Konten dari Pengguna

JK dan Ciputra: Rasis atau Pembela Bangsa?

KH Anwar Abbas
Wakil Ketua Umum MUI, Ketua PP Muhammadiyah
10 Juni 2023 19:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KH Anwar Abbas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketua DMI Jusuf Kalla di acara pelantikan pengurus DMI Provinsi Sumatera Selatan Periode 2023-2028 di Masjid Agung Palembang. Foto: Tim Media JK
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DMI Jusuf Kalla di acara pelantikan pengurus DMI Provinsi Sumatera Selatan Periode 2023-2028 di Masjid Agung Palembang. Foto: Tim Media JK
ADVERTISEMENT
Saya cukup terkejut mendengar ada orang yang mencap Jusuf Kalla atau JK sebagai rasis karena beliau mengatakan bahwa 50% ekonomi Indonesia dikuasai oleh penduduk dari etnis cina padahal jumlah penduduk cina di negeri ini hanya 4,5%. Yang menjadi pertanyaan bagi saya di mana letak rasisnya JK karena seperti kita ketahui seseorang akan dikatakan rasis kalau dia membenci suku bangsa lain.
ADVERTISEMENT
Apakah JK membenci etnis cina? Kalau ada orang yang mengatakan JK membenci etnis Cina lalu mengapa JK menunjuk Sofjan Wanandi dari etnis cina yang terlahir dengan nama Liem Bian Khoen sebagai teman dekat dan pembantu utamanya ketika dia menjadi wapres? Padahal kita tahu bahwa Liem Bian Khoen atau Sofyan Wanandi tersebut adalah seorang pengusaha keturunan yang cukup berhasil di mana beliau merupakan pemilik dari bisnis Gemala Group (sekarang Santini Group).
Dan juga sebenarnya kalau kita memiliki informasi yang lengkap apa yang dikatakan serta diprihatinkan JK tidak hanya dirasakan dan disampaikan oleh JK saja tapi juga oleh mendiang Ciputra, yaitu seorang pengusaha real estate atau properti terkenal tidak hanya di negeri ini tapi juga di dunia yang memiliki nama lahir Tjie Tjin Hoan. Ciputra dalam salah satu wawancara, menyatakan keprihatinannya bahwa dari 45-50 perusahaan publik dalam bidang properti cuma hanya satu yang milik penduduk asli yang lainnya milik dari warga Tionghoa. Dalam bidang ekspor kata beliau mayoritas ekspor dari negeri ini adalah dilakukan oleh warga Tionghoa.
ADVERTISEMENT
Ketika beliau ditanya tentang apa yang harus dilakukan, Ciputra menjawab saya akan bersurat kepada Pak Jokowi dan Jusuf Kalla (presiden dan wapres waktu itu) agar mengalokasikan sebagian besar dari anggaran pendidikan tersebut untuk mencetak para entrepreneur. Sebab yang namanya penduduk asli tersebut, kata Ciputra, tidak punya orang tua, lingkungan dan guru yang mendukung.
Ir Ciputra. Foto: Dok. Ciputra
Untuk itu kata Ciputra kita harus didik penduduk asli ini agar bisa menjadi entrepreneur-entrepreneur yang andal. Jadi JK dan Ciputra meskipun berasal dari dua etnis yang berbeda, satu dari bugis dan yang satu dari etnis cina, tapi mereka sama-sama punya informasi dan pandangan yang sama. Lalu yang menjadi pertanyaan mengapa JK dianggap rasis dan Ciputra tidak?
ADVERTISEMENT
Saya rasa dalam hal ini bukan ada udang di balik batu tapi ada batu di balik udang. Dan itu jelas tidak baik bagi perkembangan bangsa ini ke depannya apalagi kita lihat JK juga telah melakukan langkah-langkah konkret dengan membangun dialog-dialog tentang dunia bisnis di antara penduduk asli dengan penduduk dari etnis cina agar di antara mereka terwujud saling pengertian dan kerja sama yang baik. Oleh karena itu bila hal ini kita lihat dengan kaca mata yang jernih apa yang disampaikan JK dan Ciputra tersebut tentu sangat strategis karena tujuannya adalah untuk kebaikan dan kemaslahatan negara dan bangsa ini ke depannya.