Konten dari Pengguna

Sejarah Qurban pada Masa Nabi Adam dan Nabi Ibrahim

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
28 Juni 2023 15:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi qurban.  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi qurban. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Qurban adalah menyembelih hewan ternak pada Hari Raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Sejarah qurban berawal dari peristiwa Nabi Ibrahim yang ikhlas menyembelih putranya, Nabi Ismail.
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum itu, qurban juga telah dilakukan pada zaman Nabi Adam. Ketika itu, Allah SWT memerintahkan untuk melakukan persembahan qurban bagi kedua anaknya, Qabil dan Habil, yang berselisih karena ingin menikahi wanita yang sama.
Sejarah qurban pada zaman Nabi Adam maupun Nabi Ibrahim penting diketahui umat Muslim agar dapat mengambil hikmah dari peristiwa tersebut. Simak kisah lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Sejarah Qurban

Ilustrasi qurban. Foto: Pixabay
Mengutip buku Kisah 25 Nabi dan Khulafaur Rasyidin oleh Hendro Trilaksono, sejarah qurban pada zaman Nabi Adam bermula dari perintah Allah kepada Nabi Adam untuk menikahkan anak-anak pasangan pertama dengan pasangan kedua secara bersilangan. Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima.
Namun, Qabil yang telah terpengaruh bisikan syaitan tidak mau menerima keputusan tersebut. Ia tidak mau menjalankan perintah Allah dan ayahnya karena menganggap dirinya lebih pantas menikah dengan Iqlima daripada Labuda.
ADVERTISEMENT
Allah kemudian memberi petunjuk kepada Nabi Adam dan memerintahkannya untuk mengadakan persembahan quban. Siapa yang qurbannya dipilih Allah, dialah yang lebih pantas untuk menikah dengan Iqlima.
Qabil dan Habil pun diminta meninggalkan persembahan qurban mereka di atas puncak bukit. Habil menyerahkan qurban seekor hewan yang sangat sehat dan besar serta tidak ada cacat sama sekali. Sedangkan, qurban milik Qabil berupa sekarung gandum yang jelek dan buah-buahan yang telah membusuk.
Tentu saja, qurban milik Habil lah yang dipilih Allah SWT. Sesuai kesepakatan awal, Nabi Adam akhirnya memutuskan dan menetapkan bahwa Qabil akan menikah dengan Labuda dan Habil menikah dengan Iqlima.

Sejarah Qurban pada Masa Nabi Ibrahim

Ilustrasi Qurban. Foto: Pixabay
Meski sudah ada sejak zaman Nabi Adam, Allah SWT baru mensyariatkan ibadah qurban pada zaman Nabi Ibrahim. Mengutip buku Mukjizat Isra’ Miraj dan Kisah 25 Nabi-Rasul oleh Winkanda Satria Putra, dikisahkan bahwa suatu hari Nabi Ibrahim mendapat wahyu dari Allah melalui mimpi untuk menyembelih putranya, Ismail.
ADVERTISEMENT
Perintah tersebut menjadi ujian yang berat bagi Nabi Ibrahim. Di satu sisi, ia ingin melaksanakan perintah Allah SWT. Namun di sisi lain, ia sangat mencintai Ismail dan tidak ingin kehilangan anaknya tersebut. Apalagi, Nabi Ibrahim baru dikaruniai anak di usianya yang tua setelah menanti bertahun-tahun.
Nabi Ibrahim pun menemui anaknya dan menyampaikan wahyu Allah yang diterimanya. Sebagai anak yang taat dan beriman, Ismail menuruti perkataan ayahnya dan mendorong Nabi Ibrahim untuk melaksanakan perintah Allah tersebut.
Dalam perjalanan menuju tempat penyembelihan, iblis beberapa kali menghampiri Nabi Ibrahim. Mereka menghasut beliau agar membatalkan niatnya dan tidak jadi melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail
Namun, semua upaya iblis tersebut sia-sia. Nabi Ibrahim adalah manusia yang saleh dan taat terhadap apa yang telah menjadi ketetapan Allah SWT, sehingga tidak terpengaruh oleh godaan dan bujukan para iblis.
ADVERTISEMENT
Suasana tempat penjualan hewan kurban di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (21/6/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Setelah sampai di tempat penyembelihan, sebuah parang yang sudah ditajamkan pun disiapkan. Sementara itu, tangan dan kaki Ismail diikat kuat. Penyembelihan pun segera dilaksanakan.
Ketika parang Nabi Ibrahim menyentuh leher Ismail, Allah mengganti Ismail dengan seekor domba dari surga. Ini adalah balasan bagi Nabi Ibrahim dan Ismail yang tak ragu melakukan perintah-Nya. Allah berfirman:
Lalu Kami panggil dia, ‘Wahai Ibrahim!. Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.’ Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, ‘Selamat sejahtera bagi Ibrahim.’ Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. As-Saffat: 104-110)
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, umat Muslim diperintahkan berqurban pada Hari Raya Idul Adha untuk mengenang kepatuhan Nabi Ibrahim dan Ismail. Meski hukumnya sunnah, qurban adalah ibadah yang sangat dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan.
(ADS)