Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
6 Kontraktor China Tertarik Garap Proyek LRT Ratu Prabu
16 Mei 2018 17:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB

ADVERTISEMENT
Hasrat PT Ratu Prabu Energi Group membangun proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) tak main-main. Presiden Direktur PT Ratu Prabu Energi Group Burhanuddin Bur Maras bahkan sudah mengundang dan menjalin relasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan mimpinya ini.
ADVERTISEMENT
PT Ratu Prabu Energi Group memang berencana membangun LRT rute Jabodetabek sepanjang lebih dari 485 km. Proyek ini diperkirakan akan menelan anggaran sekitar Rp 415 triliun .
Dalam kesempatan bertemu dengan media, Burhanuddin mengungkapkan, ada 6 kontraktor China yang tertarik ikut serta dalam proyek ini. Sedangkan 1 kontraktor lain yang tertarik adalah berasal dari Korea Selatan.

"Sekarang kita sudah undang para kontraktor yang minat bangun proyek ini. Peminatnya yang sudah kita undang, 6 perusahaan China dan 1 Korea. Tujuh perusahaan sangat minat partisipasi bangun proyek ini," katanya saat ditemui di Gedung Ratu Prabu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (16/5).
Sampai sekarang, Ratu Prabu masih menunggu terbitnya izin dari Kementerian Perhubungan. Setelah izin terbit, Ratu Prabu segera melaksanakan perjanjian Business to Business (B to B) dengan mitra bisnis yang tertarik.
ADVERTISEMENT
Adapun targetnya harus berjalan pada pertengahan Juni 2018. Menurut Burhanuddin, pemilihan dan seleksi kandidat para kontraktor membutuhkan waktu sekitar 6 bulan sebelum memulai pengerjaan pembangunan LRT yang targetnya dimulai pada semester kedua di tahun 2019 mendatang.
"Proyek ini kontraknya sebagai EPC plus F, engineering, procurement, construction, dan pendanaan (financing). Para kontraktor yang minat juga harus sediakan pendanaannya dan keadaannya berjalan lancar," jelasnya.