Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Langkah yang Harus Dilakukan untuk Mendapatkan Pasangan Terbaik
13 September 2019 12:45 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Kelas Cinta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bersanding dengan pasangan yang terbaik, tentu harapan semua orang.
Di Kelas Cinta, kami percaya bahwa label ‘terbaik’ baru pantas disematkan pada seseorang yang telah diuji dan dibandingkan dengan banyak opsi orang baik lainnya. Kata kuncinya adalah 'perbandingan'. Tidak tepat rasanya jika kita menyebut seseorang terbaik jika dia tidak memiliki beberapa tandingan berkualitas lainnya.
ADVERTISEMENT
Sehari-hari, anda pasti sudah sering dihadapkan proses mencari yang terbaik. Misalnya saja ketika membeli barang. Bukan hanya menginginkan kualitas yang terbaik, tetapi anda juga pasti memperhitungkan toko atau penjual yang terbaik, layanan purna-jual yang terbaik, dan tentunya harga yang terbaik.
Demi mendapatkan yang terbaik itu, anda menahan diri untuk tidak terburu-buru. Anda rela menghabiskan lebih banyak waktu berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya, meneliti dengan saksama. Anda tak segan banyak bertanya untuk membandingkan setiap penawaran yang ditemui. Kalau seorang teman memilikinya, anda pasti akan meminjamnya untuk sekadar mencoba-coba. Kalau ada versi trial atau sample, anda akan mengambilnya.
Itu adalah proses pengambilan keputusan sebelum membeli sebuah barang yang harganya cukup mahal. Apakah anda melalui proses serupa saat lajang mencari pasangan hidup?
ADVERTISEMENT
Seharusnya demikian, karena pasangan hidup jelas sebuah ikatan sangat mahal yang bersifat permanen. Kita tidak bisa sembarang mengganti atau berubah pikiran jika sudah memutuskan pacaran serius apalagi menikahi seseorang.
Sayangnya, tidak banyak orang lajang yang mau bersikap sedewasa itu. Sering kali mereka malah merasa lemah diri, malas, cenderung pasrah dengan prinsip FOCUS (Follow One Course Until Successful), alias mendekati pada satu gebetan saja sampai berhasil mendapatkan hatinya. Kengototan seperti itu sebenarnya bertentangan dengan prinsip mencari yang terbaik.
Bagaimana bisa kita bisa bilang dia yang terbaik jika kita tidak punya opsi perbandingan lainnya?
Risiko Mendekati Satu Orang Saja
Seperti sudah dibahas dalam artikel sebelumnya , apa yang kita rasakan bukanlah data terbaik untuk menentukan kualitas seseorang. Otak kita senantiasa dimabukkan dengan berbagai biokimia yang hanya peduli dengan keperluan reproduksi, bukannya bertahan bahagia seumur hidup.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa risiko yang akan kita alami jika terus ngotot mendekati/didekati satu orang saja semasa pre-relationship .
Bila tidak tersedia pilihan lain, seseorang akan cenderung memaksakan diri walaupun mengalami kesulitan di sana-sini. Misalnya, seseorang akan terus setia sabar menunggu apabila orang yang dia sukai bersikap dingin atau menyusahkan.
Kami juga yakin anda tidak kesulitan mengingat kenalan atau teman yang bertahan sekalipun tahu pujaan hatinya sudah berpacaran, bahkan menikah.
Hati kita tidak akan semasokis itu, jika seandainya kita sadar ada gebetan-gebetan lain yang siap sedia. Orang-orang yang tidak cocok, menyusahkan, bermasalah bisa secepatnya dieliminasi tanpa ada keraguan.
Kecil kemungkinan anda mau bersusah-payah untuk seseorang yang tidak bisa menghargai anda. Risiko ketidakbahagiaan akibat perilaku pasangan yang tidak bisa ditolerir dapat dihindari.
ADVERTISEMENT
Pernah dengar orang yang kecewa dengan pernikahannya? Biasanya sih, salah satu penyebabnya karena menikah dengan yang orang yang sudah ada masalah dari awalnya, tapi dipaksakan karena tidak ada pilihan lain.
Pernah merasakan pahit ditolak setelah ada lakukan segala hal demi membuka hatinya? Rasa sakitnya bertambah berkali lipat manakala anda mengingat berapa banyak investasi yang sudah anda berikan padanya. Masih ingat prinsip cinta adalah hasil investasi , kan?
Bila hanya punya satu gebetan, maka seluruh sumber daya anda jadi terpusatkan pada dia seorang. Tidak heran anda jadi merasa dia sedemikian berharga, dan anda pun tertipu diri sendiri merasa cinta (baca: melekat) padanya.
Sama seperti kita merasa sakit bila diputus oleh kekasih yang telah menerima banyak investasi kita. Demikian juga kita merasa sakit bila ditolak (atau ditinggal jadian) oleh gebetan yang telah menerima banyak investasi kita.
Jika punya banyak gebetan, kita tidak sepenuhnya kebas terhadap ketidaknyamanan penolakan, namun rasa sakitnya tetap terminimalisir. Di saat merasa galau, kita mudah teralih dan teringat akan beberapa teman jalan lainnya yang masih merespons.
ADVERTISEMENT
Analoginya mirip seperti anda melamar pekerjaan. Saat anda hanya memasukkan lamaran pada satu perusahaan saja, maka rasa sakit dan kekecewaan akibat tidak lolos di perusahaan itu akan begitu melukai hati. Berbeda jika anda menyebar lamaran ke banyak perusahaan sekaligus. Jika gagal satu, masih ada banyak perusahaan lain yang mungkin menerima anda.
Mengandalkan satu gebetan membuat anda secara tidak langsung bergantung padanya. Anda menumpukkan segala harapan hanya pada dia satu-satunya.
Anda cepat terserang baper dan merasa serius. Anda sulit menahan diri membanjiri dia dengan fitur-fitur sebagai pacaran, padahal sebenarnya belum ada status apapun. Anda tanpa sadar menjerumuskan diri dalam jerat friendzone.
Zona Teman Saja, begitu kira-kira terjemahan bebasnya, adalah kondisi menyesakkan di mana salah satu pihak sudah merasa lebih, berharap lebih, dan memberikan lebih, sementara pihak satunya lagi tidak berada di posisi yang sama. Pihak yang sudah berlebih itu, urung mundur karena yakin dirinya sudah ada progress, hampir dapat, sedikit lagi, dan sebagainya. Dia memaksakan diri, sekalipun perasaannya tidak berbalas.
ADVERTISEMENT
Apa yang membuat dia sulit sekali keluar dari zona yang menyesakkan tersebut? Karena ketidaktersediaan pilihan lain. Karena dia harus mulai dari nol lagi, bila melepaskan idamannya itu. Dia tidak mau ambil risiko rugi, sampai-sampai mengizinkan dirinya digantung.
Anda masih ingat pernah berada dalam kondisi begitu?
Kebergantungan anda menjadikan dia pihak yang absolut bisa memutuskan apakah mau menerima anda atau tidak. Ini bukan posisi yang setara lagi. Ketika seseorang merasa punya kuasa atau advantage atas anda, kemungkinan besar dia akan terus menggunakannya sampai puas.
Anda akan terus mengayuh dan memelihara kedekatan, tapi dianya tidak sedikit pun mendekat ke arah hubungan yang diinginkan.
Dapatkan yang Terbaik Tanpa Susah Payah
Untuk menurunkan (ya, tidak bisa menghilangkan total) semua risiko di atas, Kelas Cinta merekomendasikan sistem multigebetan, alias PDKT pada 3-5 gebetan secara sekaligus. Angkanya boleh lebih banyak dari lima, tapi semakin banyak biasanya jadi semakin membingungkan.
ADVERTISEMENT
Dengan skema paralel ini, anda bisa meminimalisir kemungkinan 'berusaha' (baca: investasi) terlalu banyak pada satu kandidat yang mempersulit keadaan.
Bayangkan, apakah anda akan bersedia meluangkan lebih banyak waktu dan tenaga untuk seseorang yang berlaku tidak menyenangkan. Terutama apa bila ada empat orang lainnya yang lebih responsif dan menghargai anda?
Proses PDKT adalah proses pergaulan biasa, tidak perlu bersusah payah membanting tulang. Justru kerja keras yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas diri dan memperluas pergaulan, bukannya banting tulang berusaha menyakinkan seseorang agar mau dengan anda.
Sumber daya hidup anda jauh lebih baik dihabiskan untuk menempa diri jadi sosok yang terbaik, agar mampu menarik dan memikat banyak gebetan yang baik. Proses itu membutuhkan waktu, usaha, dan uang yang tidak sedikit. Akan tetapi bila tekun melakukannya, anda akan bertemu dengan banyak kandidat menarik yang tidak perlu didekati dengan susah payah.
ADVERTISEMENT
Kenapa bisa begitu?
Karena diri anda sudah berkualitas tinggi. Orang mudah tertarik, dan nyaman, berada dekat dengan anda. Sebagian dari orang-orang itu pastinya memiliki hal-hal yang Anda inginkan sebagai pasangan hidup. Bila bertemu demikian, anda cukup perlu mengajak ngobrol dan berkencan, tanpa susah payah.
Masih ingat betapa sulitnya proses PDKT yang anda lakukan selama ini karena dia bersikap dingin, acuh, dan masa bodoh dengan ajakan ngobrol anda?
Sebenarnya dia bukannya cuek, pasif, atau sibuk. Dia juga bukan menantang anda untuk membuktikan ketulusan dan menunjukkan perjuangan. Dia hanya tidak tertarik dengan anda.
Untuk menarik pasangan yang terbaik, anda harus menjadi diri yang terbaik juga, mengoleksi banyak gebetan yang baik, lalu menyeleksi mereka satu per satu lewat proses berkencan.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi menemukan bahwa wanita rata-rata perlu melewati setidaknya sembilan kali kencan, sementara pria memerlukan 10 kali kencan sebelum akhirnya melihatnya sebagai pilihan yang terbaik. Keyakinan itu baru muncul bila kita sudah menguji dan mengalami sendiri bagaimana kandidat lain kalah dibanding satu orang tersebut.
Daripada menua bersama orang yang kemungkinan besar bukan-terbaik dan menghabiskan sisa umur dalam penyesalan, lebih baik anda meningkatkan kualitas diri agar bisa dikelilingi orang-orang baik, berkencan dengan mereka, dan akhirnya menemukan satu yang terbaik.
Semoga artikel kali ini bisa mencerahkan anda yang sedang bingung mencari pasangan. Selamat mempraktikkan ilmu baru.
ADVERTISEMENT