2 Juta Meter Persegi Gedung Perkantoran Jakarta Sepi Tak Tersewa Akibat Pandemi

7 Oktober 2020 12:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret gedung-gedung perkantoran di Jakarta, Kamis (13/8/2020). . Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Potret gedung-gedung perkantoran di Jakarta, Kamis (13/8/2020). . Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sewa gedung perkantoran sepi terdampak pandemi, disebabkan banyaknya kegiatan bisnis yang dilakukan dari rumah atau WFH (Work From Home). Konsultan properti memperkirakan, kondisi pasar sewa gedung perkantoran baru pulih 2022 atau dua tahun dari sekarang.
ADVERTISEMENT
Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, menyatakan sepinya bisnis sewa gedung perkantoran dipengaruhi kelesuan ekonomi yang terdampak pandemi. Apalagi, banyak muncul kasus COVID-19 klaster perkantoran.
"Sehingga masih perlu waktu untuk bisnis perkantoran untuk bisa kembali normal lagi," kata Ferry dalam paparan properti di Jakarta, Rabu (7/10).
Hal itu, kata dia, terlihat antara lain dari proyeksi tingkat permintaan ruang perkantoran yang lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya. Ini akibat pandemi dan melambatnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Terkait dengan kondisi pandemi COVID-19, Ferry berpendapat bahwa dengan adanya vaksin maka akan membantu pemulihan ekonomi yang akan diiringi dengan kondisi booming property pada tahun selanjutnya.
"Pertengahan 2021 kemungkinan akan menjadi sign (pertanda) apakah properti itu bergerak membaik atau tidak dan hasilnya baru akan bisa dilihat pada tahun 2022," ujar Ferry seperti dilansir Antara.
Petugas dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memasang stiker segel yang akan dipasang pada perkantoran yang beroperasi meski ada karyawannya positif COVID-19 saat inspeksi mendadak di Senayan, Jakarta, Kamis (1/10). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Ia mengungkapkan bahwa pada kuartal III-2020 tidak ada pasokan baru baik di CBD (central business district/ kawasan sentra bisnis) maupun di luar CBD. Berdasarkan data Colliers International Indonesia, proyeksi pasok kumulatif di Jakarta saat ini tercatat sebanyak 10,3 juta meter persegi, dengan 6,9 juta meter persegi atau sekitar 66 persennya terletak di CBD.
ADVERTISEMENT
Selain itu jumlah ruang kantor di Jakarta yang belum terserap tercatat ada sebanyak 1,9 juta meter persegi, di mana 68 persennya dipasok di CBD. Dengan kondisi demikian, lanjutnya, maka semakin banyaknya tambahan pasok gedung perkantoran ke depannya akan semakin memberikan tekanan kepada tingkat hunian di wilayah ibu kota pada 2021.
Sebelumnya perusahaan konsultan properti Knight Frank Indonesia mengungkapkan pandemi COVID-19 telah menyebabkan tingkat hunian atau okupansi perkantoran di Jakarta turun tipis dari okupansi semester II 2019 sebesar 76 persen menjadi 75,9 persen pada semester I 2020.
"Dari tingkat hunian, seperti yang bisa diprediksi turun menjadi 75,9 persen. Hal ini juga diikuti harga sewa yang cenderung turun dan berada di bawah tekanan di semua grade (kelas) yang ada," kata Senior Advisor Research Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan tingkat kekosongan ruang gedung perkantoran Jakarta mencapai 24,1 persen dan ada serapan 81.699 meter persegi jumlah ruang pada periode ini.