Pakande-Kandea Baubau, Tradisi Penyambutan Tamu dan Ajang Cari Jodoh

Konten Media Partner
23 November 2019 11:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beberapa jenis sajian makanan yang disediakan di talang makanan. Foto: Rusman/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa jenis sajian makanan yang disediakan di talang makanan. Foto: Rusman/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
Festival Keraton Masyarakat Adat Asean (FKMAA) ke-6 di Kota Baubau, para tamu disuguhkan dengan berbagai makanan tradisional Buton yang disajikan di ribuan talang makanan yang mengelilingi benteng Keraton Buton seluas 3 hektar.
ADVERTISEMENT
Ribuan talang makanan itu dijejer mengikuti jalur lingkar di dalam kawasan benteng Keraton sepanjng 2 kilometer yang dirangkai dalam tradisi Pakande-kandea.
Tradisi Pakande-kandea ini dilaksanakan untuk menyambut para tamu yang merupakan raja-jaja se-Nusantara dan sejumlah tamu dari kerajaan di Negara-negara Asean yaitu Malaysia, Thailand, Philipina, Singapura, Rusia dan Korea.
Walikota Baubaum AS Tamrin menyampaikan bahwa tradisi ini menjadi sarana penyambutan tamu maupun pejabat luar daerah ditandai dengan gadis penjaga talang yang menyuapi para tamu.
Selain itu, makna yang tersirat dalam tradisi Pakande-kandea ini juga di saat masa Kesultanan Buton menjadi salah satu sarana ajang pencarian jodoh bagi para muda-mudi.
"Kalau dulu waktu masa kesultanan, selain ini sebagai tradisi penyambutan para prajurit yang pulang dari medan perang dengan kemenangannya, ini juga sebagai ajang pencarian jodoh," ucap Tamrin saat memberikan sambutan di hadapan para Raja dan Sultan saat cara Pakande-kandea.
ADVERTISEMENT
Lanjut Tamrin, disisi lain Pakande-kandea ini memiliki dua sisi arti. Sisi pertama sebagai media komunikasi masyarakat dan disisi lain mempererat persaudaraan dari yang tidak kenal menjadi kenal.
"Karena hanya di acara-acara begini mereka bisa ketemu, bisa saling kenal sehingga tejalin silaturahmi antara satu sama lain," tuturnya
Sekretaris Daerah Kota Baubau, Roni Muhktar, menambahkan pihaknya juga mengundang Musium Rekor Indonesa (MURI) untuk mecatat dan memasukkan penyajian 1000 talang pada acara Pakande-kandea ke dalam rekor MURI.
"Insya Allah kita dapat MURI, dalam kategori jumlah deretan talang sepanjang alur Benteng dengan kata lain panjangnya, bukan banyaknya," jelasnya.
Berikut jepretan jurnalis kendarinesia/kumparan.com di Kota Baubau saat festival berlangsung.
Talang makanan yang berisikan makanan khas tradisional Buton. Foto: Rusman/kendarinesia.
Salah satu Sultan yang menjadi tamu pada kegiatan FKMAA di suap oleh gadis penjaga talang makanan. Foto: Rusman/kendarinesia.
Jejeran talang makanan khas Buton disiapkan untuk menjamu para raja dan sultan peserta FKMAA di Kota Baubau. Foto: Rusman/kendarinesia.
Tradisi tompa atau menyuap tamu dengan makanan oleh para gadis penjaga talang makanan. Foto: Rusman/kendarinesia.
Setiap talang yang berisi makanan akan dijaga oleh satu orang perempuan berbaju adat buton. Mereka nantinya akan menyuapkan makanan yang ada di dalam talang kepada para tamu. Foto: Rusman/kendarinesia.
Gadis penjaga talang makanan menyuap tamu pada tradisi pakande-kandea. Foto: Rusman/kendarinesia.