Anindya Bakrie Ajak Investor Inggris Kembangkan Ekosistem Baterai Listrik

2 Desember 2022 20:13 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia bersama Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid, dan Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Anindya N. Bakrie dalam pertemuan Bilateral dengan pemerintah Inggris di London, Inggris pada Rabu (28/3). Foto: Kementerian Investasi/BKPM.
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia bersama Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid, dan Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Anindya N. Bakrie dalam pertemuan Bilateral dengan pemerintah Inggris di London, Inggris pada Rabu (28/3). Foto: Kementerian Investasi/BKPM.
ADVERTISEMENT
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), Anindya Bakrie akan mengajak investor di Inggris untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT
Bahlil percaya Anindya Bakrie akan menjadi salah satu pemain ekosistem baterai listrik terbesar Indonesia. Dia menilai belum ada pengusaha Indonesia yang masuk ke sektor baterai tersebut.
"Nanti Pak Anin ini akan masuk, bekerja sama dengan investor Inggris ke ekosistem EV baterai. Kita umumkan pada bulan Februari, itu salah satu terbesar di dunia" kata Bahlil dalam RAPIMNAS KADIN 2022 di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (2/12).
Bahlil mengatakan, Anindya Bakrie telah membangun hilirisasi Dimetil Eter (DME) di Kalimantan. Hilirisasi perlu dibangun jika izin usaha batu bara, nikel, dan tembaga ingin diperpanjang.
"Freeport sudah bangun smelternya di Gresik, sekarang PTBA sudah bangun di Sulsel, pak Anin sudah bangun di Kalimantan, pak Arsjad juga sudah mulai masuk sekarang di Kalimantan itu batu baranya, jadi ini tidak ada lagi yang lewat," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Bahlil menuturkan, masih banyak pengusaha yang mencoba untuk menghalangi agar tidak terjadi hilirisasi yang masif. Indonesia memiliki bahan tambang yang lengkap kecuali lithium.
"Pak Anin dan Pak Arsyad yang punya batu bara yang sudah diperpanjang (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara) PKP2B-nya, ini hati-hati kalau kalian tidak bangun hilirisasi, izinnya kita evaluasi," lanjutnya.
Bahlil mengungkapkan, LG Electronics menjadi salah satu investor baterai kendaraan listrik terbesar, senilai Rp 142 triliun. Selain itu, Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) sudah memulai konstruksi dengan nilai investasi Rp 70 triliun.
"Foxcon sudah masuk juga, BASF sudah masuk. Mereka ikut mengambil bagian dalam ekosistem EV baterai," pungkasnya.