Aset KAI hingga PTPN Bisa Jadi Lahan untuk Program 3 Juta Rumah

23 April 2025 6:47 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Menteri PKP Maruarar Sirait dengan Menteri BUMN Erick Thohir, Komisaris BCA Jahja Setiaatmadja, Komisioner BP Tapera, dan Asosiasi Pengembang, Selasa (22/4/2025). Foto:  Fariza/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Menteri PKP Maruarar Sirait dengan Menteri BUMN Erick Thohir, Komisaris BCA Jahja Setiaatmadja, Komisioner BP Tapera, dan Asosiasi Pengembang, Selasa (22/4/2025). Foto: Fariza/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait bersama Menteri BUMN Erick Thohir sedang mendata aset-aset BUMN yang idle atau yang belum dimanfaatkan secara maksimal, bisa dijadikan lahan untuk program 3 juta rumah.
ADVERTISEMENT
Ara, sapaan akrab Maruarar, mengatakan pengumpulan data lokasi aset BUMN yang bisa digunakan untuk permukiman tersebut sudah dilakukan sejak 3 bulan lalu.
Beberapa aset BUMN yang telah teridentifikasi misalnya milik PT Kereta Api Indonesia (KAI), Perum Perumnas, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), hingga PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
"Lokasi-lokasi yang dimiliki BUMN kalau enggak salah itu ada dari Kereta Api, dari Pelindo, sama Perumnas. Dia akan mengundang nanti Awal Mei supaya ada persiapan dari para pengembang untuk konsultasi," jelas Ara kepada wartawan di Menara Mandiri, Selasa (22/4).
Ilustrasi KAI. Foto: Dok. KAI
Sementara itu, Erick memastikan Kementerian BUMN akan mendukung berbagai terobosan terkait salah satu program strategis Presiden Prabowo Subianto tersebut, termasuk dari sisi pemanfaatan aset BUMN.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana melihat aset-aset BUMN yang memang belum maksimal, kita maksimalkan dan itu bukan sesuatu yang maksudnya sulit dilakukan, tinggal memang tadi secara koordinasinya mesti dieratkan," tutur Erick.
Erick tidak menyebutkan dengan rinci daftar aset BUMN yang belum dimanfaatkan secara maksimal alias lahan idle tersebut, baik itu dari sisi jumlah aset maupun luasan lahannya.
"Tadi disampaikan ada Kereta Api, Perumnas, bahkan PTPN. Tetapi yang penting yang tadi disampaikan Pak Ara Bahwa klasifikasi dari market itu juga menentukan titik dari pembangunan tersebut," ujar Erick.
Dia mencontohkan, aset yang berada di lokasi strategis seperti di tengah perkotaan tentu daya belinya akan lebih tinggi. Sama halnya terkait pertimbangan jarak lokasi aset dengan transportasi publik.
ADVERTISEMENT
"Kalau beberapa akses yang dekat dengan jalur kereta api, itu juga bisa memudahkan untuk orang membeli daripada perumahan itu, karena ada penopang yang namanya transportasi publik," ungkap Erick.
Erick memastikan pemetaan aset-aset BUMN yang idle untuk mendukung program 3 juta rumah tersebut akan tetap menyesuaikan kebutuhan atau permintaan pasar.
"Kenapa peta itu mesti penting, karena belum tentu di satu titik dan lainnya itu bisa disamakan target marketnya. Nah ini yang makanya tadi saya mendukung pemetaan dan transparasi bagaimana aset-aset ini bisa dimaksimalkan," tutur Erick.