Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) di kuartal III 2019 sebesar USD 7,7 miliar atau 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
ADVERTISEMENT
Angka ini mengecil dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai USD 8,2 miliar atau 2,93 persen dari PDB.
Data kuartal II 2019 tersebut pun dikoreksi oleh BI. Dalam laporan sebelumnya, CAD di kuartal II 2019 mencapai USD 8,4 miliar atau 3,04 persen dari PDB.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko, mengatakan membaiknya CAD ditopang oleh menurunnya neraca perdagangan migas selama kuartal III 2019.
"Perbaikan kinerja neraca transaksi berjalan terutama ditopang meningkatnya surplus neraca perdagangan barang, sejalan dengan menurunnya defisit neraca perdagangan migas di tengah surplus neraca perdagangan nonmigas yang stabil," kata Onny dalam keterangan resmi, Jumat (8/11).
Membaiknya defisit neraca perdagangan migas dipengaruhi impor migas yang menurun, sejalan dengan dampak positif kebijakan pengendalian impor, misalnya program B20.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat stabil di tengah perekonomian dunia yang melambat dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun.
"Defisit neraca transaksi berjalan yang membaik juga didukung penurunan defisit neraca pendapatan primer akibat lebih rendahnya repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri," jelasnya.
Secara rinci, neraca pembayaran Indonesia pada kuartal III 2019 mencatatkan defisit USD 46 juta. Angka ini juga jauh mengecil dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencatatkan defisit hingga USD 2 miliar.
Sementara transaksi modal dan finansial pada kuartal II 2019 mencatatkan surplus USD 7,6 miliar, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya surplus USD 6,5 miliar.
Peningkatan surplus transaksi modal dan finansial terutama didukung membaiknya kinerja investasi portofolio, seiring meningkatnya aliran masuk modal asing pada aset keuangan domestik.
ADVERTISEMENT
Ke depan, otoritas moneter memperkirakan defisit transaksi berjalan akan tetap berada di kisaran 2,5-3,0 persen terhadap PDB serta aliran modal asing yang akan tetap tinggi.
"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk berupaya mendorong peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA)," Onny menambahkan.