Bank Indonesia Sudah Beli SBN Rp 124 T untuk Bantu Biayai APBN

22 Juli 2021 18:30 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut hingga 19 Juli 2021, lembaganya sudah membeli Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 124,13 triliun. Pembelian SBN terus dilakukan untuk membiayai APBN di tengah penanganan pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Rinciannya, Rp 48,67 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp 75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO).
"Bank Indonesia melanjutkan pembelian SBN di pasar perdana sebagai bagian dari sinergi kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah untuk pendanaan APBN 2021," kata dia dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (22/7).
Selain SBN, BI juga menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp 101,10 triliun hingga 19 Juni 2021. Menurut dia, kondisi likuiditas tetap longgar didorong kebijakan moneter yang akomodatif dan dampak sinergi BI dengan pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Dengan ekspansi moneter tersebut, kondisi likuiditas perbankan sangat longgar, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni 32,95 persen dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 11,28 persen secara year on year( yoy).
ADVERTISEMENT
Perry menjelaskan, likuiditas perekonomian juga meningkat, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh meningkat masing-masing sebesar 17,0 persen secara yoy dan 11,4 persen (yoy) pada Juni 2021. Menurutnya, pertumbuhan uang beredar terutama ditopang ekspansi otoritas yang meningkat dan kredit perbankan yang mulai positif.
"Ke depan, membaiknya aktivitas kredit diharapkan dapat lebih meningkatkan peran ekspansi likuiditas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kecepatan perputaran uang di ekonomi (velositas)," terang dia.