Bank Indonesia Diprediksi Masih Tahan Suku Bunga Acuan 3,5 Persen

22 Juli 2021 9:34 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Willy Kurniawan/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: Willy Kurniawan/Reuters
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) diperkirakan bakal mempertahankan BI 7 Day Reserve Repo Rate atau suku bunga acuan di level 3,5 persen. Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan BI belum memiliki kebutuhan untuk menaikkan suku bunga acuan. Apalagi saat ini pemerintah masih menerapkan PPKM Level 4, sehingga keputusan menaikkan suku bunga acuan justru akan menambah tekanan ke perekonomian dan sektor keuangan.
ADVERTISEMENT
“BI juga belum Ada kebutuhan kuat untuk menaikkan suku bunga. Jadi saya perkirakan BI akan mempertahankan suku bunga di 3,5 persen, belum akan menaikkan suku bunga acuan. Kalau turun sudah tidak mungkin,” ujar Piter kepada kumparan, Kamis (22/7).
Senior Vice President-Economist PermataBank Josua Pardede juga memperkirakan Bank Indonesia akan kembali mempertahankan BI7DRR pada level 3,5 persen. Mengingat suku bunga acuan BI saat ini masih konsisten dalam menjangkau ekspektasi inflasi dan menjaga stabilitas rupiah.
“Upaya dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah perlu didukung dengan mempertahankan suku bunga acuan BI tetap di level 3,5 persen di mana diharapkan tetap mendukung pemulihan ekonomi dan disaat bersamaan menjaga stabilitas perekonomian,” ujarnya.
Senada, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan BI juga perlu untuk mempertahankan suku bunga acuan.
ADVERTISEMENT
Menurut Riefky, PPKM Level 4 ini sebagai upaya untuk meredam peningkatan infeksi COVID-19 akan berdampak pada pemulihan ekonomi yang kemungkinan akan tertunda. Namun di sisi lain pemulihan ekonomi tidak akan terjadi tanpa adanya masyarakat yang sehat.
Riefky mengatakan biasanya penurunan suku bunga merupakan alat utama yang diterapkan oleh bank sentral selama periode inflasi rendah. Namun hal tersebut akan sia-sia apabila dilakukan saat ini karena sisi penawaran masih redup di masa meningkatnya COVID-19.
“Dengan demikian kami melihat bahwa BI perlu mempertahankan suku bunga acuan di 3,5 persen pada Juli 2021. Menjaga nilai tukar dan stabilitas keuangan di masa ketidakpastian krisis COVID-19 harus menjadi prioritas utama bank sentral,” tandasnya.