Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Agar Tak Tambah Rugi saat Aset Kripto Turun, Apa yang Harus Dilakukan Investor?
14 Mei 2022 14:03 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Investasi di aset kripto dianggap lebih berisiko. Apalagi, pasar kripto saat ini sedang tidak baik-baik saja setelah aset kripto Terra LUNA Coin merosot harganya sampai 99,47 persen dalam kurun waktu 24 jam pada Jumat (13/5).
ADVERTISEMENT
Untuk itu, masyarakat diminta hati-hati dalam mengalokasikan dananya untuk berinvestasi di aset kripto. Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, menyarankan hanya 30 persen sampai 50 persen dana alokasi yang diinvestasikan ke kripto.
“Dikarenakan investasi di kripto itu lebih berisiko dibandingkan dengan pasar karena kripto tidak ada underlying asetnya, maka sebaiknya kita juga harus ekstra berhati-hati ketika akan invest di situ,” kata Andy saat dihubungi, Sabtu (14/5).
“Bila kita hendak berinvestasi dari penghasilan kita yang disisihkan secara reguler, baiknya alokasikan hanya 30 persen sampai 50 persen dari dana yang disiapkan untuk berinvestasi,” tambahnya.
Ingat, persentase tersebut adalah dari dana yang disiapkan khusus buat investasi. Bukan 50 persen dari keseluruhan penghasilan yang didapatkan.
ADVERTISEMENT
Andy menyarankan alokasi investasi selebihnya diinvestasikan ke instrumen lain atau selain aset kripto yang resikonya lebih rendah. Sehingga apabila ternyata hasil dari kripto tidak sesuai harapan, maka kita masih ada dana lain yang sedang diinvestasikan.
“Selain itu hindari juga untuk berinvestasi menggunakan uang ‘panas’ yaitu uang yang sebenarnya kita butuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ataupun bahkan uang hasil ngutang, itu big no,” ujar Andy.
Bagaimana kalau sudah terlanjur menaruh alokasi investasi di aset kripto?
“Bila ternyata kita sudah terlanjur menaruh uang banyak di kripto dan sekarang harganya sudah anjok, maka pilihannya adalah melakukan cut loss di angka berapapun,” ujar Andy.
Andy menjelaskan ada juga pilihan untuk membiarkan dana investasi tetap di aset kripto sambil berharap harganya akan naik lagi. Meski tidak ada yang tahu kapan harganya bisa meroket lagi.
ADVERTISEMENT
Bahkan, kata Andy, apabila memposisikan diri sebagai investor jangka panjang, justru momen jatuhnya harga tersebut menjadi kesempatan emas untuk melakukan top up dengan konsep cost averaging. Sehingga ketika nanti harganya naik kembali, kita sudah memiliki unit kripto yang lebih banyak lagi.
“Bila kripto yang kita invest harganya masih cenderung stabil, ada baiknya untuk mengurangi porsi kripto kita paling tidak separuhnya, dan dana yang kita tarik tadi investasikan di instrumen investasi yang risiko lebih rendah,” terang Andy.