiah untuk setiap penjualan.
Oleh karena itu, setiap perusahaan memerlukan profit margin untuk menganalisis perkembangan finansial perusahaannya. Itu sebabnya, penting untuk memahami rumus profit margin dan bagaimana cara menghitungnya.
Sebagai informasi, rumus profit margin terdiri berbagai macam, sesuai dengan apa yang dicari. Apabila perusahaan ingin mencari laba bersih, diperlukan rumus net profit margin (NPM). Apabila perusahaan ingin mencari laba kotor, diperlukan rumus gross profit margin (GPM) dan seterusnya.
Maka itu, sebelum mengetahui rumus profit margin, mari bahas terlebih dahulu macam-macam profit margin. Ingin tahu informasi selengkapnya? Simak penjelasannya pada artikel di bawah ini.
ADVERTISEMENT

Macam-Macam dan Rumus Profit Margin

Rumus profit margin. Foto: Unsplash
Profit margin bisa disebut juga dengan rasio profitabilitas. Menurut buku Manajemen Keuangan karya Hermaya Ompusunggu, S.E., M.Ak, untuk meninjau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dipakai, profit margin terbagi menjadi laba bersih dan kotor.
Dalam profit margin, laba bersih dikenal dengan sebutan net profit margin (NPM), sementara laba kotor dikenal sebagai gross profit margin (GPM). Untuk lebih jelas, berikut pengertian dari laba bersih dan kotor beserta dengan rumus yang ada di dalamnya.

1. Net Profit Margin (NPM)

Net profit margin (NPM) atau margin laba bersih adalah rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba bersih yang didapat, setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan.
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Apabila net profit margin semakin tinggi, operasi suatu perusahaan pun semakin baik. Untuk menghitung net profit margin, berikut rumusnya:
ADVERTISEMENT

2. Gross Profit Margin (GPM)

Gross profit margin (GPM) atau margin laba kotor adalah rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan.
Gross profit margin mengukur efisiensi perhitungan harga pokok atau biaya produksi. Semakin besar gross profit margin, kegiatan operasional perusahaan pun semakin baik karena menunjukkan harga pokok penjualan lebih rendah daripada penjualan yang berguna untuk audit operasional.
Sebaliknya, gross profit margin semakin kecil, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang baik dalam melakukan kegiatan operasional. Berikut rumus perhitungan laba kotor, yakni:

Bagaimana Cara Menghitung Rumus Profit Margin?

Setelah mengetahui rumus-rumus dari net profit margin dan gross profit margin, berikut beberapa contoh soal menghitung rumus profit margin seperti yang dikutip dari buku Pengantar Manajemen Keuangan karangan Kasmir dan Coorporate Finance Institute.
ADVERTISEMENT

a. Cara menghitung rumus net profit margin

Perusahaan A dan B bergerak pada bidang industri yang sama. Perusahaan A menghasilkan total penjualan sebesar 150.000 dengan biaya produksi Rp. 120.000.
Lalu perusahaan B memiliki total pendapatan sebesar Rp. 250.000 dengan biaya produksi sebanyak Rp. 175.000. Di antara keduanya mana yang memiliki persentase net profit margin yang lebih besar?
Perusahaan A
NPM = Laba bersih setelah pajak / Penjualan
NPM = (Rp150.000 - Rp120.000) / Rp150.00
NPM = Rp30.000 / Rp150.000
NPM = 0,2 atau 20%
Perusahaan B
NPM = Laba bersih setelah pajak / Penjualan
NPM = (Rp250.000 - Rp175.000) / Rp250.000
NPM = Rp75.000 / Rp250.000
NPM = 0,3 atau 30%
Jika melihat dari net profit margin perusahaan A dan B, bisa ditarik kesimpulan bahwa perusahaan B memiliki net profit margin lebih besar dari perusahaan A.
ADVERTISEMENT

b. Cara menghitung rumus gross profit margin

PT. Budi Sentosa adalah perusahaan yang menjual baju anak hingga dewasa. Dari hasil penjualan pada tahun 2019 tercatat bahwa total penjualan kaos kaki secara keseluruhan mencapai Rp180.000.000,00, sedangkan Harga Pokok Penjualan sebesar Rp30.000.000,00.
GPM = Penjualan - Harga pokok penjualan / Penjualan
GPM = (Rp180.000.000 – Rp30.000.000) / Rp180.000.000
GPM = 0,38%
Jadi, hasil margin laba kotor dari PT Budi Sentosa adalah 0,83%.
(JA)