Arief Harsono, Bos Pabrik Gas Terbesar, Dulu Merantau Berbekal Uang Rp 30 Ribu

3 Juli 2021 17:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arief Harsono, pendiri dan CEO Grup Samator, produsen gas terbesar di Indonesia. Foto: Instagram htanoko
zoom-in-whitePerbesar
Arief Harsono, pendiri dan CEO Grup Samator, produsen gas terbesar di Indonesia. Foto: Instagram htanoko
ADVERTISEMENT
Arief Harsono, pendiri yang juga CEO Grup Samator, meninggal dunia pada Jumat (2/7) malam. Perusahaan yang didirikan Arief Harsono, kini merupakan perusahaan gas terbesar di Indonesia, yang memasok kebutuhan industri maupun medis.
ADVERTISEMENT
Di tengah kasus COVID-19 yang kembali menggila, oksigen medis yang merupakan salah satu jenis gas yang diproduksi Samator, banyak dicari masyarakat. Salah seorang kolega Arief Harsono, Hermanto Tanoko, mengungkapkan kesibukan bos Samator itu belakangan ini, dalam memasok kebutuhan oksigen medis untuk pasien COVID-19.
"Jadi beberapa minggu ini saya banyak sibuk koordinasi kekurangan Oksigen di rumah sakit di Jabar, Jateng dan Jatim, sehingga agak kelupaan waktu istirahat," tulis Hermanto mengutip pernyataan Arief, seperti diunggah di akun instagram @htanoko.
Informasi dari manajemen Grup Samator menyebutkan, Arief Harsono meninggal akibat COVID-19, saat dalam perawatan di rumah sakit Adi Husada, Surabaya.
Pabrik oksigen milik perusahaan gas terbesar di Indonesia, Samator. Foto: Dok. Samator
Grup Samator yang didirikan Arief Harsono pada 1975, kini telah menjadi kelompok usaha yang produksi utamanya adalah berbagai jenis gas, untuk kebutuhan industri. Samator merupakan yang terbesar di Indonesia, dalam produksi gas industri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Samator juga merupakan produsen oksigen terbesar, termasuk untuk keperluan medis. Data yang dimiliki kumparan, mengungkapkan kapasitas produksi oksigen Samator mencapai 425.000 ton per tahun. Sementara utilisasi produksinya mencapai 318.750 ton per tahun.
Selain industri gas, Grup Samator juga merambah bisnis lain seperti kimia, kesehatan, otomotif (distributor Mazda), serta properti. Total ada lebih dari 30 anak usah di bawah Grup Samator, termasuk PT Aneka Gas Industri Tbk, yang dulunya berstatus sebagai BUMN.
"Grup Samator telah tumbuh menjadi perusahaan multi triliun rupiah dengan karyawan lebih dari 3.000 orang. Pada tahun 2004, Samator melakukan ekspansi usaha gas industrinya secara agresif dengan melakukan akuisisi atas PT Aneka Gas Industri," tulis Hermanto lagi.
Arief Harsono (Kanan), pendiri dan CEO Grup Samator, produsen gas terbesar di Indonesia. Foto: Instagram htanoko
Arief Harsono memulai bisnis sejak belia, yakni pada usia 18 tahun begitu lulus SMA. Ayahnya yang merupakan pengusaha kopra, saat itu menantang Arief Harsono dengan dua pilihan, bekerja atau kuliah. Arif pun memilih bekerja, berbisnis kopra mengikuti jejak sang ayah.
ADVERTISEMENT
"Saya merantau ke Poso untuk berbisnis kopra. Itu tahun 1973. Dari Surabaya naik kapal Pelni. Saya cuma dibekali tiket sekali jalan dan uang Rp 30.000. Sampai di Poso, uang sudah habis," tutur Arief Harsono dalam wawancara bersama Dahlan Iskan.
Dari Poso, dia sempat dua kali menjual kopra ke ayahnya di Surabaya. Pengiriman pertama sebanyak 1.400 ton, pengiriman kedua 1.300 ton. Dari dua kali pengiriman itu, dia meraup untung besar. Arief Harsono pulang ke Surabaya, lalu mendirikan Samator pada 1975.