Konten dari Pengguna

Bahaya Kutu Busuk: Resiko Infeksi dan Cara Pencegahan

Vella Rohmayani
Pengajar di Prodi S.Tr TLM FIK UMSurabaya, pengurus MTCC UM Surabaya, anggota Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur dan sebagai anggota PUSAD (Studi Anti Korupsi dan Demokrasi) di UMSurabaya
31 Januari 2025 22:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vella Rohmayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kutu busuk merupakn salah satu jenis ekoparasit atau parasite yang yang dapat menginfeksi manusia. Kutu busuk memiliki nama ilmiah Cimex sp merupan Famili Cimicidae. Kutu busuk mempunyai kelenjar bau, sehingga dapat mengeluarkan bau busuk yang khas. Terdapat dua spesies pada famili Cimicidae yang penting untuk dipelajari yaitu Cimex lectularius dan Cimex hemipterus. Namun dari kedua spesies tersebut Cimex lectularius lebih dikenal karena secara alami lebih banyak menginfeksi manusia. Segara geografis Cimex lectularius banyak ditemukan pada daerah subtropis, sedangkan Cimex hemipterus banyak ditemukan pada daerah tropis.
ADVERTISEMENT
Resiko Infeksi kutu busuk
Cimex sp menyukai habitat di sela-sela atau lipatan-lipatan kasur, bantal, dipan, kusen jendela atau pintu, karpet, sofa, selimut maupun tempat-tempat tersembunyi lainnya. Mengingat bahwa kutu busuk dapat bertahan hidup sangat lama di luar tubuh inang tanpa makan atau tanpa menghisap darah manusia, maka penularan parasit Cimex sp melalui barang yang menjadi tempat persembunyiannya tersebut sangat masif terjadi.
Kutu busuk bukan merupakan vektor penular penyakit. Namun menurut hasil pemeriksaan medis, infeksi parasit ini dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada area kulit bekas gigitan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi alergi pada orang yang terinfeksi pada air liur spesies Cimex sp tersebut. Mengingat bahwa setiap kali akan menggigit spesies ini akan terlebih dahulu mengeluarkan air liurnya. Reaksi alergi ini sering kali terjadi pada anak-anak, namun terkadang juga bisa terjadi pada orang dewasa.
ADVERTISEMENT
Biasanya gigitan dari kutu ini sering kali tidak dapat disadari, namun beberapa saat kemudian setelah terjadinya gigitan orang tersebut akan merasakan gatal dan panas pada area kulit bekas gigitan. Rasa gatal ini timbul karena setiap kali menghisap darah kutu akan mengeluarkan air liurnya. Terjadinya gigitan kutu ditandai dengan terbentuknya ruam berwarna merah pada area bekas gigitan. Pada kasus yang serius infeksi kutu busuk ditandai dengan timbulnya gejala seperti kesulitan tidur, rasa gelisah dan infeksi kulit akibat garukan.
Cara pencegahan infeksi kutu busuk
Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi parasite Cimex sp, adalah (1) Mengganti seprai, sarung bantal, sarung guling dan korden secara rutin; (2) Menjaga kelembapan ruangan, membuka jendela setiap hari agar sirkulasi udara dan cahaya dapat masuk ke dalam rumah; (3) Rutin membersihkan kipas angin, Air Cooler, air conditioner atau alat pendingin ruangan lainnya; (4) Rutin membersihkan sofa dan furnitur sejenis dengan menggunakan vacuum cleaner secara berkala; (5) pastikan kasur dalam kondisi kering atau tidak lembab, bisa dilakukan dengan cara rutin menjemur kasur di bawah matahari minimal sebulan sekali.
ADVERTISEMENT
Mengingat infeksi kutu busuk dapat menyebabkan masalah kesehatan pada manusia. Oleh sebab itu kita harus dapat melakukan kegiatan pencegahan infeksi kutu busuk dengan cara senantiasa menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar.