11 Maskapai Penerbangan RI Bangkrut, Kini Pandemi Bikin Megap-megap
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di sepanjang 2020, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk rugi Rp 35 triliun dan beban utangnya mencapai Rp 134 triliun. Harapan bangkit di 2021 pudar, setelah COVID-19 varian delta memicu lonjakan kasus corona.
Pada paruh pertama 2021, Garuda Indonesia membukukan kerugian Rp 13 triliun dan beban utangnya Rp 70 triliun. Kesulitan keuangan membuat Garuda menunggak berbagai kewajiban pembayaran, sehingga kini menghadapi gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Jika gugatan dikabulkan majelis hakim, Garuda Indonesia bisa berujung pailit dan dibubarkan. Sebelum ini, setidaknya 11 maskapai penerbangan Indonesia bangkrut karena berbagai sebab. Terutama akibat kondisi ekonomi yang buruk.
Daftar 11 Maskapai Penerbangan RI yang Bangkrut:
Bouraq Airlines
Bouraq Airlines didirikan oleh pengusaha kayu Albert Jerry Sumendap pada 1970. Puncak kejayaannya pada 1980, ketika maskapai penerbangan belum sebanyak saat ini. Bouraq Airlines dinyatakan pailit pada 2005.
ADVERTISEMENT
Merpati Nusantara Airlines
'Adik kandung' Garuda Indonesia ini berdiri pada 1962 dan pernah merajai rute-rute penerbangan domestik dan perintis di Indonesia. Tapi sejak 2014 Merpati berhenti beroperasi, meski status badan usahanya tetap aktif. Menteri BUMN Erick Thohir memasukkan Merpati Nusantara Airlines ke dalam daftar BUMN yang akan ditutup total.
Adam Air
Masa kejayaan maskapai penerbangan berbiaya murah ini pudar, saat penerbangan KI 457 rute Jakarta-Manado hilang di perairan Majene, Sulawesi Selatan. Kementerian Perhubungan kemudian mencabut izinnya pada 19 Juni 2008 dan menandai bangkrutnya Adam Air.
Batavia Air
Pernah melayani penerbangan domestik dan internasional, Batavia Air berakhir bangkrut akibat gugatan pailit salah satu perusahaan sewa pesawat. Gugatan International Lease Finance Corporation (ILFC) itu dikabulkan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada 30 Januari 2013.
ADVERTISEMENT
Sempati Air
Maskapai penerbangan ini mulai beroperasi Maret 1969. Pada dekade 1980-1990, Sempati Air sangat ekspansif dan dikenal sebagai maskapai yang memberikan pelayanan prima kepada penumpangnya. Maskapai ini sempat menerbangi sejumlah rute regional ke Singapura, Kuala Lumpur, dan Manila. Tapi krisis moneter 1998 menghantam maskapai ini hingga bangkrut.
Mandala Air
Mandala Airlines beroperasi sejak 17 April 1969, namun setop operasi pada 12 Januari 2011. Saat itu maskapai ini di bawah pengelolaan Indigo Partners dan Cardig International. Setelah direstrukturisasi, Mandala kembali beroperasi pada Juni 2011 dengan nama Mandala Tigers. Pada 1 Juli 2014 maskapai ini kembali berhenti operasi karena masalah bisnis dan keuangan.
Bali Air
Maskapai penerbangan ini didirikan pada 1973 oleh Jerry Albert Sumendap, yang juga pemilik Bouraq. Tapi Bali Air berhenti operasi sejak 2007.
ADVERTISEMENT
Jatayu Air
Maskapai penerbangan ini didirikan oleh pengusaha asal Yogyakarta, Suntinah. Ruter penerbangan perdananya adalah Yogyakarta-Jakarta. Kepemilikan perusahaan kemudian beralih ke Wiryanto Lie. Tapi pada 2008 Kemenhub mencabut izin operasi, karena maskapai ini dianggap tidak memenuhi kelayakan jumlah armada, yakni minimal memiliki 2 pesawat.
AW Air
Nama AW Air merupakan kepanjangan dari Air Wagon Internasional. Maskapai penerbangan ini didirikan oleh Abdurrahman Wahid pada tahun 2000. Sehingga ada juga yang menyebut kepanjangan AW sebagai Abdurrahman Wahid. Maskapai ini berhenti operasi dan izin usahanya diambil alih oleh Air Asia.
Star Air
Star Air berdiri tahun 2000 di saat pemerintah memberlakukan deregulasi industri penerbangan. Tapi hanya lima tahun beroperasi, pada 2005 izin Star Air dicabut Kemenhub sehingga maskapai penerbangan ini berhenti total.
ADVERTISEMENT
Linus Airlines
*****
Jangan lewatkan informasi seputar Festival UMKM 2021 kumparan dengan mengakses laman festivalumkm.com . Di sini kamu bisa mengakses informasi terkait rangkaian kemeriahan Festival UMKM 2021 kumparan, yang tentunya berguna bagi para calon dan pelaku UMKM.