Konten Media Partner

Hari Tanpa Tembakau, Remaja Tak Mau Jadi Sasaran Pabrik Rokok

20 Mei 2018 11:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hari Tanpa Tembakau, Remaja Tak Mau Jadi Sasaran Pabrik Rokok
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
AKSI Teaterikal oleh para remaja mewarnai peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2018 , Minggu, 20 Mei 2018 di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar (kanalbali/RLS)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com -- Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2018 diselenggarakan di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja, Lapangan Puputan Margarana, Denpasar Minggu, (20/5). Sejumlah remaja mennyatakan sikapnya untuk menolak dijadikan sasaran ikklan rokok.
,Gede Sutha Arta Pramana dari Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (HMKM) UNUD mengajak remaja untuk bersikap kritis dan mulai bersuara. "Remaja lah yang menjadi target utama untuk menjadi perokok baru. Caranya dengan menjadi sponsor kegiatan remaja atau memasang iklan yang masif," tegasnya.
Bandoro Gunarso dari BEM FK UNUD mengatakan peringatan hari tanpa tembakau sudah dimulai sejak 31 Mei 1989 karena dampaknya saat itu sudah dirasakan. Bahkan diestimasi korban meninggal akibat rokok di seluruh dunia mencapai 8 juta orang.
ADVERTISEMENT
BACA JUGA
“Saat ini di Indonesia 190 ribu orang meninggal setiap tahunnya, sementara yang sakit mencapai 380 ribu orang,” katanya. Biaya untuk mengobati pun tak sedikit, mencapai 600 triliun per tahun, jauh lebih tinggi dari cukai rokok, tambahnya.
Hasil penelitian menunjukkan banyak yang ingin berhenti tapi tak tahu caranya. Oleh karena itu, ia mengapresiasi Kementerian Kesehatan yang sudah membuka call center untuk masyarakat yang ingin berhenti merokok.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya mengingatkan generasi muda akan bahaya merokok untuk kesehatan. Menurutnya lebih dari 50 persen perokok adalah remaja, apalagi rokok mengandung zat adiktif yang membuat perokok ketagihan. Itu sebabnya ia meminta remaja yang belum merokok agar tidak mencobanya.
ADVERTISEMENT
“Satu satunya cara agar tidak kecanduan adalah jangan memulai merokok,” katanya. Suarjaya mengatakan satu batang rokok mengandung paling tidak 4000 senyawa berbahaya. Selain itu, ia menambahkan, terdapat 400 senyawa penyebab kanker atau karsinogenik pada satu batang rokok.
Oleh karena itu ia mengajak seluruh masyarakat hidup sehat dengan tidak merokok. Pemerintah menurutnya sudah terus melakukan langkah untuk mencegah penyebarluasan rokok. Salah satunya dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok. (kanalbali/RLS)