Mengenal Metatah, Tradisi Potong Gigi Saat Akil Baliq di Bali

Konten Media Partner
29 April 2022 10:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara saat menjadi sangging pada upacara Metatah di Desa Adat Sesetan, pada Kamis (28/4) - IST
zoom-in-whitePerbesar
Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara saat menjadi sangging pada upacara Metatah di Desa Adat Sesetan, pada Kamis (28/4) - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com โ€“ Sebagai wujud Sradha Bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta membantu sesama umat, desa Adat Sesetan menggelar upacara Mepandes atau Metatah massal yang dilaksanakan di Genah Pemelisan Desa Adat Sesetan, pada Kamis (28/4).
ADVERTISEMENT
Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara juga hadir pada kesempatan tersebut ikut Ngayah sebagai Sangging atau petugas yang metatah. Ada juga beberapa tokoh masyarakat setempat dan keluarga peserta metatah massal tersebut.
Disela-sela upacara tersebut Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara mengatakan mepandes atau metatah ini merupakan upacara Manusa Yadnya. Yakni, ritual yang wajib dilakukan oleh umat Hindu khususnya untuk anaknya yang akan menginjak usia remaja atau dewasa.
Dalam agama Hindu, ritual ini bertujuan untuk mengendalikan 6 sifat buruk manusia yang juga dikenal dengan istilah Sad Ripu (enam musuh yang terdapat dalam diri manusia).
Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara saat menjadi sangging pada upacara Metatah di Desa Adat Sesetan, pada Kamis (28/4) - IST
Lebih lanjut dikatakannya, selain merupakan sebuah kewajiban dalam hidup, Mepandes/Metatah ini merupakan sebuah upacara untuk mentralisisr sifat buruk yang ada pada diri manusia atau Sad Ripu yang meliputi Kama (sifat penuh nafsu indriya), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk atau kemabukan), Matsarya (sifat dengki dan iri hati), dan Moha merupakan (sifat kebingungan atau susah menentukan sesuatu).
ADVERTISEMENT
โ€œ Walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19 kita harus tetap beryadnya, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, begitupun manusia dengan alam lingkungan harus tetap dijaga sebagaimana mestinya,โ€ kata Jaya Negara.
Sementara Ketua Panitia, Jro Mangku Budiarta saat diwawancarai mengatakan upacara ini telah dilaksanakan sejak tanggal 25 April 2022 lalu yang diawali dengan upacara Warak Keruron yang diikuti sebanyak 38 peserta. Dan hari ini pada tanggal 28 April 2022 dilaksanakan upacara Mepandes atau Metatah massal yang diikuti sebanyak 26 orang peserta dari kalangan masyarakat umum.
Lebih lanjut dikatakannya, kegiatan ini merupakan sebuah program dari Desa Adat Sesetan. Yang mana program ini bertujuan untuk membantu dan meringankan beban khususnya pada situasi pandemi saat ini sehingga dapat menekan pengeluaran masyarakat dalam melaksanakan yadnya.
ADVERTISEMENT
Selain metatah masal dalam rangkaian upacara ini juga dilaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan Sekah. "Disamping untuk membantu masyarakat, dalam kegiatan pelatihan ini juga tujuannya nantinya agar dapat meningkatkan wawasan terkait pembuatan Sekah," ujarnya.
" Kami berharap kedepannya kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, selain untuk meringankan beban masyarakat di masa pandemi juga dapat menjalankan yadnya yang yang wajib dilaksanakan oleh umat hindu," pungkas Budiarta. (kanalbali/RLS/RFH)