5 Obat Diet di Apotik yang Aman untuk Menurunkan Berat Badan

Konten Media Partner
21 November 2022 14:32 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat-obatan diet di apotek. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat-obatan diet di apotek. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Obat diet adalah jenis obat pelangsing yang mengandung bahan tertentu untuk membantu menurunkan berat badan. Ada banyak jenis obat pelangsing di apotik dengan berbagai merek yang bisa digunakan.
ADVERTISEMENT
Umumnya, obat diet bekerja dengan cara meningkatkan penyerapan nutrisi makanan, mengendalikan nafsu makan, dan mencegah lapisan lemak tubuh bertambah.
Dokter biasanya menganjurkan obat diet untuk kasus tertentu, seperti jika penurunan berat badan tidak mencapai hasil yang optimal meskipun sudah berolahraga dan diet rendah kalori. Selain itu, obat diet juga dianjurkan pada seseorang dengan kondisi berikut:
Sebelum memilih obat-obatan diet yang dijual di pasaran, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai jenis obat yang harus dikonsumsi. Dokter akan memberikan rekomendasi obat yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan, berat badan, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT

Obat Diet di Apotik

Ilustrasi obat-obatan diet harus dikonsumsi sesuai anjuran dosis. Foto: Unsplash
Ada beberapa jenis obat diet di apotik yang bisa dikonsumsi beserta cara kerja dan efek sampingnya. Dikutip dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), berikut daftar obat diet yang aman untuk menurunkan berat badan.

1. Alli atau Xenical (Orlistat)

Orlistat adalah obat penghambat enzim lipase gastrointestinal yang membantu menyerap sebagian lemak dalam makanan. Orlistat bekerja pada lambung dan usus halus dengan menghambat hidrolisis lemak.
Akibatnya, lemak yang tidak terhidroslisis tidak dapat diserap, sehingga akan mengurangi jumlah kalori dalam tubuh. Hal ini memberikan efek positif untuk mengontrol berat badan.
Orlistat yang dijual di pasaran tersedia sebagai obat generik maupun dengan merek dagang lain. Obat ini umumnya dipasarkan menggunakan nama Alli dengan komposisi 60 mg dan obat resep Xenical dengan komposisi 120 mg.
ADVERTISEMENT
Sama seperti obat-obatan pada umumnya, ada beberapa efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi obat yang mengandung orlistat, yaitu diare, feses berminyak, serta lebih sering buang air besar dan buang angin.
Penggunaan obat orlistat harus sesuai anjuran dokter dan petunjuk informasi pada kemasan obat. Jangan mengonsumsi obat ini apabila alergi terhadap kandungan obat, ibu hamil dan menyusui, serta menderita penyakit kantong empedu dan penyerapan makanan.

2. Duromine (Phentermine)

Phentermine adalah obat golongan amina simpatomimetik yang bekerja dengan cara menekan nafsu makan melalui mekanisme efek sekunder dari penekan sistem saraf pusat di otak.
Obat ini dapat mengontrol rasa lapar dan memberikan efek kenyang lebih lama sehingga keinginan untuk makan berkurang.
Phentermine yang dijual di pasaran tersedia dengan berbagai merek obat, salah satunya Duromine. Obat ini memiliki beberapa efek samping yang mungkin dirasakan sebagian orang, seperti kesulitan tidur, mual, muntah, dan reaksi alergi.
ADVERTISEMENT
Penggunaan obat phentermine harus sesuai anjuran dokter dan petunjuk informasi pada kemasan obat. Jangan mengonsumsi obat ini apabila alergi terhadap kandungan obat, ibu hamil dan menyusui, serta penderita penyakit jantung, hipertensi, dan penyempitan pembuluh darah.

3. Qsymia (Phentermine dan Topiramate)

Ilustrasi obat diet untuk menurunkan berat badan. Foto: Unsplash
Qsymia adalah obat yang menggabungkan phentermine dosis rendah dengan topiramate, yakni obat yang digunakan untuk mengobati kejang dan migrain. Phentermine membantu menekan nafsu makan dan topiramate mengurangi keinginan untuk makan.
Qsymia dapat menyebabkan beberapa efek samping pada sebagian orang, seperti pusing, kesulitan tidur, mulut kering, sembelit, serta kesemutan atau mati rasa di tangan, kaki, lengan, dan wajah.
Penggunaan obat phentermine harus sesuai anjuran dokter dan petunjuk informasi pada kemasan obat. Jangan mengonsumsi obat ini apabila alergi terhadap kandungan obat, ibu hamil dan menyusui, serta penderita penyakit glaukoma atau hipertiroidisme.
ADVERTISEMENT

4. Garcia Cambogia

Garcia Cambogia adalah suplemen penekan nafsu makan yang efektif meningkatkan pembakaran lemak, metabolisme tubuh, dan meningkatkan produksi serotonin. Suplemen ini merupakan obat generik, yaitu obat yang dipasarkan sesuai dengan kandungan zat aktifnya.
Garcinia Cambogia berasal dari ekstrak buah yang tumbuh di iklim tropis dan memiliki efek membantu menurunkan berat badan dengan mengurangi nafsu makan.
Beberapa efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi suplemen Garcinia Cambogia antara lain sakit kepala, mual, muntah, diare, dan gangguan pencernaan lainnya. Suplemen ini sebaiknya tidak dikonsumsi bagi ibu hamil dan menyusui.

5. Glukomanan (Lipozene)

Glukomanan adalah bahan alami yang berasal dari akar konjak dan memiliki khasiat untuk menurunkan berat badan. Glukomanan tersedia dalam beberapa merek obat, salah satunya Lipozene.
ADVERTISEMENT
Lipozene yang mengandung glukomanan merupakan suplemen serat yang efektif menurunkan berat badan dengan memberikan rasa kenyang lebih lama. Glukomanan memiliki kemampuan untuk mengembang hingga 200 kali ukurannya saat berada di dalam air.
Setelah suplemen Lipozene larut di dalam perut, campuran serat glukomanan aktif dalam air dan menciptakan perasaan kenyang yang dapat bertahan selama berjam-jam.
Efek samping umum setelah mengonsumsi glukomanan adalah lebih sering bersendawa, perut kembung, dan perut terasa penuh. Selain itu, diare dan konstipasi juga dapat terjadi, terutama bila dikonsumsi dalam dosis yang lebih tinggi.
Beberapa penelitian terkait glukomanan dengan penurunan berat badan menunjukkan temuan yang lebih positif pada kelompok wanita dibandingkan pria. Selain itu, suplemen ini memiliki efek penurunan berat badan yang lebih besar jika dikombinasikan dengan Garcinia Cambogia.
ADVERTISEMENT

Apa Bahaya Minum Obat Pelangsing?

Ilustrasi konsumsi obat pelangsing harus sesuai dosis anjuran. Foto: Unsplash
Pada dasarnya, obat diet atau pelangsing aman dikonsumsi apabila sesuai anjuran dosis dokter dan ketentuan yang tertera pada kemasan obat. Namun, perlu diperhatikan bahwa obat pelangsing tergolong aman apabila sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Jika belum mendapat izin edar, sangat dianjurkan untuk tidak membeli obat tersebut karena kemungkinan efek berbahaya untuk kesehatan.
Pilihlah obat diet yang terbukti aman dan memiliki izin edar serta telah berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Sama seperti obat-obatan pada umumnya, obat pelangsing yang sudah mendapat izin edar juga bisa memiliki efek samping tertentu. Efek samping obat pelangsing dapat bervariasi tergantung pada jenis obat yang dikonsumsi dan cara kerjanya. Berikut beberapa efek sampingnya:
ADVERTISEMENT
Jika mengalami efek samping yang tidak kunjung membaik setelah mengonsumsi obat pelangsing, segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan memberikan pengobatan yang tepat untuk mengatasi masalah yang dialami.

Cara Diet Alami

Ilustrasi salah satu cara diet alami adalah mengonsusmi makanan tinggi serat. Foto: Unsplash
Selain menggunakan obat diet, ada beberapa cara menurunkan berat badan secara alami yang didukung oleh penelitian ilmiah. Dirangkum dari Medical News Today, berikut adalah beberapa cara diet alami yang dapat membantu Anda mencapai berat badan yang ideal.
ADVERTISEMENT

1. Puasa Intermiten (Intermitten Fasting)

Intermitten fasting atau puasa intermiten adalah pola makan yang melibatkan periode puasa jangka pendek secara teratur, diikuti dengan periode makan dalam jangka waktu tertentu.
Berikut beberapa bentuk puasa intermiten yang bisa dilakukan:
ADVERTISEMENT
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten dalam jangka pendek dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan pada penderita obesitas.

2. Makan dengan Penuh Kesadaran

Makan dengan penuh kesadaran adalah praktik di mana Anda benar-benar memperhatikan cara, tempat, dan bagaimana Anda menikmati makanan.
Hal ini termasuk makan tanpa gangguan, seperti menonton TV atau sambil bekerja. Selain itu, Anda dianjurkan untuk mengunyah makanan secara perlahan.
Sebuah penelitian Reduced Reward-driven Eating Accounts for the Impact of a Mindfulness-Based Diet and Exercise Intervention on Weight Loss: Data from the SHINE Randomized Controlled Trial oleh Ashley E. Mason, dkk., menunjukkan bahwa makan dengan penuh kesadaran dapat membantu menghindari makan berlebihan dan mengendalikan berat badan.

3. Sarapan Berprotein Tinggi

Sarapan yang mengandung protein tinggi dapat membantu membuat Anda merasa kenyang lebih lama dan mengurangi nafsu makan. Beberapa pilihan makanan dengan protein tinggi antara lain telur, oatmeal, sarden, dan biji-bijian.
ADVERTISEMENT

4. Mengurangi Konsumsi Gula dan Karbohidrat

Kurangi asupan gula, terutama yang terkandung dalam minuman. Hindari juga makanan dengan karbohidrat tinggi, seperti nasi putih, roti putih, dan pasta.
Konsumsi makanan dengan karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, roti gandum utuh, dan biji-bijian. Mengurangi gula dan karbohidrat olahan dapat membantu mengontrol gula darah dan mengurangi risiko penambahan berat badan.

5. Konsumsi Makanan Tinggi Serat

Makanan tinggi serat, seperti sereal gandum utuh, buah-buahan, sayuran, kacang polong, dan biji-bijian dapat membantu Anda merasa kenyang lebih lama. Hal ini dapat membuat Anda menghindari makan berlebihan dan berkontribusi pada penurunan berat badan.
Selain beberapa cara di atas, Anda juga dianjurkan untuk tidur yang cukup sekitar 8 jam sehari, berolahraga secara teratur untuk meningkatkan metabolisme tubuh, serta mengelola tingkat stres Anda dengan melakukan meditasi atau yoga.
ADVERTISEMENT
Beberapa penelitian dalam National Institutes of Health menyebutkan bahwa kurang tidur dan stres dapat mengganggu metabolisme tubuh dan meningkatkan produksi hormon kortisol.
Ketika kadar kortisol meningkat, tubuh akan menyimpan lebih banyak cadangan lemak. Kondisi ini dapat menyebabkan risiko penambahan berat badan.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)