Tata Cara Puasa Arafah Berdasarkan Dalil Al-Qur'an dan Hadis

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
9 Mei 2024 12:59 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tata cara puasa Arafah. Unsplash.com/طفاف-ابوماجدالسويدي
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tata cara puasa Arafah. Unsplash.com/طفاف-ابوماجدالسويدي
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tata cara puasa Arafah adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Zulhijah. Waktu tersebut adalah hari Arafah, yang merupakan salah satu dari hari-hari yang paling utama dalam ibadah haji.
ADVERTISEMENT
Puasa Arafah memiliki banyak keutamaan yang bisa didapatkan bagi yang menunaikan. Di antaranya adalah menghapus dosa-dosa yang lalu dan yang akan datang.

Tata Cara Puasa Arafah dan Dalilnya

Ilustrasi tata cara puasa Arafah. Unsplash.com/Sam-Riz
Bagi umat muslim yang hendak menjalankan ibadah puasa sunah ini, terdapat tata cara puasa Arafah yang dianjurkan oleh Allah dalam Al-Qur'an dan dijelaskan dalam hadis Nabi saw.
Allah Swt berfirman:
وَاَ تِمُّوا الْحَجَّ وَا لْعُمْرَةَ لِلّٰهِ ۗ فَاِ نْ اُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۚ وَلَا تَحْلِقُوْا رُءُوْسَكُمْ حَتّٰى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهٗ ۗ فَمَنْ كَا نَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ بِهٖۤ اَذًى مِّنْ رَّأْسِهٖ فَفِدْيَةٌ مِّنْ صِيَا مٍ اَوْ صَدَقَةٍ اَوْ نُسُكٍ ۚ فَاِ ذَاۤ اَمِنْتُمْ ۗ فَمَنْ تَمَتَّعَ بِا لْعُمْرَةِ اِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۚ فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَا مُ ثَلٰثَةِ اَيَّا مٍ فِى الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ اِذَا رَجَعْتُمْ ۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَا مِلَةٌ ۗ ذٰلِكَ لِمَنْ لَّمْ يَكُنْ اَهْلُهٗ حَا ضِرِى الْمَسْجِدِ الْحَـرَا مِ ۗ وَا تَّقُوا اللّٰهَ وَا عْلَمُوْۤا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَا بِ
ADVERTISEMENT
Wa atimmul-hajja wal-'umrota lillaah, fa in uhshirtum fa mastaisaro minal-hady, wa laa tahliquu ru-uusakum hattaa yablughol-hadyu mahillah, fa mang kaana mingkum mariidhon au bihiii azam mir ro-sihii fa fidyatum ming shiyaamin au shodaqotin au nusuk, fa izaaa amingtum, fa mang tamatta'a bil-'umroti ilal-hajji fa mastaisaro minal-hady, fa mal lam yajid fa shiyaamu salaasati ayyaaming fil-hajji wa sab'atin izaa roja'tum, tilka 'asyarotung kaamilah, zaalika limal lam yakun ahluhuu haadhiril-masjidil-haroom, wattaqulloha wa'lamuuu annalloha syadiidul-'iqoob
Artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Tetapi jika kamu terkepung (oleh musuh), maka (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu dia bercukur), maka dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan aman, maka barang siapa mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Tetapi jika dia tidak mendapatkannya, maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itu seluruhnya sepuluh (hari). Demikian itu, bagi orang yang bukan penduduk Masjidilharam. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras hukuman-Nya." (Surat Al-Baqarah Ayat 196)
ADVERTISEMENT
Kemudian dalam ayat lain Allah Swt berfirman:
اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَا لَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِ نَّ خَيْرَ الزَّا دِ التَّقْوٰى ۖ وَا تَّقُوْنِ يٰۤاُ ولِى الْاَ لْبَا بِ
Al-hajju asy-hurum ma'luumaat, fa mang farodho fiihinnal-hajja fa laa rofasa wa laa fusuuqo wa laa jidaala fil-hajj, wa maa taf'aluu min khoiriy ya'lam-hulloh, wa tazawwaduu fa inna khoiroz-zaadit-taqwaa wattaquuni yaaa ulil-albaab
Artinya: "(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barang siapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!" (Surat Al-Baqarah Ayat 197)
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam ayat lain Allah Swt juga berfirman:
لَيْسَ عَلَيْکُمْ جُنَا حٌ اَنْ تَبْتَغُوْا فَضْلًا مِّنْ رَّبِّکُمْ ۗ فَاِ ذَاۤ اَفَضْتُمْ مِّنْ عَرَفٰتٍ فَا ذْکُرُوا اللّٰهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَـرَا مِ ۖ وَا ذْکُرُوْهُ کَمَا هَدٰٮکُمْ ۚ وَاِ نْ کُنْتُمْ مِّنْ قَبْلِهٖ لَمِنَ الضَّآ لِّيْنَ
Laisa 'alaikum junaahun ang tabtaghuu fadhlam mir robbikum, fa izaaa afadhtum min 'arofaating fazkurulloha 'ingdal-masy'aril-haroomi wazkuruuhu kamaa hadaakum, wa ing kungtum ming qoblihii laminadh-dhooolliin
Artinya: "Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari Tuhanmu. Maka apabila kamu bertolak dari 'Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy'aril Haram. Dan berzikirlah kepada-Nya sebagaimana Dia telah memberi petunjuk kepadamu, sekalipun sebelumnya kamu benar-benar termasuk orang yang tidak tahu." (Surat Al-Baqarah Ayat 198)
ADVERTISEMENT
Kemudian Allah Swt berfirman:
ثُمَّ اَفِيْضُوْا مِنْ حَيْثُ اَفَا ضَ النَّا سُ وَا سْتَغْفِرُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Summa afiidhuu min haisu afaadhon-naasu wastaghfirulloh, innalloha ghofuurur rohiim
Artinya: "Kemudian bertolaklah kamu dari tempat orang banyak bertolak ('Arafah) dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Surat Al-Baqarah Ayat 199)
Selanjutnya dalam ayat lain Allah Swt berfirman:
فَاِ ذَا قَضَيْتُمْ مَّنَا سِكَـکُمْ فَا ذْکُرُوا اللّٰهَ كَذِكْرِكُمْ اٰبَآءَکُمْ اَوْ اَشَدَّ ذِکْرًا ۗ فَمِنَ النَّا سِ مَنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَاۤ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا وَمَا لَهٗ فِى الْاٰ خِرَةِ مِنْ خَلَا قٍ
Fa izaa qodhoitum manaasikakum fazkurulloha kazikrikum aabaaa-akum au asyadda zikroo, fa minan-naasi may yaquulu robbanaaa aatinaa fid-dun-yaa wa maa lahuu fil-aakhiroti min kholaaq
ADVERTISEMENT
Artinya: "Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka berzikirlah kepada Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu, bahkan berzikirlah lebih dari itu. Maka di antara manusia ada yang berdoa, "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia," dan di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun." (Surat Al-Baqarah Ayat 200)
Selain dalam ayat-ayat diatas, Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim:
"صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ"
Artinya: "Puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah) adalah pahala bagi yang diharapkan kepada Allah agar Dia mengampuni dosa-dosa yang terjadi pada tahun yang telah berlalu dan tahun yang akan datang.”
Selanjutnya di dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud, dari Ummul Mukminin Aisyah r.a., beliau berkata:
ADVERTISEMENT
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَائِمًا فِي شَهْرٍ كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَهُ أَكْثَرَ مِنْهُ فِي شَعْبَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ
Artinya: "Aku tidak melihat Rasulullah saw berpuasa dalam satu bulan lebih banyak daripada puasanya pada bulan Sya'ban, dan aku tidak melihatnya berpuasa lebih banyak dalam satu bulan daripada puasanya pada bulan Ramadan."
Meskipun hadis tersebut tidak secara langsung menyebutkan puasa Arafah, namun menunjukkan betapa seringnya Rasulullah Saw berpuasa, termasuk di bulan-bulan yang memiliki hari-hari penting seperti bulan Sya'ban dan bulan Ramadan.
Puasa Arafah adalah salah satu dari puasa-puasa sunnah yang dianjurkan, dan kebiasaan Rasulullah saw untuk rajin berpuasa menunjukkan pentingnya amalan ini dalam agama Islam. Untuk tata cara puasa Arafah adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

1. Niat

Sama seperti puasa lainnya, puasa Arafah dimulai dengan niat di dalam hati sebelum fajar.

2. Menghindari Hal-hal yang Membatalkan Puasa

Selama berpuasa, hindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa seperti makan, minum, berhubungan suami istri, dan hal-hal lain yang telah ditetapkan sebagai pembatal puasa.

3. Berpuasa dari Terbit Fajar hingga Matahari Terbenam

Puasa Arafah dimulai dari terbit fajar pada tanggal 9 Zulhijjah dan berakhir pada matahari terbenam pada hari yang sama.

4. Melakukan Iftar

Setelah matahari terbenam, berbukalah dengan makanan yang halal dan sehat.

5. Berdoa dan Beribadah

Selain menjalankan puasa, disunnahkan untuk banyak berdoa, berzikir, membaca Al-Qur'an, dan melakukan ibadah lainnya pada hari Arafah.
Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji, hari Arafah adalah hari yang sangat istimewa di mana mereka berada di Padang Arafah untuk melaksanakan ibadah haji.
ADVERTISEMENT

Keutamaan Puasa Arafah

Ilustrasi tata cara puasa Arafah. Unsplash.com/Shah-Sahab
Beberapa keutamaan puasa Arafah bagi umat Islam yang menjalankannya antara lain:

1. Menghapuskan Dosa

Puasa Arafah memiliki keutamaan besar dalam menghapus dosa-dosa yang lalu dan yang akan datang, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw.

2. Mendapatkan Pahala Besar

Puasa Arafah merupakan salah satu amalan yang paling ditekankan dalam hari tersebut, sehingga mendapatkan pahala yang besar dari Allah Swt.

3. Mendekatkan Diri kepada Allah

Puasa Arafah adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan amalan yang dianjurkan dan menjalankan ibadah dengan penuh kesungguhan.

4. Menjadi Lembayung Penyambut Hari Raya

Bagi mereka yang tidak sedang menunaikan ibadah haji, puasa Arafah menjadi salah satu amalan yang dapat disunnahkan sebagai lembayung menyambut Hari Raya Iduladha.

5. Memperoleh Kesempatan Istighfar

Hari Arafah adalah waktu yang baik untuk memperbanyak istighfar dan memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang telah dilakukan.
ADVERTISEMENT
Demikian penjelasan lengkap tentang tata cara puasa Arafah dan beberapa keutamaannya yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis sesuai dengan syariat ajaran agama Islam. (Zen)