Bali Ingin Mandiri Listrik, Apa Bisa?

26 Juni 2019 23:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menengok PLTD/G Pesanggaran di Denpasar, Bali. Foto: Wiji Nurhayat/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menengok PLTD/G Pesanggaran di Denpasar, Bali. Foto: Wiji Nurhayat/kumparan
ADVERTISEMENT
Provinsi Bali menginginkan mereka bisa mandiri alias mampu memenuhi sendiri kebutuhan akan listrik. Kondisi saat ini, hampir separuh kebutuhan listrik Bali disuplai dari pembangkit di Pulau Jawa melalui kabel bawah laut.
ADVERTISEMENT
“Bali ingin mandiri energi tidak bergantung daerah penyangga,” ungkap Direktur Bisnis Regional Jawa bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Supangkat Iwan Santoso saat diskusi dengan media di PLTDG Pesanggaran, Denpasar, Bali, Rabu (26/6).
Tidak hanya itu, Gubernur Bali I Wayan Koster juga ingin listrik dihasilkan dari pembangkit ramah lingkungan. Misalnya dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Kami rapat dengan gubernur untuk membicarakan bagaimana kelistrikan Bali ke depan. Gubernur Bali minta Bali bersih, pembangkitnya menggunakan energi bersih, misalnya gas,” ucapnya.
Lantas apakah Bali bisa mandiri listrik?
Menengok PLTD/G Pesanggaran di Denpasar, Bali. Foto: Wiji Nurhayat/kumparan
Apabila mengacu pada keinginan I Wayan Koster jawabannya sangat sulit. Pasalnya, Bali sangat sedikit memiliki potensi energi bersih dan terbarukan seperti air dan panas bumi. Justru kedua sumber energi terbarukan tersebut paling banyak di Jawa dengan potensi masing-masing 78 ribu MW dan 28 ribu MW.
ADVERTISEMENT
Sumber daya yang ada hanya PLTS. Tapi harus butuh investasi besar.
“Bali ini air kecil sekali. Mungkin yang ada solar (PLTS). Solar bisa saja dikembangkan di Bali sampai 100 MW tapi harus sediakan pembangkitnya yang besar atau buat storage baterai,” sebutnya.
Untuk saat ini, penyediaan listrik di Bali memang paling efisien disuplai dari pembangkit yang ada di Jawa. Rata-rata jumlah listrik yang disuplai ke Bali dari Jawa mencapai 340 MW.
Menengok PLTD/G Pesanggaran di Denpasar, Bali. Foto: Wiji Nurhayat/kumparan
“Kalau mau mandiri sepenuhnya juga tidak efisien dan efektif karena sangat dekat dengan Jawa. Maka yang paling bagus interkoneksi,” ujarnya.
Listrik Bali Masih Bergantung Jawa
Provinsi Bali memang memiliki pembangkit listrik. Hanya saja jumlah listrik yang dihasilkan mepet dengan angka kebutuhan.
ADVERTISEMENT
Bali memiliki daya listrik sekitar 1.274 MW dari sejumlah pemasok. Kondisi kelistrikan tersebut didapat dari PLTU Celukan Bawang sebesar 380 MW, PLTG Pesanggaran 344 MW, PLTG Gilimanuk 130 MW, dan PLTU Pemaron 80 MW. Sebanyak 340 MW berasal dari transmisi kabel bawah laut dari Jawa menuju Bali.
Sementara itu, beban puncak listrik di Bali tercatat 902 MW. Tahun ini diprediksi bisa tembus 932 MW. Adapun jumlah pelanggan PLN mencapai lebih dari 1,4 juta. Hingga Mei, pertumbuhan listrik di Bali mencapai 7,89 persen dengan pertumbuhan konsumsi listrik mencapai 172.830 MWH.
“Kami akui Bali itu dengan konsep kesatuan Jawa Bali sama dengan Madura yang bergantung dengan Jawa,” timpal General Manager PLN Distribusi Bali, Nyoman Suwarjoni.
Menengok PLTD/G Pesanggaran di Denpasar, Bali. Foto: Wiji Nurhayat/kumparan
Lalu, ke depannya Pemprov Bali juga meminta proyek Jawa Bali Connection dilanjutkan. Proyek ini akan memperkuat kondisi ke-listrik=an Bali lewat koneksi dengan Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Nilai investasi dari proyek ini diklaim sangat besar dari proyek sebelumnya yang batal dibangun yaitu Jawa Bali Crossing (JBC).
“Mudah-mudahan di 2020 proyek sudah bisa dilelang. Sehingga operasional bisa dilaksanakan pada 2024,” sebutnya.