Bos PTPN III Dolly Pulungan, Ternoda Suap saat Urusi 'Tanaman Suci'

4 September 2019 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut PTPN III, Dolly Pulungan. Foto: Instagram/@dpulungan_ptpn
zoom-in-whitePerbesar
Dirut PTPN III, Dolly Pulungan. Foto: Instagram/@dpulungan_ptpn
ADVERTISEMENT
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, Dolly P. Pulungan dan Direktur Pemasaran, I Kadek K. Laksana, sebagai tersangka suap.
ADVERTISEMENT
Kadek ditangkap pada Senin (2/9). sementara Dolly menyerahkan diri pada Rabu (4/9).
KPK menduga keduanya menerima suap sebesar 345.000 dolar Singapura atau sekitar Rp 3,5 miliar dari pemilik PT Fajar Mulia Transindo, Pieko Nyotosetiadi. PT Fajar Mulia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi gula.
"Pada penetapan harga gula tersebut, harga gula disepakati oleh tiga komponen yaitu PTPN III, pengusaha gula PNO (Pieko Nyotosetiadi), dan ASB (Arum Sabil) selaku Ketua Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia (APTRI)," ujar Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif di kantornya, Selasa (3/9).
Penetapan harga gula itu diperlukan sebagai acuan harga gula impor. Syarif menjelaskan, PT Fajar Mulia Transindo menjadi pemegang kontrak impor gula jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Bisnis gula dan tebu, memang menjadi salah satu usaha PTPN III. Dolly bahkan menyebut tebu sebagai ‘holy plant’ alias tanaman suci. “Dari A sampai Z terkait produk turunannya, semuanya laku,” katanya sekali waktu.
Petani memanen tebu di Sidoarjo Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Menurutnya, hampir semua bagian tebu bisa dimanfaatkan. Mulai dari daunnya, batangnya bisa diperas, hingga ampasnya bisa jadi bahan bakar (bioetanol). Obsesi Dolly adalah membangun industri yang bisa mengolah produk sampingan tebu.
Dengan begitu, harga jual gula ke masyarakat bisa murah. Tapi pada sisi lain, petani dan perkebunan tebu bisa tetap meraih pendapatan yang tinggi.
Dolly yang kelahiran Surabaya, 56 tahun lalu, dikenal sebagai orang kebun. Sebelum menduduki jabatan Direktur Utama PTPN III, kariernya di bisnis perkebunan sudah cukup panjang. Jabatan orang nomor satu di induk holding BUMN perkebunan itu, diraihnya sejak April 2018.
ADVERTISEMENT
Sebelum itu, dia berturut-turut menjabat Direktur Keuangan PTPN X (2008-2014) dan Direktur Utama PTPN XI (2015-2017) yang banyak mengelola kebun tebu. Tapi kemudian sempat keluar dari BUMN perkebunan dan beralih menjabat Dirut PT Berdikari (2017) dan PT Garam (2017).
Dolly Pulungan (Kiri) saat menerima SK pengangkatan sebagai Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III dari Deputi Kementerian BUMN Bidang Agro Industri, Wahyu Kuncoro. Foto: Dok. Kementerian BUMN
Dia kembali ke perkebunan pada September 2017, saat diangkat sebagai Direktur Utama PTPN VII, menggantikan Andi Wibisono. Lima bulan kemudian, Dolly diangkat jadi Wakil Dirut PTPN III yang diduduki cuma selama 2 bulan.
Di tengah urusan ‘holy plant’ sebagai Dirut PTPN III itulah, Dolly ternoda kasus dugaan suap hingga berurusan dengan KPK.
Saat berita ini diturunkan, Dolly masih menjalani pemeriksaan KPK. Sementara Direktur Pemasaran, I Kadek Laksana, sudah ditahan penyidik.
ADVERTISEMENT
Laksana juga merupakan pejabat karier di BUMN. Sebelumnya, dia pernah menjabat GM Pemasaran dan Logistik di perusahaan pupuk PT Petrokimia Gresik (Persero).