Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Bos Boeing bakal rayu Garuda terkait rencana pembatalan pesawat
22 Maret 2019 16:13 WIB
ADVERTISEMENT
JAKARTA, kabarbisnis.com: Perwakilan perusahaan Boeing berencana datang ke Indonesia untuk melobi PT Garuda Indonesia yang berniat membatalkan pemesanan unit pesawat Boeing 737 MAX 8.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan, pihak Boeing akan mendatangi kantornya untuk menegosiasikan kelanjutan surat penghentian pesanan dari Garuda ke pihak Boeing.
"Untuk negosiasi, mereka (Boeing) dengan pemimpin barunya akan datang tanggal 28 Maret (2019) di Kantor Garuda. Jadi kita sudah mulai mendiskusikan, memang jawabannya standar mereka mau mempertimbangkan dan negosiasi, tapi negosiasi ini bisa panjang," katanya di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Dalam negosiasi tersebut, menurut pria yang biasa dipanggil Ari Akshara, pihaknya memprioritaskan untuk mencari alternatif jenis pesawat lain dibanding dengan menolak mentah-mentah permintaan negosiasi. Dia menegaskan pihaknya sudah memposisikan diri untuk membatalkan jenis 737 MAX 8, hanya saja kalau ada alternarif jenis pesawat lain pihaknya tetap membuka diri.
ADVERTISEMENT
"Prinsipnya kami bukannya mau ganti Boeing tapi akan cari tipe lain, jadi mungkin mereka tawarkan Boeing 737 MAX 10, itu (pesawat) yang baru, saingannya mungkin Airbus 321," ungkap Ari.
Pihak Garuda, menurut Ari, sudah mengeluarkan dana awalan untuk pemesanan Boeing 737 MAX 8. Agar tidak membuat dana itu sia-sia menghilang, maka dari itu pihaknya ingin bernegosiasi dengan Boeing.
"Kita sudah bayar ke Boeing sebesar US$ 26 juta untuk 50 unit yang masuk kan baru satu. Pasti Boeing juga tidak akan kembalikan begitu saja, makanya mereka akan negosiasi," ungkap Ari.
Dengan penuh kepercayaan diri Ari menyebutkan bahwa pasti Boeing akan memberikan jalan tengah dengan Garuda. Pasalnya, menurut Ari Garuda menjadi salah satu maskapai yang banyak menggunakan pesawat pabrikan Amerika Serikat itu.
ADVERTISEMENT
"Kalau sesuai kontrak kita nggak bisa narik, itu merupakan risiko kalau (uang) nggak balik ya. Nggak mungkin mereka ignore Garuda, kita kan salah satu leader of market mereka nggak mungkin mereka ignore," sebut Ari.
Sebelumnya, buntut dari pelarangan terbang Boeing 737 MAX 8 membuat Garuda Indonesia telah melakukan pembatalan pada pemesanan unit pesawat tersebut. Ari juga mengatakan bahwa pihaknya pun sudah menyurati pihak Boeing dalam melanjutkan sikapnya.