Sejarah Masjid Qiblatain, Saksi Perpindahan Kiblat Umat Muslim

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
13 Juli 2023 8:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Masjid Qiblatain. Foto: Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Masjid Qiblatain. Foto: Unsplash.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masjid Qiblatain adalah salah satu masjid bersejarah dalam Islam. Masjid yang berlokasi di Kota Madinah itu menjadi saksi perpindahan arah kiblat umat Muslim.
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, Qiblatain bermakna dua kiblat. Masjid ini dibangun pada tahun kedua setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Lokasinya ada di Perkampungan Quba di sebelah tenggara kota.
Saat ini Masjid Qiblatain masih berdiri kokoh dan menjadi tempat yang banyak dikunjungi umat Mulsim saat berada di Madinah.

Sejarah Masjid Qiblatain

Ilustrasi Masjid Qiblatain. Foto: Unsplash.
Masjid Qiblatain dibangun di atas lahan milik keluarga Bani Salamah, sebelah utara Harrah Wabrah. Di sinilah Rasulullah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berdakwah.
Selain mengajarkan tauhid, masjid tersebut menjadi tempat Rasulullah dan para sahabat melaksanakan sholat berjamaah. Pada waktu tersebut, kiblat umat Muslim masih menghadap ke Baitul Maqdis.
Dikisahkan dalam buku Sejarah Terlengkap 25 Nabi oleh Rizem Aizid, Rasulullah menerima wahyu untuk mengubah arah kiblat umat Islam ke Ka'bah pada bulan Rajab tahun 2 Hijriyah. Wahyu tersebut diterima Rasulullah saaat memimpin sholat Dzuhur.
ADVERTISEMENT
Pada dua rakaat pertama, Rasulullah dan para sahabat masih sholat menghadap Baitul Maqdis. Kemudian pada rakaat ketiga, Malaikat Jibril menyampaikan perintah Allah agar Rasulullah dan para sahabat sholat menghadap Masjidil Haram.
Perintah untuk mengubah kiblat umat Muslim tersebut tercatat dalam Surat Al Baqarah ayat 144 yang berbunyi:
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.
ADVERTISEMENT
Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Allah dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
Saat menerima wahyu ini, Rasulullah tidak membatalkan sholatnya. Beliau berhenti sejenak, kemudian mengubah posisi tubuhnya 180 derajat hingga menghadap Masjidil Haram. Sejak peristiwa itu, Masjid Bani Salamah dikenal sebagai Masjid Qiblatain yang memiliki arti masjid dua kiblat.­­­

Masjid-Masjid Bersejarah di Madinah

Ilustrasi Masjid Qiblatain. Foto: Unsplash.
Selain Masjid Qiblatain, ada beberapa masjid lain yang juga menjadi saksi sejarah kejayaan Islam di Kota Madinah. Masjid-masjid ini masih berdiri kokoh sampai sekarang dan banyak dikunjungi para peziarah.
ADVERTISEMENT

1. Masjid Quba

Masjid Quba merupakan masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad di Madinah. Dibangun pada 622 Masehi, masjid ini menjadi saksi perjuangan dakwah Rasulullah di Madinah.
Masjid Quba dibangun di atas lahan perkebunan kurma. Dahulu, luas masjid ini hanya 1200 meter. Kini masjid tersebut sudah diperluas hingga 5035 meter dan dapat menampung lebih dari 20 ribu orang.

2. Masjid Nabawi

Masjid Nabawi adalah masjid yang paling banyak dikunjungi umat Islam di Madinah. Nabawi merupakan masjid kedua yang dibangun Rasulullah sekaligus menjadi tempat beliau dimakamkan.
Di atas lahan seluas 100 meter, Rasulullah dan para sahabat membangun masjid dengan tanah liat dan pelepah kurma. Persis di sebelah masjid, Nabi juga membangun tempat tinggalnya. Kediaman Nabi sangat sederhana, dan tidak lebih bagus dari bangunan masjid.
ADVERTISEMENT
Masjid Nabawi telah direnovasi berulang kali. Kini, masjid tersebut menjadi yang terbesar kedua di Arab Saudi dan dapat menampung puluhan ribu jamaah.

3.Masjid Al Ijabah

Masjid Al Ijabah berlokasi di Jalan Malik Fadh, tak jauh dari Pemakaman Baqi. Jika dilihat secara sekilas, bangunan masjid ini tampak biasa saja. Tapi jika ditelusuri sejarahnya, masjid ini menyimpan keistimewaan karena menjadi saksi cinta Nabi Muhammad kepada umatnya.
Di tempat ini, Rasulullah berdoa untuk umat Islam. Doa tersebut tercatat dalam hadits riwayat Muslim. Rasulullah bersabda:
“Aku telah memohon kepada Allah sebanyak tiga hal. Allah mengabulkan yang dua dan menolak yang satu. Aku mohon kepada Allah agar tidak membinasakan umatku dengan bencana kekeringan dan kelaparan. Allah mengabulkannya. Aku memohon agar Allah tidak membinasakan umatku dengan menenggelamkannya dan Allah juga mengabulkannya. Terakhir aku berdoa agar tidak ada fitnah dan perbedaan di antara umatku, tapi Dia tidak mengabulkannya”.
ADVERTISEMENT
(GLW)