Bos BI Sebut Teknologi Bisa Untungkan Petani dan Kendalikan Inflasi

25 Juli 2019 11:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di kantor Bank Indonesia. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di kantor Bank Indonesia. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) bersama dengan pemerintah pusat maupun daerah terus berkomitmen untuk menjaga laju inflasi. Adapun selama tahun ini laju inflasi ditargetkan sebesar 3,5 plus minus 1 persen.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan setidaknya ada tiga hal yang menjadi kunci untuk mengendalikan inflasi, utamanya adalah inovasi dalam penggunaan tekonologi digital. Menurutnya, teknologi dapat memutus panjangnya mata rantai perdagangan dari petani ke konsumen dan akan menguntungkan petani.
"Dengan inovasi di teknologi ini, mata rantai dari petani sampai konsumen dipendekkan, sehingga manfaat lebih banyak dan nilai tambah akan ke petani, bukan pedagang," ujar Perry dalam rakor nasional Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (25/7).
Tak hanya itu, dengan inovasi dan teknologi juga membuka ruang model bisnis perdagangan antardaerah. Sehingga distribusi barang antardaerah diharapkan bisa semakin lancar.
Teknologi facial recognition di T4 Bandara Changi. Foto: REUTERS/Thomas White
"Pedagang antardaerah mulai tumbuh dan ini bisa diperluas ke daerah lain dengan mengoptimalkan lembaga ekonomi di pedesaan maupun usaha milik daerah," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Terakhir yang tak kalah penting adalah sinergi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mengendalikan inflasi. "Sinergi dalam memperkuat infrastruktur, terutama kelancaran distribusi pangan yang masih harus kita tingkatkan, terutama wilayah Luar Jawa" tambahnya.
Adapun laju inflasi secara nasional di Juni 2019 sebesar 0,55 persen secara bulanan (mtm) dan 3,28 persen secara tahunan (yoy). Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 0,59 persen (mtm) dan 3,12 persen (yoy).