AS Lolos Resesi Ekonomi, Tapi Perusahaan Ajukan Bangkrut Catat Rekor Tertinggi

24 Mei 2023 11:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi resesi ekonomi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi resesi ekonomi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat (AS) sejauh ini lolos dari resesi ekonomi. Meski demikian, ekonomi negara Paman Sam itu tidak bisa dikatakan sedang baik-baik saja. Karena perusahaan yang mengajukan bangkrut (bankruptcy) di 2023 melonjak, catatkan rekor tertinggi sejak 2010.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya survei Bloomberg menyebutkan peluang (probabilitas) resesi di AS pada 2023 mencapai 65 persen. Salah satu yang tertinggi setelah Inggris, yang probabilitas terkena resesi-nya mencapai 75 persen.
Kenyataannya hingga kuartal I 2023 pertumbuhan ekonomi AS masih positif 1,1 persen secara year on year. Angka pertumbuhannya memang melambat dibandingkan kuartal IV 2022 yang sebesar 2,9 persen.

Perusahaan Bangkrut Melonjak

Jumlah perusahaan yang mengajukan kebangkrutan di AS dari tahun ke tahun. Grafik: S&P Global Market Intelligence
Di tengah pertumbuhan ekonomi yang masih positif, perusahaan-perusahaan AS yang mengajukan bangkrut pada 2023 melonjak. Kebangkrutan (bankruptcy) yang di AS dikenal sebagai 'Chapter 11', tidak selalu bermakna perusahaan tutup total.
Pada 'Chapter 11' itu juga diatur soal kepailitan atau restrukturisasi, seperti yang di Indonesia dikenal sebagai PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang). Artinya perusahaan yang mengajukan bangkrut, bisa juga meminta restrukturisasi kredit/utang.
ADVERTISEMENT
Dikutip S&P Global Market Intelligence, sepanjang Januari-April 2023 saja, total sudah 236 perusahaan yang mengajukan bangkrut. Jumlah itu merupakan rekor tertinggi sejak 2011. Sementara di 2010, dalam empat bulan pertama ada 325 perusahaan yang mengajukan bangkrut.
Yang terbaru mengajukan kebangkrutan pada 23 April 2023 lalu, adalah perusahaan ritel Bed Bath & Beyond Inc. Peritel aneka perabot, interior, dan perlengkapan rumah tangga itu sebelumnya telah menutup seluruh gerai mereka di Kanada.
Menyisakan sejumlah toko di AS dan Meksiko, Bed Bath & Beyond Inc terus mencatatkan kerugian dan berharap ada investor baru untuk memenuhi utang-utangnya ke pihak ketiga.
Masih dari S&P Global Market Intelligence, sektor bisnis yang paling banyak mengajukan bangkrut di sepanjang Januari-April 2023 adalah perusahaan ritel. Yang cukup menonjol selain Bed Bath & Beyond, adalah perusahaan gaun pernikahan David's Bridal LLC.
ADVERTISEMENT
Salah satu masalah fundamental ekonomi AS saat ini adalah tingginya suku bunga bank dan inflasi. Hal itu paling menekan daya beli masyarakat. Jika kondisi tersebut tak membaik, bukan tak mungkin AS akhirnya akan masuk perangkap resesi, yakni ketika pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut.