Sholat Ied Idul Fitri Jam Berapa? Ini Penjelasannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
5 April 2024 12:03 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sholat Ied Idul Fitri Jam Berapa. Foto: Unsplash/Abdullah Mukadam
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sholat Ied Idul Fitri Jam Berapa. Foto: Unsplash/Abdullah Mukadam
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Idulfitri akan segera tiba. Pada umumnya umat Islam akan melakukan berbagai persiapan untuk melaksanakan salat pada hari raya tersebut. Banyak pertanyaan seputar salat ini, seperti sholat Ied Idul Fitri jam berapa.
ADVERTISEMENT
Penting bagi umat Islam untuk mengetahui waktu salat Id. Mengetahui waktu salat akan memudahkan umat Islam dalam mempersiapkan diri sebelum melaksanakan salat.

Sholat Ied Idul Fitri Jam Berapa?

Ilustrasi Sholat Ied Idul Fitri Jam Berapa. Foto: Unsplash/SR
Hari Raya Idulfitri diikuti dengan melaksanakan salat Idulfitri. Lalu sholat Ied Idul Fitri jam berapa pelaksanaannya?
Di Indonesia, waktu salat Idulfitri dilaksanakan mulai pukul 06.00-08.00 pagi. Waktu salat Idulfitri ditentukan berdasarkan kebijakan pemerintah dan tokoh agama setempat.
Waktu salat Idul Fitri juga dapat berbeda-beda tergantung daerah, tradisi, dan kebijakan setempat. Dari Jabir bin Samurah ia berkata:
"Saya telah menunaikan shalat dua hari raya bersama Rasulullah saw lebih dua kali, yakni (beliau menunaikannya) tanpa azan dan iqamah." (HR Muslim)
Salat Idulfitri dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal dan kapan sebenarnya salat Idul Fitri dilaksanakan. Menurut fatwa MUI, Imam Syafi'i dan Imam Mawardi mempunyai dua pendapat yang berbeda. Menurut Imam Syafi'i, waktu salat Idulfitri adalah saat matahari tergelincir dan tibanya Duha.
ADVERTISEMENT
Duha adalah waktu yang dimulai setelah matahari terbit dan berlangsung selama 15-20 menit, terutama pada pagi hari, saat sinar matahari cukup tetapi tidak terlalu terik. Oleh karena itu, menurut Imam Syafi'i, waktu salat Idulfitri boleh sekitar jam 6 pagi atau lebih awal.
Sementara itu, menurut Imam al-Mawardi sesuai fatwa MUI, jam berapa salat Idulfitri adalah waktu di antara terbit dan tergelincirnya matahari, di waktu seperempat siang.
Artinya, menurut Imam Mawardi, salat Idul Fitri dilakukan pada siang hari atau lebih awal. Berbeda dengan pandangan Imam Syafi'i, pandangan ini didasarkan pada penjelasan waktu terbit dan terbenamnya matahari.
Namun, perbedaan pendapat tidak menghalangi umat Islam untuk melaksanakan salat Idulfitri dengan khidmat. Umat Islam di berbagai daerah di Indonesia akan mengikuti arahan pemerintah dan tokoh agama setempat, serta pandangan dan fatwa yang digunakan di daerahnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman nu.or.id, para ulama dari kalangan madzhab Syafi’i ada hal yang disepakati dan ada yang diperselisihkan. Yang disepakati di antara mereka adalah tentang akhir waktu shalat Id, yaitu ketika matahari tergelincir.
وَاتَّفَقَ الْاَصْحَابُ عَلَي اَنَّ آخِرَ وَقْتِ صَلَاةِ الْعِيدِ زَوَالُ الشَّمْسِ
Artinya, “Ulama dari kalangan madzhab Syafi’i sepakat bahwa waktu akhir pelaksanaan salat Id adalah ketika tergelincirnya matahari,” (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Jeddah, Maktabah Al-Irsyad, juz VII, halaman 7).
Sementara itu terkait dengan awal waktu salat Id, ada dua pendapat sebagaimana didokumentasikan oleh Muhyiddin Syarf An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab.
Pertama, menyatakan bahwa awal waktu salat Id adalah dimulai dari terbitnya matahari. Namun yang lebih utama salat Id ditangguhkan dulu sampai matahari naik seukuran satu tombak. Pandangan ini menurut Muhyiddin Syarf An-Nawawi adalah yang paling sahih.
ADVERTISEMENT
وَفِى اَوَّلِ وَقْتِهَا وَجْهَانِ (اَصَحُّهُمَا) وَبِهِ قَطَعَ الْمُصَنِّفُ وَصَاحِبُ الشَّامِلِ وَالرُّويَانِىُّ وَآخَرُونَ اَنَّهُ مِنْ اَوَّلِ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَالْاَفْضَلُ تَأْخِيرُهَا حَتَّى تَرْتَفِعَ الشَّمْسُ قَدْرَ رَمْحٍ
Artinya, “Mengenai waktu awal pelaksanaan salat Id terdapat dua pendapat. Pendapat yang paling sahih, dan ditegaskan pengarang kitab Al-Muhadzdzab (Abu Ishaq Asy-Syirazi), penulis kitab Asy-Syamil, Ar-Ruyani dan ulama yang lain adalah bahwa awal waktu pelaksanaan salat Id mulai dari terbitnya matahari. Yang paling utama adalah menangguhkan salat Id sampai naiknya matahari seukuran satu tombak,” (Muhyiddin Syarf an-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, juz, VII, halaman 7).
Kedua, menyatakan bahwa awal waktu salat Id adalah ketika matahari naik. Ini adalah pandangan yang ditegaskan oleh Al-Bandaniji dan Abu Ishaq Asy-Syirazi dalam kitab At-Tanbih. Menurut An-Nawawi, pendapat ini zhahirnya adalah ucapan Ash-Shaidalani, Al-Baghawi, dan ulama lainnya.
ADVERTISEMENT
وَالثَّانِيُّ) أَنَّهُ يَدْخُلُ بِارْتِفَاعِ الشَّمْسِ وَبِهِ قَطَعَ البَنْدَنيِجِيُّ وَالْمُصَنِّفُ فِي التَّنْبِيهِ وَهُوَ ظَاهِرُ كَلَامِ الصَّيْدَلَانِىُّ وَالْبَغَوِىُّ وَغَيْرُهُمَا
Artinya, “Pendapat kedua menyatakan bahwa masuknya waktu salat Id adalah ketika naiknya matahari. Pendapat ini ditegaskan oleh Al-Bandaniji dan Abu Ishaq Asy-Syirazi dalam kitab At-Tanbih. Pendapat ini zhahirnya adalah ucapan Ash-Shaidalani, Al-Baghawi dan selain keduanya,” (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, juz VII, halaman 7). "
Dalam soal waktu awal terjadi perbedaan di antara para ulama terutama di kalangan madzhab Syafi’i sendiri. Pendapat yang dianggap paling sahih adalah yang menyatakan bahwa awal waktu salat Id dimulai ketika terbitnya matahari.
Sedangkan mengenai akhir waktunya mereka sepakat, yaitu ketika tergelincirnya matahari," jelas KH Mahbub Ma’afi Ramdlan dalam artikel yang ditulisnya tersebut.
ADVERTISEMENT
Salat Idulfitri biasanya dihadiri oleh banyak jamaah yang berkumpul di sebuah masjid atau atau tempat yang telah ditentukan. Jamaah akan mengenakan pakaian bersih dan indah, serta berhias sebagai bentuk kegembiraan dalam merayakan hari raya.
Usai salat, umat Islam sering kali saling mengucapkan “Takabballahu minna wa minkum” yang artinya "Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan amal ibadahmu." Setelah itu, umat Islam akan saling memaafkan dan berbagi kebahagiaan dalam suasana persatuan dan solidaritas.

Hukum Salat Idulfitri

Ilustrasi Sholat Ied Idul Fitri Jam Berapa. Foto: Unsplash/Mufid Majnun
Hukum salat Idulfitri adalah sunah muakkadah atau sangat dianjurkan dilaksanakan secara berjamaah. Salat Id sudah diisyaratkan sejak tahun kedua hijrah, dan Rasulullah tidak meninggalkannya hingga wafat, kemudian ritual serupa dilanjutkan para sahabat.
Oleh karena itu, setelah memasuki Hari Raya Idulfitri, seluruh umat Islam yang tidak sakit diimbau keluar rumah. Permintaan ini bahkan berlaku bagi wanita yang sedang haid, yang dianjurkan untuk memanfaatkan waktu dan menikmati keberkahan bersama umat Islam lainnya, meskipun shalatnya dilarang.
ADVERTISEMENT
Hukum salat Id berlaku untuk semua muslim dan muslimah. Demikian diterangkan dengan jelas dalam kitab "Fathul Qarib".
Secara umum, syarat dan rukun salat Id tidak berbeda dengan salat wajib lima waktu, termasuk hal-hal yang membatalkan. Namun, ada beberapa aktivitas teknis yang agak berbeda dari salat pada umumnya. Aktivitas teknis tersebut berstatus sunah.
Waktu salat Idulfitri dimulai sejak matahari terbit hingga masuk waktu zuhur. Berbeda dari salat Idul Adha yang dianjurkan mengawalkan waktu demi memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat yang hendak berkurban selepas rangkaian salat Id.
Sementara salat Idulfitri disunahkan memperlambatnya. Hal ini untuk memberi kesempatan kepada mereka yang belum berzakat fitrah.
Salat Id dilaksanakan dua rakaat secara berjemaah dan terdapat khotbah setelahnya. Namun, bila terlambat datang atau mengalami halangan lain, boleh dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) di rumah ketimbang tidak sama sekali.
ADVERTISEMENT

Tata Cara Salat Idulfitri

Ilustrasi Sholat Ied Idul Fitri Jam Berapa. Foto: Unsplash/Annas Arfnahri
Berikut adala tata cara salat Idulfitri.

1. Niat Salat Id

Hal pertama yang perlu dilakukan dalam salat Id adalah membaca niat. Kalau menjadi makmum ditambah lafal ma'muman, sedangkan saat menjadi imam ditambah bacaan imaaman.
Ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak'ataini (ma'mûman/imâman) lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku niar shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Untuk diketahui, hukum pelafalan niat adalah sunah. Sementara yang wajib yaitu ada maksud secara sadar dan sengaja dalam batin bahwa seseorang akan menunaikan salat sunah Idulfitri.
Sebelumnya salat dimulai tanpa azan dan iqamah (karena tidak disunahkan), melainkan cukup dengan menyeru "ash-shalâtu jâmi‘ah".

2. Takbiratul Ihram

Sebagaimana salat biasa, shalat Id juga terdapat takbiratul ihram. Usai membaca doa iftitah, disunahkan takbir lagi hingga tujuh kali untuk rakaat pertama.
ADVERTISEMENT
Di sela-sela tiap takbir itu dianjurkan membaca:
Allahu akbar kabira, wal hamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila
Artinya: "Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang."
Atau membaca:
Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar
Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar."

3. Membaca Al-Fatihah

Setelah selesai membaca iftitah dan melakukan takbir sebanyak tujuh kali, wajib membaca surat Al-Fatihah. Lalu dianjurkan membaca surat Al-A'la. Berlanjut ke ruku', sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti salat biasa.

4. Rakaat Kedua

Di dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, disunahkan takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan allâhu akbar seperti rakaat sebelumnya. Di antara takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua.
ADVERTISEMENT
Kemudian baca Surat al-Fatihah, lalu Surat al-Ghâsyiyah. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.
Untuk diketahui, hukum takbir tambahan (lima kali pada pada rakaat kedua atau tujuh kali pada rakaat pertama) adalah sunah, sehingga tidak sampai menggugurkan keabsahan shalat Id apabila terjadi kelupaan mengerjakannya.

5. Mendengar Khotbah

Setelah salat selesai dengan diakhiri gerakan salam, jamaah tidak disarankan buru-buru pulang, tetapi perlu mendengarkan khotbah Idulfitri sampai selesai. Kecuali bila salat Id ditunaikan tidak secara berjamaah.
Untuk khatib, disunahkan memulai khotbah pertama dengan takbir sembilan kali
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sholat Ied Idul Fitri jam berapa adalah tidak ada ketentuan pastinya. Namun, di Indonesia salat Idulfitri rata-rata dilakukan pada jam 06.00-08.00 WIB.(glg)
ADVERTISEMENT