Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Tuntunan Sholat Tarawih Lengkap dengan Bacaan Niatnya
8 April 2022 17:55 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum menunaikan ibadah sholat tarawih, penting bagi umat muslim untuk menguasai tuntunan sholat tarawih. Tuntunan sholat ini berguna agar amalan sholat tarawih yang dikerjakan tidak keliru.
ADVERTISEMENT
Umat Islam mengenal bulan Ramadhan sebagai bulan suci yang mengandung limpahan pahala. Untuk mendapatkan pahala tersebut, muslim dianjurkan untuk menunaikan ibadah sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW. Salah satunya ibadah sholat tarawih.
Sholat tarawih merupakan sholat sunnah yang dikerjakan pada malam hari, tepat selepas sholat isya. Ustadz Muiz Al Bantani dalam bukunya yang berjudul Fikih Wanita menambahkan, sholat tarawih dapat dikerjakan pada malam hari setelah sholat isya hingga waktu fajar.
Umat Islam dibebaskan untuk memilih mengerjakan sholat tarawih berapa rakaat. Jumlah rakaat sholat tarawih yang cukup banyak diamalkan adalah 8 rakaat atau 20 rakaat. Namun, kembali menyesuaikan dengan kemampuan jamaah sholat tarawih.
Hukum Sholat Tarawih
Menurut buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan oleh Abu Maryam Kautsar Amru, hukum sholat tarawih adalah sunnah muakkad yang artinya sangat dianjurkan. Landasan hukum ini bersumber dari salah satu hadits riwayat Rasulullah SAW yang menyebut sholat qiyaamu Ramadhan (sebutan untuk sholat tarawih) adalah sunnah yang amat dianjurkan. Bunyi haditsnya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
"Dari Abdurrahman bin Auf, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah tabaraka wa ta'ala telah memfardhukan puasa Ramadhan atas kalian, dan mensunnahkan qiyamNya. Maka siapapun yang berpuasa dan berqiyas pada bulan Ramadhan atas dasar iman dan mengharap ganjaran dari Allah, dosa-dosa akan terampuni hingga ia seperti seorang anak yang baru dilahirkan oleh ibunya." (HR Nasa'i).
Sholat tarawih dapat dikerjakan secara berjamaah maupun munfarid (sendirian). Namun, menurut jumhur ulama, lebih diutamakan untuk melaksanakannya secara berjamaah di masjid atau musholla. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. An Nasai, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Anjuran serupa dijelaskan oleh M. Khalilurrahman Al-Mahfani dan Abdurrahim Hamdi dalam buku Kitab Lengkap Panduan Shalat, Rasulullah SAW senantiasa melaksanakan sholat tarawih secara berjamaah dengan para sahabat dan umatnya.
ADVERTISEMENT
Namun, beliau tidak secara terus-menerus melaksanakannya di masjid. Sebab, Rasulullah SAW khawatir orang-orang akan menganggap sholat Tarawih hukumnya menjadi wajib.
Niat Sholat Tarawih
Sebagai imam sholat tarawih, bunyi niatnya adalah sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَاوِيْحَ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
Sementara itu, lafal niat sholat tarawih bagi makmum berbunyi:
أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Jika dilakukan secara munfarid, bacaan niat sholat tarawih yang dapat diamalkan ialah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ketika melakukan salam di setiap empat rakaat, maka kalimat “rakaatin” atau “rak’ataini” diganti dengan “arba’a raka’atim”. Setelah niat, dilanjut dengan rukuk-rukun sholat tarawih seperti takbiratul ihram, membaca doa iftitah, membaca ta’awudz, surat Al-Fatihah, membaca surat-surat pendek, ruku’, i’tidal, berdiri untuk melakukan sujud, sujud, tahiyat, membaca dua kalimat syahadat, membaca shalawat Ibrahimi, dan diakhiri salam.
Tata Cara Sholat Tarawih
Dihimpun dari buku Rahasia Kedahsyatan Shalat Sunah Setahun Penuh tulisan Ustdz. M. Kamaluddin S.Pd.I MM, tata cara pelaksanaan sholat tarawih adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Membaca Niat
Niat yang diucapkan adalah niat yang berasal dari dalam hati, bukan hanya melalui lisan dengan maksud ingin menunaikan ibadah sholat tarawih. Niatnya pun disesuaikan, apakah menjadi imam, makmum, atau secara munfarid (sendirian).
2. Dijeda dengan Istirahat
Jika sholat tarawih dilaksanakan empat rakaat, para ulama sepakat mengenai anjuran istirahat setiap diakhiri dengan salam. Hal ini sudah dilakukan secara turun-temurun sejak dulu. Namun, tidak salah juga jika tidak ingin beristirahat setelah empat rakaat.
3. Melaksanakan Sholat Witir
Sholat tarawih ditutup dengan pelaksanaan sholat witir . Sebagaimana yang sudah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW: “Jadikanlah akhir sholat malam kalian adalah sholat Witir.” (HR. Bukhari Muslim dari Ibnu Umar).
Berikut adalah bacaan niat sholat witir tiga rakaat dengan sekali salam:
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
ADVERTISEMENT
Berapa Rakaat Sholat Tarawih?
Merujuk pada buku Tuntunan Shalat Sunnah Tarawih oleh Shabri Shaleh Anwar, sholat tarawih bisa dikerjakan sebanyak 20 rakaat ditambah 3 rakaat witir atau 8 rakaat ditambah 3 rakaat witir. Masyarakat Muslim di Indonesia umumnya mengerjakan sholat Tarawih sebanyak 20 rakaat dan 8 rakaat.
“Rasulullah SAW keluar untuk shalat malam pada bulan Ramadhan sebanyak tiga tahap: malam ketiga, kelima dan malam kedua puluh tujuh untuk shalat bersama umat di masjid. Rasulullah shalat delapan rakaat, kemudian mereka menyempurnakan sisa shalatnya di rumah masing-masing." (HR. Bukhari dan Muslim).
ADVERTISEMENT
Namun, sebagaimana pendapat mayoritas mazhab Syafi’I, sholat tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat dengan 10 salam. Hal itu berdasarkan hadits Rasulullah saw riwayat al-Baihaqi melalui jalur Ibnu Abbas, yaitu:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي فِي شَهْرِ رَمَضَانَ فِي غَيْرِ جَمَاعَةٍ عِشْرِينَ رَكْعَةً وَالْوِتْرَ
Artinya: “Sungguh Nabi Muhammad saw melakukan shalat di bulan Ramadhan tanpa berjamaah sebanyak dua puluh rakaat dan (ditambah) shalat witir.”
Tidak hanya hadits di atas, dalil yang dijadikan pijakan oleh mayoritas ulama mazhab Syafi’i adalah tindakan sahabat Umar bin Khattab RA yang mengumpulkan umat Islam untuk menyerukan sholat tarawih sebanyak 20 rakaat secara berjamaah di masjid. Tindakan ini kemudian diikuti oleh para sahabat.
ADVERTISEMENT
(VIO)