Bangun 770 Sekolah Rusak di Lombok, Kemendikbud Siapkan Rp 192 Miliar

30 Agustus 2018 13:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pengungsian Gempa di Lombok (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pengungsian Gempa di Lombok (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pada masa tanggap darurat bencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menggelontorkan Rp 5,7 miliar agar kegiatan belajar mengajar siswa tetap berjalan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan Kemendikbud, gempa Lombok merusak 3.691 ruang kelas yang ada di 770 sekolah di 10 daerah. Akibatnya, sebanyak 145 ribu siswa berbagai jenjang terganggu dalam memperoleh pelayanan pendidikan.
“Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kami tekankan sebisa mungkin dijalankan,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad kepada kumparan, Kamis (30/8).
Warga Lombok Utara membersihkan reruntuhan bangunan. (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Lombok Utara membersihkan reruntuhan bangunan. (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
Dia menjelaskan, KBM di sekolah yang sarana prasarananya tidak rusak tetap dijalankan seperti biasa. Sementara untuk sekolah yang alami kerusakan, menurut Hamid, KBM dilaksanakan di tenda darurat yang didesain sebagai kelas.
“Tapi tenda darurat untuk kelas ini hanya sementara ya sifatnya. Sambil menunggu pembangunan kelas darurat selesai,” paparnya.
Dia menerangkan setelah masa tanggap darurat bencana usai, Kemendikbud menyiapkan Rp 192 miliar dari anggaran hasil optimalisasi untuk membangun kembali sekolah. Hal itu dilakukan agar KBM siswa di Lombok kembali nyaman.
ADVERTISEMENT
“Anggaran itu dipakai untuk rehabilitasi ruang kelas, bantuan mebelair, recovery trauma bencana, juga untuk kelas dan tenda darurat semisal masih kurang,” kata Hamid.