Waspada Gagal Ginjal Misterius, Dokter Sarankan Cek Frekuensi Kencing Anak

Konten Media Partner
14 Oktober 2022 15:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ginjal - Thinkerstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ginjal - Thinkerstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR, Kanalbali.com - Kasus penyakit gagal ginjal misterius kini tengah menjadi perhatian. Untuk mengetahui gejala penyakit itu, seorang dokter di Denpasar menganjurkan agar orang tua mengecek frekuensi kencing anak.
ADVERTISEMENT
Untuk ukuran normal, kencing anak mestinya adalah 6 jam sekali. "Ini cara paling mudah untuk mendeteksi dini," kata dr. Bagus Ngurah Mahakrishna, Sp.A, dari RSUP Sanglah, Jumat (14/10/2022).
Ia mengungkapkan kondisi umumnya pasien gagal ginjal saat datang ke RSUP Sanglah mengalami frekuensi buang air kecil yang kurang, atau tidak kencing dalam 24 jam. Kondisi ini menyebabkan gangguan infeksi saluran napas, dan cerna. Seperti batuk pilek, dan mencret.
Para pasien ini merupakan anak-anak berusia diatas 7 tahun sebanyak 4 orang, 1 orang berusia 17 tahun, dan sisanya dibawah 6 tahun dengan usia termuda 1 tahun. "Pada kasus berat mereka mengalami gangguan fungsi ginjal dilakukan cuci darah/HD (hemodialisis), dan hanya 2 yang tidak cuci darah," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Meski belum diketahui penyebab pasti gagal ginjal pada anak ini, ada hal yang terkait satu sama lain tapi belum dianggap sebagai penyebab utama, yakni terdeteksi adanya Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) pada banyak kasus.
"Artinya beberapa pasien pernah pernah tertular COVID-19, karena anak di bawah 6 tahun tidak dapat vaksin. Tapi tes antibodinya positif virus SARS-CoV-2, itu menandakan terbentuk terbentuk antibodi alaminya dan pernah menderita COVID-19 yang tidak diketahui orang tuanya," jelasnya.
Ia mengungkapkan, dari 17 orang anak, 10 orang terdeteksi adanya Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) dan 6 orang pasien tidak diperiksa karena kondisinya mengalami perburukan secara drastis.
"1 orang pasien tidak terindikasi MIS-C, tapi kita tetap periksa karena gejalanya sama dengan yang lain. Tapi tetap hasilnya negatif, jadi sampai saat ini kita tidak bisa pastikan ini karena MIS-C," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Seperti diberitakan, 17 kasus gagal ginjal misteris ditemukan di Bali. Pasien berusia 1 tahun sampai 17 tahun yang pernah dirawat di RSUP Sanglah sejak Agustus hingga Oktober 2022.
"Mereka yang meninggal kondisinya sudah buruk, salah satunya karena fungsi ginjal berada sekitar dibawah 15 ml/menit/1,73 meter square. Normalnya diatas 90," Dokter Anak RSUP Sanglah, dr. I Gusti Ngurah Sanjaya Putra, Sp. A, Jumat,  (14/10/2022)
Menurutnya kasus ini disebut sebagai AKI, yakni akut kidney injury, (tiba-tiba ginjal cedera) yang sampai saat ini belum temukan penyebabnya. Sehingga disebut sebagai gagal ginjal misterius.
Ia menjelaskan kasus ini mulai meningkat sejak Agustus lalu yang mencapai 6 orang pasien per bulan. Kemudian pasien terus bertambah hingga jumlahnya mencapai 16 orang pada pertengahan Oktober, dan menunjukan tren menurun dengan tambahan 1 kasus pada Oktober.
ADVERTISEMENT
"Selain 11 orang yang meninggal dunia,  5 orang sudah sembuh, dan 1 orang berusia 17 tahun masih dalam perawatan," jelasnya.
(Kanalbali/LSU)