Bentuk Kepedulian Kota Samarinda terhadap Sampah dan Lingkungan

Konten Media Partner
21 Februari 2019 17:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Selamat Hari Peduli Sampah Nasional 2019! Sampah bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab satu pihak saja, tetapi setiap pihak-lah harus saling merangkul untuk menyelesaikan permasalahan sampah dimanapun.
ADVERTISEMENT
Permasalahan sampah menjadi salah satu isu penting saat ini mengingat makin rusaknya kondisi lingkungan kita, efek global warming yang terjadi dimana-mana, semakin banyaknya es yang mencair di kutub dan masih banyak lagi.
Saat inilah saat yang tepat supaya setiap pihak bergandengan dimanapun mereka ingin menguranginya. Karja.id sendiri berhasil mewawancarai beberapa pihak mulai dari pemerintah hingga masyarakat mengenai kepedulian terhadap kondisi persampahan di Samarinda.
Pemerintah
Nurrahmani, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda | Photo from Karja.id (Charles Raymond)
Pemerintah Kota Samarinda sudah mulai merumuskan dan menerbitkan kebijakan-kebijakan terkait kondisi persampahan di Samarinda seperti diterbitkannya Perwali Nomor 1 Tahun 2019 tentang Pengurangan Penggunaan Sampah Plastik.
Karja.id berkesempatan mewawancai secara langsung Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda, Nurrahmani. Berbagai upaya telah dilakukan terus menerus oleh Dinas Lingkungan Hidup seperti mensosialisasikan aturan kepada masyarakat untuk membuang sampah sesuai tempat yang telah disediakan dan waktu yang telah ditentukan sesuai Perda Nomor 2 Tahun 2011 yakni, dari pukul 6 sore hingga pukul 6 pagi WITA.
Pengumuman aturan buang sampah di Kota Samarinda | Photo from Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda on Facebook
Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup juga berkoordinasi dengan camat dan lurah untuk mengatur, mensosialisasikan aturan-aturan terkait. Bahkan, Dinas Lingkungan Hidup dengan tegas tidak mengangkatkan sampah yang dibuang diluar TPS.
ADVERTISEMENT
“Kami menggariskan pada posisi bahwa masyarakat itu mulai 1 Februari (2019, red), kami tidak angkatkan lagi yang buang diluar TPS (Tempat Pembuangan Sementara, red), tapi kami arahkan untuk buang ke TPS”, kata Nurrahmani yang ditemui oleh Karja.id pada Selasa, (20/2).
Dinas Lingkungan Hidup juga memberi efek jera bagi oknum yang ketahuan membuang sampah sembarangan dengan mempublikasikannya ke media sosial, supaya masyarakat Samarinda tahu perbuatan memalukan yang merugikan lingkungan seperti membuang sampah sembarangan.
Petugas-petugas di lapangan pun standby berkeliling di lapangan untuk melihat titik-titik sampah yang berhamburan. Petugas tersebut juga diwajibkan untuk menjalankan SOP (Standar Operasional Prosedur) untuk mengangkut ke TPA.
Masyarakat
Iqbal Saputra Zana, Masyarakat dan Pelaku Usaha Kuliner Kota Samarinda | Photo from Karja.id (Charles Raymond)
Iqbal melihat pemerintah sudah mulai mencoba mengatasi permasalahan sampah yang ada di Kota Samarinda. Dirinya juga menyampaikan perlu adanya inovasi-inovasi lebih lanjut lagi contohnya seperti pelatihan-pelatihan daur ulang sampah plastik yang belum terlalu menggeliat.
ADVERTISEMENT
“Jadi, di bulan Januari setahu saya Pemerintah sudah mengeluarkan sebuah Perda untuk mengurangi pemakaian plastik di supermarket-supermarket. Nah, ini adalah salah satu pencegahan awal dari pemerintah untuk mengurangi sampah plastik di masyarakat”, kata Iqbal Saputra Zana ketika ditemui oleh Karja.id pada Selasa, (19/2).
Iqbal sebagai masyarakat sekaligus pelaku usaha kuliner di Kota Samarinda juga sudah membiasakan diri untuk mengikuti aturan membuang sampah di TPS yang telah disediakan. Selain itu, dirinya juga membuang sampah sesuai dengan aturan Pemerintah Kota Samarinda, yakni, antara pukul 6 sore hingga pukul 6 pagi.
“Jadi kita sebagai pelaku wirausaha dimana kita sebagai pelaku usaha kuliner yang dimana banyak sampah-sampah makanan ya. Ya, yang ada, itu kita mengikuti aturan pemerintah dalam pembuangannya dimana pemerintah kan mengatur kita harus buang sampah itu jam 6 sore keatas sampai jam 6 pagi”, ujar Iqbal.
ADVERTISEMENT
Sampah rumah tangga yang dihasilkan dari usaha kulinernya pun dibuang di TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang disediakan oleh pemerintah dan sesuai dengan waktu yang tertera di aturan Pemerintah Kota Samarinda.
Iqbal yang juga sedang menempuh pendidikan Magister Administrasi Publik ini berpendapat bahwa sampah-sampah yang dibuang pada tempat yang tidak seharusnya (sembarangan), akan menyulitkan tugas petugas-petugas kebersihan di lapangan.
Bank Sampah
Sri Purwatiningsih, Pengurus Bank Ramah Lingkungan Graha Indah Samarinda
Salah satu bank sampah yang aktif peduli terhadap lingkungan di Kota Samarinda adalah Bank Ramli (Ramah Lingkungan) Graha Indah. Bank sampah ini sudah berdiri selama 8 tahun lamanya, sejak tahun 2011, berperan aktif peduli untuk mengedukasi dan mempraktekkan langsung upaya 3R (reduce, reuse, recycle) serta penanggulangan pengurangan sampah yang ada di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
Kata “bank” yang melekat pada Bank Sampah Ramli Graha Indah ini tidak hanya sekedar kata “bank” saja. Bank sampah tersebut benar-benar mempraktekkan aktivitasnya benar-benar seperti aktivias di bank-bank komersial pada umumnya, seperti terdapat teller, customer service, marketing, direksi. Selain itu, bank sampah ini juga memiliki buku tabungan layaknya buku tabungan yang ada di bank-bank komersial di Indonesia.
“Jadi orang menabung uang kan, kalau di bank. Nah, kalau masyarakat itu bukan menjual sampah ke kami, kalau menjual itu kan ke pengepul. Kalau ke kami, karena bank, jadi dia itu menabung. Menabung seberapapun dia bawa itu maka ditabung dulu di kami”, ujar Sri Purwatiningsih pada Selasa, (19/2).
Pembuat Kerajinan dan Penemu Teknologi dari Sampah
Marno Mukti, Pembuat Kerajinan dan Penemu Teknologi BBM Alternatif dari Sampah | Photo from Karja.id (Charles Raymond)
Berawal dari kepeduliannya terhadap lingkungan seperti terjadinya perubahan iklim yang esktrim, suhu bumi yang semakin panas, gas efek rumah kaca dimana sampah khususnya sampah plastik yang berkontribusi cukup besar terhadap permasalahan itu semua, membuat Marno Mukti beserta istri memiliki ide untuk mengubah sampah plastik (recycle) menjadi kerajinan tangan.
ADVERTISEMENT
Kerajinan tangan yang digeluti sejak tahun 2006 ini meliputi tas, dompet, tempat tissue, taplak meja dan masih banyak lagi, yang terbuat seperti dari kemasan bungkus sachet minuman. Kemampuan tersebut diperoleh secara otodidak dengan browsing di internet.
Selain mengubah sampah menjadi kerajinan, Marno juga melakukan penelitian mengenai sampah plastik, kira-kira apa saja yang bisa dihasilkan dari recycle sampah plastik. “Jangan sampai plastik di-recycle menjadi plastik kembali, maka tidak akan selesai permasalahan plastik”, ujar Marno yang ditemui oleh Karja.id pada Selasa, (20/2).
Setelah dilakukan penelitian, sampah plastik ini bisa dijadikan sebagai BBM (Bahan Bakar Minyak) alternatif seperti bensin, solar, dan minyak tanah melalui alat yang diciptakan olehnya. Penelitian ini dilakukan oleh Marno sejak tahun 2011 hingga saat ini. Beberapa instansi seperti pemerintahan, sekolah pun juga sudah memesan alat tersebut.
ADVERTISEMENT
Melalui karya-karyanya, Marno seringkali diundang untuk menjadi pembicara dan menyampaikan presentasi terkait inovasinya. Selain itu, dirinya juga pernah beberapa kali memperoleh penghargaan dari berbagai instansi, seperti pemerintah dan lainnya melalui inovasinya untuk lingkungan.
#terusberkarja
Reporter : Charles Raymond
Content Writer : Charles Raymond