Biden atau Trump yang Menang, Kadin Akan Tetap Kerja Sama dengan AS

15 Juli 2024 15:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pedagangan Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid saat konferensi pers pembentukan satgas impor, Selasa (9/7/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pedagangan Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid saat konferensi pers pembentukan satgas impor, Selasa (9/7/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ikut berpendapat soal pergolakan politik Amerika Serikat (AS) menjelang Pilpres yang diwarnai dengan upaya pembunuhan terhadap Donald Trump saat kampanye di Pennsylvania, Jumat (13/7), waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan terlepas dari siapa kandidat yang menang, apakah Joe Biden atau Donald Trump, pengusaha Indonesia akan tetap bekerja sama dengan AS.
"Buat kita mau Biden menang, Trump menang, Democratic atau Republican, kita akan tetap bekerja sama dengan AS, karena jelas kita menganut politik bebas aktif," ujarnya saat konferensi pers, Senin (15/7).
Arsjad mengatakan, Kadin merupakan entitas pelaku usaha, bukan politisi maupun pemerintah, sehingga tetap akan berhubungan dengan dunia usaha negara manapun. Contohnya, dengan Myanmar yang juga memiliki gejolak politik.
"Kita terus berhubungan dengan para pengusaha sana soalnya bukan dosa mereka kan, jadi kita fokus terhadap dunia usahanya, apapun yang terjadi di negara manapun ya dagang itu bisa jalan terus," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Shinta Kamdani menjelaskan peran Kadin khusus menjembatani atau memfasilitasi pengusaha Indonesia dengan luar negeri, salah satunya bersama AS.
Kandidat presiden dari Partai Republik sekaligus mantan Presiden Donald Trump, dikelilingi oleh agen Dinas Rahasia AS saat terjadi penembakan dalam kampanye di Butler, Pennyslvania, Sabtu, 13 Juli 2024. Foto: Evan Vucci/AP
Shinta membeberkan perbedaan tendensi kerja sama Biden dan Trump dengan Indonesia. Pertama, Biden memiliki kecenderungan mengajak kerja sama dengan Indonesia secara regional. Contohnya melalui pembentukan Indo Pacific Economic Framework (IPEF) yang mewadahi negara-negara Asia Pasifik.
IPEF, kata Shinta, baru saja menyelesaikan pembahasan di 4 area, yaitu supply chain, perdagangan, digitalisasi, ekonomi hijau, dan intelectual property.
"Bedanya, kalau Biden dari konteks ini secara regional, seperti IPEF itu kan regional," tuturnya.
Berbeda dengan Biden, Shinta menilai pemerintahan Trump lebih pragmatis, sehingga kerja sama ekonomi dengan Indonesia biasanya bersifat langsung atau bilateral.
ADVERTISEMENT
"Kalau Trump dia spesifik karena dia sangat pragmatis pengalaman kita yang lalu, dan dealnya itu bisa lebih langsung atau transactional, walaupun itu sangat kental dengan kepentingan AS," jelasnya.
Shinta mencontohkan hasil kerja sama Indonesia bersama AS saat Trump menjabat yaitu Limited Trade Deals untuk spesifik di beberapa sektor atau area. Contohnya, Indonesia bisa mengekspor tekstil, di sisi lain bisa mengimpor kapas atau katun dari AS.
Presiden Joe Biden menyampaikan pidato dari Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, Amerika Serikat, Minggu (14/7/2024). Foto: Erin Schaff/Pool via REUTERS
Pasalnya, lanjut dia, tidak mudah bagi Indonesia menciptakan Free Trade Agreement (FTA) maupun Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) bersama AS. Dengan begitu, dia berharap agar kerja sama ini bisa berlanjut, jika Trump memenangkan Pilpres mendatang.
"Tapi yang jelas kita sudah mulai dengan Limited Trade deals yang kita harapkan kalau Trump jadi terus ini bisa didorong," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau Trump orangnya pragmatis kita bisa lebih transaksional, tapi betul kalau fokusnya Kadin adalah jelas di bidang ekonomi," pungkas Shinta.