news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BPS: Inflasi Agustus Sebesar 0,12 Persen

2 September 2019 11:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Badan Pusat Statistik (BPS) konferensi pers laju inflasi Juli 2019. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Badan Pusat Statistik (BPS) konferensi pers laju inflasi Juli 2019. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi selama Agustus 2019 sebesar 0,12 persen secara bulanan atau month to month (mtm) dan 3,49 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
ADVERTISEMENT
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan bulan sebelummya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,31 persen (mtm) dan 3,32 persen (yoy).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dari 82 kota yang dipantau, sebanyak 44 kota yang mengalami inflasi dan 38 kota yang mengalami deflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Kota Kudus sebesar 0,82 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Tasikmalaya, Madiun, dan Parepare sebesar 0,04 persen.
Sementara kota yang mengalami deflasi tertinggi berada di Bau-bau sebesar 2,1 persen dan deflasi terendah berada di Tegal dan Palopo sebesar 0,02 persen.
"Inflasi selama Agustus 2019 sebesar 0,12 persen dan tahunannya 3,49 persen. Angka tahunan ini masih terkendali karena target kita 3,5 persen, inflasi di bulan berikutnya yang tinggal empat bulan diharapkan tetap terkendali," ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Senin (2/9).
ADVERTISEMENT
Penyebab utama inflasi selama bulan lalu adalah kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga yang mencapai 1,21 persen dan andilnya terhadap inflasi umum sebesar 0,09 persen.
Sejumlah siswa dan orang tua murid mendaftar seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Suhariyanto bilang, faktor yang menyebabkan tingginya inflasi pendidikan karena adanya Tahun Ajaran Baru di Agustus 2019. Adapun iuran uang sekolah SD memiliki andil ke inflasi sebesar 0,04 persen, uang sekolah SMP-SMA sebesar 0,02 persen, dan uang kuliah 0,01 persen.
"Juli-Agustus biasanya inflasi pendidikan memang mengalami kenaikan, karena itu tahun ajaran baru," jelasnya.
Sementara itu, bahan pangan justru mengalami penurunan harga atau deflasi selama bulan lalu sebesar 0,19 persen dan andilnya -0,06 persen terhadap inflasi. Komoditas yang mengalami deflasi adalah bawang merah, yang andilnya ke inflasi sebesar -0,08 persen. Selain itu tomat sayur juga mengalami deflasi 0,02 persen, daging ayam ras dan buah-buahan deflasi 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, Suharyanto bilang, sejumlah komoditas pangan masih harus diwaspadai. Sebab hingga bulan lalu masih mengalami inflasi.
"Cabai merah andil inflasinya 0,1 persen. Penurunan suplai cabai merah ini karena kemarau panjang, yang menyebabkan kenaikan harga cabai merah di 62 kota. Cabai rawit inflasi 0,07 persen, ikan segar dan kentang inflasi 0,01 persen," kata Suhariyanto.
Cabai rawit dan cabai merah keriting di Pasar Senen, Jakarta (5/11/2018). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Selain bahan makanan, sektor transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga mengalami deflasi 0,55 persen dan andilnya ke inflasi umum sebesar -0,1 persen. Ini disebabkan oleh turunnya tarif tiket pesawat yang menyumbang deflasi 0,11 persen.
"Jadi kebijakan pemerintah untuk menurunkan tarif batas atas khusus penerbangan low cost carrier pada hari dan jam tertentu membuat harga tiket turun, terjadi di 47 kota IHK," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara kelompok lainnya seperti makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau terjadi inflasi 0,26 persen dan memiliki andil ke inflasi sebesar 0,05 persen. Disusul oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang memiliki andil ke inflasi sebesar 0,05 persen.
Kelompok sandang memiliki andil inflasi 0,06 persen, serta kesehatan memiliki andil inflasi 0,09 persen.
Secara keseluruhan, inflasi inti selama Agustus 2019 sebesar 0,43 persen dan andilnya sebesar 0,25 persen. Sementara komponen bergejolak mengalami deflasi 0,25 persen dan andilnya 0,05 persen. Begitu juga dengan harga yang diatur pemerintah yang mengalami deflasi 0,4 persen dan memiliki andil deflasi 0,08 persen.
"Jadi kalau dilihat inflasi inti masih positif, artinya daya beli masyarakat masih tinggi," tambahnya.
ADVERTISEMENT