Apakah Ejakulasi Dini Bisa Sembuh? Berikut Penjelasannya

Konten Media Partner
8 November 2022 19:52 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ejakulasi dini adalah masalah seksual yang ditandai dengan ketidakmampuan menunda ejakulasi. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ejakulasi dini adalah masalah seksual yang ditandai dengan ketidakmampuan menunda ejakulasi. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Ejakulasi dini adalah masalah seksual yang mana ejakulasi terjadi lebih cepat dan dapat menyebabkan hubungan seksual berlangsung tidak harmonis. Namun, apakah ejakulasi dini bisa sembuh?
ADVERTISEMENT
Ejakulasi adalah proses pelepasan air mani dari organ reproduksi pria selama orgasme. Pada penderita ejakulasi dini, proses ini terjadi lebih cepat dan biasanya terjadi di luar kendali atau kesadaran pria.
Ejakulasi dini dapat terjadi selama foreplay, hubungan seksual, atau bentuk lain dari aktivitas seksual. Hal ini akan membuat pasangan menjadi merasa tak terpuaskan, sehingga pada beberapa kasus, ejakulasi dini dapat merenggangkan hubungan dengan pasangan.
Meskipun tergolong masalah disfungsi seksual yang sangat umum, ejakulasi dini bisa sangat mengganggu seseorang. Artikel ini akan membahas lebih lanjut terkait ejakulasi dini dan penanganannya. Simak ulasannya di bawah ini.

Apa Itu Ejakulasi Dini?

Ejakulasi dini adalah suatu kondisi yang terjadi ketika seorang pria mencapai orgasme dan mengalami ejakulasi yang terlalu cepat pada saat melakukan aktivitas seksual atau masturbasi tanpa mampu mengontrol terjadinya ejakulasi tersebut. Kondisi ini bisa mempengaruhi 30%-40% pria.
ADVERTISEMENT
Pria dikatakan mengalami ejakulasi dini apabila mengalami ejakulasi dalam 1-3 menit saat penetrasi. Pria yang mengalami ejakulasi juga tidak dapat menunda ejakulasi selama hubungan intim atau hampir sepanjang waktu.
Ejakulasi dini dapat merenggangkan hubungan dengan pasangan. Foto: Pexels.com
Mengutip dari jurnal Premature Ejaculation: From Physiology to Treatment oleh Mário Pereira-Lourenço, dkk, gejala utama dari ejakulasi dini adalah tidak mampu menunda ejakulasi. Selain itu, penderita mungkin akan menunjukkan gejala lain, seperti mengurangi aktivitas seksual, merasa malu, bersalah, frustasi, dan bingung akibat ejakulasi dini.
Ejakulasi dini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut beberapa faktor penyebab ejakulasi dini:
ADVERTISEMENT

Apakah Ejakulasi Dini Bisa Sembuh?

Dalam banyak kasus, ejakulasi dini bisa disembuhkan. Ejakulasi dini akan membaik seiring berjalannya waktu. Namun, pada pria yang mengalami ejakulasi dini primer (ejakulasi dini sejak pertama kali berhubungan seks atau setiap berhubungan intim) mungkin akan memakan waktu yang cukup lama.
Ejakulasi dini dapat ditangani dengan berbagai macam perawatan, mulai dari obat-obatan hingga teknik penundaan ejakulasi. Jika didasari oleh gangguan kesehatan, dokter mungkin akan menyarankan perawatan terkait kondisi yang menyebabkan ejakulasi dini.

Obat Ejakulasi Dini Pada Pria

Ilustrasi obat ejakulasi dini pada pria. Foto: Pexels.com
Ejakulasi dini bisa ditangani dengan obat. Mengutip dari jurnal Premature Ejaculation: Aetiology and Treatment Strategies oleh Nicholas Gillman dan Michael Gillman, berikut berbagai pilihan obat ejakulasi dini pada pria.
ADVERTISEMENT

1. Obat Anestesi Topikal

Anestesi topikal atau obat mati rasa dalam bentuk krim, gel, dan spray. Obat yang mengandung zat mati rasa, seperti benzokain, lidokain, atau prilocaine dapat diaplikasikan pada kepala dan pangkal penis untuk memperlambat ejakulasi.
Pada umumnya, obat ini digunakan 20-30 menit sebelum melakukan hubungan seksual. Perlu diingat bahwa penggunaan obat topikal ini memerlukan kondom agar tidak memberikan efek samping pada organ intim pasangan.
Berbeda dengan jenis krim atau gel, obat anestesi dalam bentuk semprotan bisa diterapkan 5 menit sebelum berhubungan seksual. Pengguna juga tidak memerlukan kondom untuk mengurangi efek sampingnya.
Namun, penggunaan obat mati rasa dapat menurunkan sensitivitas dan rasa kepuasan secara seksual. Untuk itu, diskusikan kembali dengan dokter terkait efek samping penggunaan obat ini sebelum menggunakannya.
ADVERTISEMENT

2. Obat Antidepresan

Beberapa jenis obat antidepresan memiliki efek samping berupa menunda orgasme, contohnya adalah inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI). Efek samping dari obat ini sering dimanfaatkan untuk mengobati ejakulasi dini.
Selain itu, obat antidepresan juga membantu mengurangi depresi dan kecemasan yang sering dikaitkan dengan ejakulasi dini. Obat-obatan ini biasanya memakan waktu 5 hingga 10 hari untuk mulai bekerja.
Apabila obat antidepresan jenis SSRI tidak membantu, dokter mungkin akan meresepkan antidepresan trisiklik yang dapat membantu mengurangi ejakulasi dini.

3. Obat Pereda Nyeri (Tramadol)

Obat pereda nyeri, seperti tramadol yang sering dimanfaatkan dalam mengurangi rasa nyeri pascaoperasi bisa membantu mengatasi ejakulasi dini. Obat tramadol memiliki efek samping yang dapat menunda terjadinya ejakulasi.
Tramadol mungkin diresepkan apabila obat antidepresan jenis SSRI tidak bekerja dengan efektif. Penting untuk diingat bahwa tramadol tidak bisa dikonsumsi secara bersamaan dengan obat SSRI.
ADVERTISEMENT

4. Inhibitor Fosfodiesterase-5

Obat inhibitor fosfodiesterase-5 atau penghambat fosfodiesterase-5 tipe 5 adalah jenis obat yang digunakan untuk mengatasi disfungsi ereksi. Beberapa jenis obat yang termasuk dalam golongan ini adalah sildenafil, tadalafil, avanafil, dan vardenafil.
Obat-obat ini mungkin dapat membantu mengatasi ejakulasi dini. Obat penghambat fosfodiesterase-5 dinilai efektif apabila dikombinasikan dengan obat SSRI.

5. Suplemen

Pada beberapa kasus, ejakulasi dini disebabkan oleh kekurangan nutrisi dan rendahnya kadar hormon dalam tubuh. Kondisi tersebut bisa ditangani dengan pemberian suplemen tertentu. Berikut beberapa pilihan suplemen untuk membantu mengatasi ejakulasi dini:
ADVERTISEMENT
Selain penggunaan obat-obatan di atas, penderita juga bisa melakukan beberapa teknik stop and start, squeezing, latihan senam Kegel, dan terapi psikis ataupun konseling untuk mengatasi ejakulasi dini.
Jika bingung dengan penanganan ejakulasi dini, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan perawatan ejakulasi dini yang tepat sesuai dengan kondisi yang dialami.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)