Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Diplomasi Publik Indonesia melalui Kesenian dalam Perhelatan KTT Ke-43 ASEAN
9 September 2023 8:43 WIB
Tulisan dari Krisman Heriamsal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah sukses menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Indonesia selaku ketua ASEAN kembali menggelar KTT ke-43 ASEAN di Jakarta pada 5-7 September 2023. Event ini adalah momentum pertemuan bagi para pemimpin negara-negara di Asia Tenggara dan negara mitranya untuk membahas perkembangan dan penguatan kerjasama antara kedua pihak untuk mencapai visi ASEAN 2045.
Selain dihadiri oleh delegasi dari 11 negara anggota dan negara mitra seperti, Amerika Serikat, Australia, India, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Rusia, Selandia Baru, China, dan dua negara undangan yaitu Bangladesh dan Kepulauan Cook, KTT ke-43 ASEAN juga melibatkan beberapa organisasi internasional seperti, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional atau IMF juga hadir dalam perhelatan ini.
ADVERTISEMENT
KTT ke-43 ASEAN terbagi kedalam beberapa agenda yaitu, Forum ASEAN-Indo Pasifik, KTT ke-26 ASEAN-Tiongkok, KTT ke-24 ASEAN-Republik Korea, KTT ke-26 ASEAN-Jepang, KTT ke-26 ASEAN Plus Tiga (APT), KTT ASEAN Amerika Serikat, dan KTT ASEAN-Kanada (Savitri 2023).
Selain agenda untuk membahas isu-isu penting internal ASEAN dan kerjasamanya dengan negara atau organisasi mitra, perhelatan ini juga diwarnai dengan berbagai kreasi yang memperlihatkan kekayaan budaya Nusantara seperti Kesenian, Kuliner, Adat dan Budaya khas Nusantara serta talenta-talenta orang Indonesia. Hal tersebut sangat terlihat ketika Presiden Joko Widodo menjamu para pemimpin negara ASEAN, negara mitra, dan organisasi internasional serta tamu undangan lainnya dalam Gala Dinner KTT ke-43 ASEAN dengan berbagai macam pertunjukan kesenian.
Tidak hanya memperlihatkan kekayaan budaya Indonesia, pertunjukan yang ada juga menyajikan tarian yang menjelaskan alur cerita dengan menggabungkan unsur-unsur kebudayaan dari negara-negara anggota ASEAN.
Menarik untuk melihat arah politik luar negeri Indonesia sepanjang perhelatan KTT ASEAN tahun ini secara khusus pada sesi Gala Dinner tanggal 6 September. Dengan mengusung tema Nusantara The Forest, menjadi momentum tersendiri bagi Indonesia dalam melakukan Diplomasi Publik melalui Kesenian.
ADVERTISEMENT
Tarian yang memadukan unsur budaya negar-negara ASEAN tersebut memperlihatkan kebudayaan dari angota-anggota penuh ASEAN. Namun, sekalipun bukan merupakan anggota penuh, kebudayaan negara Timor Leste juga tetap menjadi bagian dari alur cerita dalam dipertunjukkan tarian tersebut. Hal ini menunjukkan arah politik luar negeri Indonesia yang selama ini komitmen mengupayakan Timor Leste menjadi bagian dari ASEAN.
Namun, pada KTT ke-43 ASEAN ini, Indonesia tidak secara langsung mengeluarkan pernyataan atau statement untuk menerima Timor Leste sebagai anggota penuh ASEAN. Tetapi, dengan cara yang sangat halus yaitu melalui Kesenian. Langkah tersebut menunjukkan bahwa Indonesia tengah melakukan diplomasi publik melalui kesenian untuk memberitahu kepada dunia Internasional maupun negara anggota ASEAN lainnya bahwa kita mengakui keberadaaan dan menginginkan Timor Leste menjadi anggota penuh ASEAN.
Diplomasi Publik dapat dimaknai sebagai proses komunikasi pemerintah terhadap publik mancanegara yang tujuannya untuk memberikan informasi atas sikap negara, institusi, budaya, kepentingan nasional, dan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh negara tersebut (Hennida 2008).
ADVERTISEMENT
Singkatnya, diplomasi publik akan membuat publik dapat memahami langkah-langkah kebijakan luar negeri yang diambil oleh pemerintah. Jadi, dapat dikatakan bahwa Indonesia dalam diplomasi publiknya pada KTT ke-43 ASEAN ingin menginformasikan arah kebijakan luar negerinya dalam mengupayakan keanggotaan penuh Timor Leste dalam ASEAN.
Timor Leste sendiri, sejak tahun 2011 telah mengajukan permohonan menjadi anggota ASEAN. Namun, baru pada tahun 2022 mendapatkan pengakuan sebagai anggota ASEAN tetapi statusnya hanya sebatas sebagai negara peninjau, belum sebagai anggota penuh. Hal ini karena permohonan tersebut mendapat penolakan dari Singapura dengan alasan Timor Leste masih terbatas dalam kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia (Hakim 2023).
Indonesia selaku ketua ASEAN, sangat mendukung keinginan Timor Leste untuk bergabung menjadi anggota penuh. Dalam beberapa forum ASEAN seperti KTT ke 42 di Labuan Bajo, Indonesia selalu memperlihatkan komitmennya dalam mengupayakan Timor Leste menjadi anggota penuh ASEAN.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana narasi yang disampaikan Presiden Joko Widodo bahwa ASEAN akan menjadi Epicentrum of Growth, proses untuk menuju kesana tentu saja bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, sangat penting untuk membangun komitmen bersama negara ASEAN untuk mewujudkannya. Diplomasi Publik Indonesia melalui Kesenian tersebut bukan hanya momentum membangun citra positif Indonesia dimata negara-negara Asia tenggara, dan negara mitra Asean, tetapi ini adalah bagian dari upaya untuk secara perlahan mewujudkan ASEAN sebagai Epicentrum of Growth.