24.594 WNA Masuk RI Saat Kasus COVID-19 Menanjak, Terbanyak dari China

10 Juli 2021 19:48 WIB
·
waktu baca 1 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:01 WIB
Pihak imigrasi memeriksa WNA yang memasuki bandara di Indonesia. Foto: Dok. Imigrasi
zoom-in-whitePerbesar
Pihak imigrasi memeriksa WNA yang memasuki bandara di Indonesia. Foto: Dok. Imigrasi
ADVERTISEMENT
Sebanyak 24.594 WNA (Warga Negara Asing) masuk Indonesia ketika kasus COVID-19 di tanah air tengah menanjak. Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati, menyayangkan tak adanya pembatasan lalu lintas WNA.
ADVERTISEMENT
Mengutip data Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, Kurniasih mengungkapkan jumlah WNA sebanyak itu yang masuk Indonesia, terhitung pada 1 Juni-6 Juli 2021. Dari jumlah itu, yang paling banyak WNA China sebanyak 5.298 orang.
“Kasihan rakyat Indonesia. Di tengah-tengah perjuangan melawan COVID-19 dan pemberlakuan PPKM Darurat, negara justru membuka pintu untuk WNA tiba di Indonesia. Ini kan justru kebijakan yang kontra produktif,” kata Mufida melalui pernyataan resmi, Sabtu (10/7).
20 TKA asal China tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, pada Sabtu (3/7) malam. Foto: Dok. Istimewa
Menurutnya, mendatangkan WNA dari negara-negara yang terdampak COVID-19, sama saja mengimpor virus corona ke Indonesia untuk jadi lebih besar. Apalagi jumlah WNA yang tiba di Indonesia tersebut, didominasi negara-negara yang lebih dulu terjangkit COVID-19 ketimbang Indonesia.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengungkapkan, lima negara dengan WNA terbanyak yang datang ke Indonesia adalah China, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Rusia.
ADVERTISEMENT
Ia pun meminta agar negara lebih adil dalam pemberlakuan PPKM Darurat. Karena bila hal tersebut dibiarkan, maka penanganan COVID-19 akan terhambat.
“Mendatangkan WNA di tengah kebijakan PPKM Darurat sama saja tidak sensitif atas penderitaan rakyat. Rakyat sendiri dilarang keluar rumah kalau bekerja di sektor nonessensial dan nonkritikal, namun ini WNA tiba di Indonesia. Ini benar-benar menghilangkan nilai kemanusiaan,” tegasnya.