Wapres Ma'ruf Amin Lepas Tukik ke Laut di Pantai Kuta

Konten Media Partner
10 Mei 2022 11:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma'ruf Amin beserta Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin melakukan pelepasan tukik (anak penyu-red) di Pantai Kuta - foto: Setwapres RI
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma'ruf Amin beserta Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin melakukan pelepasan tukik (anak penyu-red) di Pantai Kuta - foto: Setwapres RI
ADVERTISEMENT
KUTA, kanalbali.com - Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma'ruf Amin beserta Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin melakukan pelepasan tukik (anak penyu-red) di Pantai Kuta. Persisnya, di belakang Kuta Beach Sea Turtle Conservation Center (KBSTCC), Badung, Bali, Selasa Pagi (10/05/2022).
ADVERTISEMENT
Dalam rilis dari Setwapres disebutkan, Wapres beserta Ibu Hj. Wury Ma'ruf Amin secara perlahan melepaskan tukik ke alam bebas yang diikuti langkah alami para anak penyu ke arah laut. Terlihat senyum terpancar dari wajah Wapres dan Ibu saat menyaksikan momen tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Founder Kuta Beach Sea Turtle Conservation Center (KBSTCC) I Gusti Ngurah Tresna, yang memandu jalannya pelepasan tukik mengajak seluruh peserta yang hadir untuk meneriakkan yel yel "Go Baby Go…Go Baby Go…". Menurutnya, hal tersebut dapat memberikan semangat agar anak penyu dapat segera berjalan menuju ke laut.
Ia juga memaparkan tentang siklus hidup penyu yang nantinya akan kembali lagi ke tempat pertama penyu tersebut menetas.
“Habitat penyu ada di tengah laut, 60 jam berenang, empat hari tidak makan berenang terus, nantinya 25 tahun kemudian akan kembali ke tempat menetas,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Namun, pengelola yang sudah mengabdi selama 20 tahun tersebut menyayangkan, rentannya siklus hidup penyu membuat tidak banyak anak tukik yang mampu bertahan hidup. “Only one (hanya satu) yang dapat survive (bertahan hidup) dari 1.000 anak penyu,” terangnya.
Di sisi lain, relawan terlatih dari KBSTCC Yossy Wijaya, pada momen yang sama turut menjelaskan mitologi dari penyu tersebut. “Penyu sendiri secara mitologi memiliki mitos sebagai pembawa berkah keberuntungan dan usia panjang serta sebagai penjaga laut dan bumi ini, dan secara ekologi kehidupan laut, mereka adalah indikator bahwa pinggiran laut itu sehat airnya dan bebas polusi sehingga aman untuk berenang dan berwisata,” ungkap Yossy.
Sebagai informasi, KBSTCC dibentuk sebagai bagian dari proses perlindungan satwa penyu yang datang bertelur di Pantai Kuta. Proses perlindungan berupa konservasi relokasi telur penyu hingga proses menetas dan akan dilepas kembali ke laut usai penetasan. Proses ini secara edukatif dan praktikal dilakukan oleh para pengurus KBSTCC dengan dampingi oleh I Wayan Wiradnyana, Founder Bali Sea Turtle Society(BSTS). (kanalbali/RLS)
ADVERTISEMENT