
Dionicol obat apa? Dionicol adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran pencernaan, dan infeksi saluran pernapasan. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri dalam tubuh.
Dionicol termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga penggunaannya harus sesuai resep dokter. Obat ini dapat dikonsumsi oleh orang dewasa dengan dosis sesuai.
Dionicol 500 mg | |
---|---|
Harga | Rp12.000 - Rp28.000 per strip (10 tablet) |
Indikasi dan Manfaat | Mengobati infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran pencernaan, dan infeksi saluran pernapasan. |
Komposisi | Thiamphenicol 500 mg |
Dosis dan Aturan Pakai | Dewasa: dosis 500 mg per hari dalam 2-3 dosis terbagi. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 3.000 mg per hari untuk infeksi yang parah. |
Efek Samping | Sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, diare, dan nyeri otot. |
Cara Penyimpanan | Simpan pada tempat sejuk dan kering, serta terlindung dari cahaya matahari langsung. |
Peringatan | Tidak boleh digunakan untuk pasien yang alergi terhadap kandungan obat, menderita depresi sumsum tulang belakang, serta ibu hamil dan menyusui. |
Golongan Obat | Obat Keras |
Pengertian Dionicol
Dionicol adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Obat ini hanya dapat mengobati infeksi bakteri dan tidak akan bekerja untuk mengatasi infeksi virus, jamur, ataupun cacing.
Dionicol bekerja dengan cara mengganggu sintesis dinding sel bakteri, dengan menghambat langkah terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu senyawa heteropolimer yang memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri.
Beberapa kondisi infeksi bakteri yang dapat diobati dengan Dionicol meliputi infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih, serta infeksi saluran pencernaan, kulit, dan jaringan lunak. Obat ini juga biasa digunakan untuk mengatasi infeksi menular seksual seperti gonore.
Kandungan dan Kegunaan Dionicol

Dionicol mengandung zat aktif Thiamphenicol dengan komposisi 500 mg yang dapat digunakan untuk mengobati banyak jenis infeksi bakteri, kecuali jika infeksi resisten terhadap obat ini.
Mengutip jurnal Thiamphenicol: An Overview oleh J. K. Aronson, dkk., Dionicol bekerja dengan cara mengikat tempat aktif enzim transpeptidase sehingga menghambat reaksi transpeptidasi dan menghentikan sintesis peptidoglikan. Cara kerjanya ini dapat menyebabkan sel bakteri cepat mati.
Kandungan Thiamphenicol yang terdapat dalam Dionicol telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati berbagai penyakit infeksi bakteri, seperti:
- Infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia dan bronkitis
- Infeksi saluran kemih, seperti uretritis
- Infeksi menular seksual, seperti gonore
- Infeksi pada kulit, tulang, sendi, dan jaringan lunak
- Infeksi gigi
- Infeksi saluran pencernaan
- Tonsilitis atau radang amandel
- Meningitis atau infeksi pada selaput pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang
Anjuran Dosis Dionicol
Sebagai golongan obat keras, penggunaan Dionicol tidak boleh sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini, yaitu:
- Konsumsi Dionicol harus sesuai dengan anjuran dokter dan tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.
- Dionicol tidak boleh digunakan pada pasien yang alergi terhadap kandungan obat.
- Dionicol tidak dapat digunakan dalam jangka waktu panjang karena dapat menyebabkan pendarahan, neuritis optik, dan perifer.

Dokter biasanya akan meresepkan obat sesuai kondisi pasien. Adapun anjuran dosis dan aturan pakai obat Dionicol secara umum adalah sebagai berikut.
- Dewasa: dosis 500 mg per hari dalam 2-3 dosis terbagi atau sesuai anjuran dosis. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 3.000 mg per hari untuk infeksi yang parah. Obat ini dapat dikonsumsi paling tidak dua jam sebelum atau sesudah makan.
Jika ingin menggunakan Dionicol, pastikan sudah mengikuti anjuran dosis tersebut dengan benar. Sebab, penyalahgunaan obat ini dapat mengakibatkan beberapa kondisi kulit, seperti:
- Angioedema, yaitu gangguan pada area bawah kulit yang ditandai dengan adanya pembengkakan pada bagian tubuh yang biasanya berada di sekitar mata, pipi, atau bibir.
- Urtikaria atau biduran, yaitu kondisi kulit memiliki ruam merah dan terasa gatal-gatal sebagai akibat dari reaksi kulit.
- Neuritis optik, yaitu gangguan penglihatan akibat peradangan pada saraf mata atau saraf optik. Kondisi ini ditandai dengan kehilangan penglihatan dan rasa nyeri pada mata.
Kontraindikasi Dionicol
Penggunaan Dionicol harus sesuai dengan anjuran dokter. Jangan mengonsumsi obat ini apabila memiliki alergi terhadap kandungan obat dan obat antibiotik yang lain.
Selain itu, obat ini tidak boleh digunakan untuk ibu hamil dan menyusui, serta memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal.
Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu apabila sedang atau pernah menderita gangguan saraf pusat, penyakit diabetes, penyakit jantung, gangguan sendi, dan gangguan pendarahan atau pembekuan darah.
Efek Samping Dionicol
Sama seperti obat-obatan lain, Dionicol memiliki efek samping yang bisa terjadi. Dikutip dari Drug Central, beberapa efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi obat ini, di antaranya:
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Diare
- Sakit perut
- Sariawan
Selain efek samping di atas, segera periksakan diri ke dokter apabila mengalami sejumlah efek samping yang lebih serius, seperti:
- Reaksi alergi, meliputi ruam merah pada kulit, pembengkakan pada bibir atau kelopak mata, sesak napas, dan gatal-gatal.
- Hematuria atau kondisi ketika adanya darah di dalam urine.
- Diare parah lebih dari 3 hari yang disertai darah atau lendir.
- Bagian putih mata atau kulit menguning.
- Memar atau perubahan warna pada kulit.
- Perdarahan yang tidak biasa pada hidung, mulut, atau alat kelamin.
- Demam, pembengkakan pada gusi, dan nyeri saat menelan.
- Depresi sumsum tulang.
Jika merasakan efek samping yang tidak kunjung membaik, segera hentikan pemakaian obat. Konsultasikan kondisi yang dialami kepada dokter agar bisa mendapatkan penanganan medis segera.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)
Apa kegunaan Dionicol?
Dionicol golongan obat apa?
Bagaimana cara kerja Dionicol?