BI Ramal Current Account Masih Defisit di 2024, Target Jokowi Meleset

9 Desember 2019 11:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi di acara Peresmian Pengeluaran dan Pengedaran Uang Baru di Bank Indonesia, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi di acara Peresmian Pengeluaran dan Pengedaran Uang Baru di Bank Indonesia, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memproyeksi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) masih akan terjadi hingga beberapa tahun ke depan. Bahkan di 2024, bank sentral memprediksi CAD sekitar 2,3-2,8 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
ADVERTISEMENT
Padahal Presiden Jokowi beberapa waktu lalu dalam pertemuan dengan sejumlah pelaku usaha hingga bankir, memprediksi persoalan CAD akan selesai hingga empat tahun ke depan atau pada 2023.
Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi Makro BI, Endy Dwi Tjahjono memprediksi CAD selama tahun ini sebesar 2,7 persen terhadap PDB. Angka ini mengecil dibandingkan realisasi tahun lalu yang sebesar 2,98 persen dari PDB.
“Kalau dilihat prediksinya, CAD kemarin kita catat USD 7,7 miliar atau 2,7 persen terhadap PDB. Tahun ini keseluruhan barang kali akan lebih baik, di bawah 3 persen, sekitar 2,7 persen terhadap PDB,” ujar Endy saat pelatihan wartawan BI di Labuan Bajo, NTT, Senin (9/12).
Adapun di tahun depan, BI memprediksi CAD akan di kisaran 2,5-3 persen terhadap PDB, mengecil dibandingkan proyeksi tahun ini. Sementara di 2024, BI memproyeksi CAD sebesar 2,3-2,8 persen terhadap PDB.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Makro BI, Endy Dwi Tjahjono. Foto: Dok. BI
Endy menjelaskan, sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah diharapkan dapat mendorong perbaikan defisit current account. Utamanya terkait perbaikan impor melalui penggunaan biodiesel di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
“Kalau sekarang masih biodiesel 20 persen (B20), diharapkan bisa jadi 100 persen biodiesel (B100), maka tidak perlu lagi kita ekspor biodiesel, kita gunakan di sini. Ini diharapkan bisa menggantikan impor BBM,” jelasnya.
Selain itu, penggunaan mobil listrik juga diharapkan bisa memperbaiki CAD. Apalagi bahan baku baterai listrik, seperti nikel dan kobalt bisa dipenuhi di dalam negeri.
“Kalau berhasil dan ke depan beralih ke mobil listrik, Indonesia bisa menjadi pusat produksi dari batu baterai mobil listrik, karena potensi kita sangat besar di sana. Upaya-upaya ini bisa turunkan CAD kita,” katanya.
Sebelumnya, Jokowi berambisi akan menyelesaikan ‘penyakit’ CAD dalam kurun waktu hingga empat tahun ke depan.
Penukaran Uang Dolar dan Rupiah Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Yang berpuluh-puluh tahun yang kita enggak bisa selesaikan yaitu menurunkan CAD. Enggak pernah selesai. Tapi saya yakin dengan transformasi ekonomi yang kita kerjakan, saya yakin bisa menyelesaikan dalam waktu 3 sampai 4 tahun," ujar Jokowi dalam acara Kompas 100 CEO Forum di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (28/11).
ADVERTISEMENT
Jokowi mengungkapkan jurus andalannya untuk menekan defisit current account. Salah satunya ialah mengoptimalkan pengolahan hasil sawit yaitu menjadi biodiesel di dalam negeri.
"Kita produksi CPO kita jadi biodiesel sendiri, sekarang sudah B20, kemudian B30 terus B50 hingga B100. Artinya CPO kita gunakan sendiri," tuturnya.