Berita Populer: AS-China Saling Tuding soal Corona hingga PNS Nekat Mudik

25 Mei 2020 7:04 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kepolisian mengarahkan calon pemudik yang terjaring razia penyekatan di Pintu Tol Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/5). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kepolisian mengarahkan calon pemudik yang terjaring razia penyekatan di Pintu Tol Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/5). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Sepanjang hari Minggu (24/5) atau tepat pada Lebaran hari pertama, kumparanBisnis tetap menyajikan kabar yang menarik. Berita mengenai AS dan China yang menuding soal virus corona menyita perhatian publik.
ADVERTISEMENT
Informasi itu menjadi salah satu berita populer sehari kemarin. Selain itu, informasi mengenai sanksi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang nekat mudik saat ada larangan juga ramai dibicarakan. Kabar tersebut dilengkapi dengan nasihat Warren Buffet mengenai investasi.
Berikut ini selengkapnya:
AS - China Saling Tuding soal Corona, Saham Asia Berguguran
Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Jumat (22/5) ditutup hancur lebur. Semua bursa besar di kawasan Benua Kuning babak belur. Kondisi ini terjadi karena adanya sentimen negatif memanasnya hubungan Amerika Serikat (AS) dan China.
Penurunan terbesar di bursa saham kawasan Asia terjadi di Hong Kong. Dikutip dari CNN International, Minggu (24/5) Indeks Hang Seng Hong Kong (HSI) turun hampir 5,6 persen pada penutupan perdagangan Jumat lalu. Penurunan indeks tersebut merupakan kinerja terburuk Hang Seng sejak Juli 2015.
ADVERTISEMENT
“Ancaman yang sangat nyata sekarang, adalah kembalinya protes massa ke jalan-jalan Hong Kong, penurunan status perdagangan dengan AS, dan berpotensi keluarnya perusahaan-perusahaan besar,” ujar analis pasar senior untuk Asia Pasifik di Oanda, Jeffrey Halley.
Selain itu para pelaku pasar khawatir bahwa Cina dan Amerika Serikat akan terlibat dalam babak baru perang dagang.
Bursa saham kawasan Asia juga tercatat mengalami penurunan. Indeks Nikkei 225 Jepang (N225) ditutup turun 0,8 persen sementara Kospi Korea Selatan (KOSPI) turun 1,4 persen. Shanghai Composite (SHCOMP) China turun hampir 1,9 persen.
Begitu juga saham-saham Eropa yang ikut mengalami kejatuhan. DAX Jerman (DAX) turun 0,9 persen, sementara CAC 40 Prancis (CAC40) turun 0,8 persen dan FTSE 100 (UKX) kehilangan 1,5 persen. Harga minyak juga terpantau merosot. Harga minyak mentah Brent, turun 5,2 persen menjadi USD 34,18 per barel.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) bertemu dengan Presiden China Xi Jinping (kanan) pada pertemuan bilateral di KTT G20 di Osaka, Jepang. Foto: REUTERS / Kevin Lamarque
Saham berjangka AS juga tercatat lebih rendah. Indeks S&P 500 (SPX) turun 0,6 persen sedangkan Dow (INDU) dan Nasdaq (COMP) keduanya turun 0,7 persen.
ADVERTISEMENT
PNS Nekat Mudik Lebaran Saat Masa WFH, Bagaimana Sanksinya?
Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 14/SE/V/2020 tentang Pelaporan Keberadaan dan Pembatasan Kegiatan Bepergian ke Luar Daerah dan/atau Mudik Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan BKN Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Virus Corona.
Berdasarkan laman bkn.go.id, SE tersebut dikeluarkan sebagai pedoman dalam melakukan penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS yang melanggar.
Dalam SE ini ditegaskan bagi setiap pimpinan unit kerja melakukan pengawasan atau pemantauan terhadap keberadaan PNS pada saat libur nasional hari raya idul fitri. Pemantauan tersebut harus dilaporkan secara berjenjang pada setiap unit kerja.
Jika PNS melanggar sebagaimana dimaksud dalam SE ini, maka akan diberlakukan penegakan disiplin sesuai dengan kategori dan penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana diatur pada SE Kepala BKN Nomor 11/SE/IV/2020 tanggal 24 April 2020 tentang Pedoman Penjatuhan Hukuman Disiplin bagi ASN yang Melakukan Kegiatan Bepergian ke Luar Daerah dan atau Kegiatan Mudik pada Masa Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dalam aturan tersebut, ASN atau PNS tak boleh mudik terhitung sejak 30 Maret 2020 sesuai dengan SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2020. PNS yang ketahuan dan terbukti melanggar akan dikenakan sanksi mulai dari ringan hingga berat.
Untuk memastikan tak ada PNS atau ASN yang nakal, Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dan pimpinan satuan kerja harus memantau terus pergerakan bawahannya. Bahkan harus melaporkan keberadaan mereka dalam aplikasi berbagi lokasi (share location).
Pengumpulan data ini diperlukan untuk menjadi dasar PPK memberikan sanksi jika ketahuan melanggar.
Adapun tata cara pemberian sanksi mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 mengenai PNS. Dalam aturan tersebut, PNS yang diduga melanggar diberikan surat pemanggilan hingga dua kali, diperiksa, hingga keputusan akhir pemberian sanksi.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, ada pengecualian bagi PNS yang tengah sakit selama masa pelarangan mudik ini. Mereka boleh mengajukan cuti karena alasan yang penting. Pengecualian ini juga berlaku pada anak dan istri si PNS jika sakit. Jika pengajuan cuti disetujui oleh atasannya, maka PNS tersebut boleh keluar daerah untuk berobat dan terbebas dari sanksi.
Sedangkan PNS yang sudah terlanjur mudik sebelum 30 Maret 2020 yang merupakan tanggal penetapan larangan bepergian bagi PNS dalam Surat Edaran MenPANRB yang pertama, maka si PNS tak akan dikenakan sanksi pelanggaran.
Akan tetapi, PNS tersebut wajib berdiam diri di rumah tersebut. Jika ketahuan dia bepergian di kampung halamannya, bisa dikenakan sanksi disiplin.
Nasihat Warren Buffet Agar Investasi Cuan
Warren Buffett Foto: Reuters
Legenda investor Warren Buffett memberikan tips kepada masyarakat yang mulai berinvestasi. Ia menyarankan agar tetap sederhana dan mempercayai dana indeks ketika datang untuk menginvestasikan uang.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak berpikir kebanyakan orang berada dalam posisi untuk memilih saham tunggal," katanya dalam pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway, yang diadakan hampir tahun ini dari Omaha, Nebraska, dilansir dari CNBC, Minggu (24/5).
“Beberapa, mungkin, tetapi secara seimbang, saya pikir orang-orang jauh lebih baik membeli penampang Amerika dan hanya melupakannya."
Dengan kata lain untuk beli dana indeks berbiaya rendah, Warren Buffett merekomendasikan S&P 500 yang menampung 500 perusahaan terbesar di AS, dari Google ke Disney hingga ExxonMobil dan tahan untuk jangka waktu yang lama.
Menggunakan dana indeks adalah strategi investasi pasif yang memungkinkan untuk mengambil keuntungan dari keberhasilan perusahaan besar tanpa risiko yang terkait dengan pembelian saham individu. Hampir tidak mungkin bagi investor rata-rata untuk secara konsisten memilih saham yang tepat untuk mengalahkan pasar.
ADVERTISEMENT
Studi menunjukkan lebih baik memiliki seluruh pasar dengan dana indeks berbiaya rendah. Ini juga menghilangkan risiko perusahaan yang signifikan dari saham individu secara drastis berkinerja buruk di pasar.